Sebenarnya, tentu saja ada banyak alasan mengapa pesatnya perkembangan ekonomi Tiongkok terjadi setelah reformasi dan keterbukaan.
Namun salah satu alasan utamanya adalah setelah reformasi dan keterbukaan, Tiongkok memanfaatkan kesenjangan teknologi industri dari negara-negara maju untuk memberikan Tiongkok keuntungan sebagai pendatang baru, untuk mendorong inovasi teknologi berkelanjutan dan peningkatan industri.
Namun faktanya Tiongkok sudah dapat melakukan lebih dari 40 tahun manfaatkan ini.
Sehingga banyak yang bertanya-tanya seberapa besar dan lamanya Tiongkok dapat manfaatkan keungulan ini?
Banyak orang yang sangat pesimis dan mengatakan bahwa jika melihat pasar Jepang di Asia, mereka juga memanfaatkan keunggulan ini untuk mencapai pertumbuhan yang pesat.
Biasanya mereka menggunakannya paling lama 20 atau 30 tahun, Tiongkok sudah menggunakannya lebih dari 40 tahun, masih seberapa besar keuntungannya?
Namun jawaban atas pertanyaan ini bukanlah untuk mengatakan berapa tahun Tiongkok telah memanfaatkan keunggulan ini. Untuk memahami pertanyaan ini adalah dengan mengatakan seberapa jauh teknologi industri Tiongkok  dibandingkan dengan negara-negara maju.
Jika teknologi industrinya sangat kecil, maka keunggulan ini pada dasarnya akan sangat kecil, jika masih terdapat gap yang besar antara teknologi industri kita dengan negara berkembang, tentu keunggulan tersebut akan tetap besar.
Jadi bagaimana mengukur kesenjangan ini? Telah disebutkan sebelumnya bahwa PDB per kapita adalah indikator pengukuran yang baik, karena PDB per kapita mewakili rata-rata tingkat produktivitas tenaga kerja, serta rata-rata tingkat industri dan teknologi.
Maka ada pakar dan pengamat yang menggunakan data terbaru tahun 2019.