Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memahami Peluang dan Tantangan Tiongkok di Pentas Dunia (3)

15 Januari 2024   09:24 Diperbarui: 15 Januari 2024   09:47 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi apa yang diyakini memang benar bahwa Tiongkok saat ini bergantung pada impor teknologi asing di beberapa bidang tertentu, tetapi jika Tiongkok dapat berdagang dengan Tiongkok, mereka dapat membeli teknologinya. Biaya yang dikeluarkan Tiongkok lebih rendah daripada biaya produksi, tetapi juga baik bagi perusahaan, karena ini juga dapat menjadikan sumber keuntungan yang tinggi baginya di pasar terbesar Tiongkok.

Jika AS melarang ekspor teknologi ini ke Tiongkok karena alasan geopolitik, Tiongkok saat ini telah mencapai tahap di mana teknologi apa pun dapat diatasi, karena mereka selama ini bertekad untuk melakukannya dalam tiga sampai lima tahun.(sperti yang diprediksi banyak analis)

Memang benar Tiongkok masih bergantung pada impor teknologi asing di beberapa bidang, tapi kalau bisa berdagang dengan Tiongkok, Tiongkok bisa membeli teknologinya. Biayanya akan lebih rendah bagi Tiongkok, akan lebih rendah biaya produksinya, dan juga lebih murah, itu baik bagi perusahaan lain, karena dengan memanfaatkan pasar terbesar di Tiongkok, bisa menjadi sumber keuntungan yang tinggi.

Dengan asumsi bahwa karena alasan geopolitik, AS melarang ekspor teknologi tersebut ke Tiongkok. Tiongkok saat ini telah mencapai tahap dengan teknologi apa pun yang pasti dapat mengatasi apa yang dikatakan empat tahun lalu dalam tiga hingga lima tahun selama sanksi dijatuhkan.

Kita semua tahu belum lama ini Huawei Mate Pro 60 telah dapat mengatasi hambatan 5G, ini semua membuktikan pernyataan di atas ini benar.

Oleh karena itu, dalam situasi ini, Tiongkok memang harus membayar harga karena telah kena sanksi tercekik lehernya, namun Tiongkok benar-benar terus memantau dan mengiluti teknologi yang saat ini belum tersedia.

Lebih murah untuk membeli bila itu bisa dibelinya. Ini adalah kata-kata Ren Zhengfei (bos Hyawei), dan kecerdasan Ren Zhengfei dan rakyat Tiongkok.

Ketika Tiongkok bisa membeli teknologi-teknologi ini, Tiongkok akan membeli teknologi-teknologi yang harganya lebih murah dibandingkan memproduksinya sendiri, karena teknologi ini lebih murah dan Tiongkok bisa berkembang lebih cepat dan lebih baik. Namun jika tidak dapat membelinya, Tiongkok harus bertekad untuk mengatasinya. Ini adalah poin pertama.

Maka meskipun kena sanksi dan tercekik lehernya, apalagi selama Tiongkok bisa memperodukasinya, kalau dilihat dari pengalaman masa lalu, selama Tiongkok bisa memproduksi, harganya akan lebih murah, begitu murah maka perusahaan yang ada akan keluar dari peredaran. (Seperti teknolog membuat ujung pena yang dulunya dimonopoli Jepang dan Barat, mereka menjual pen ber-merk seperti Pilot, Parker dll dengan harga mahal, tapi kini semua pen menjadi murah).

Faktanya, hal inilah yang dirasakan Qualcomm sendiri, dan bos ASML untuk mesin litografi, juga berpendapat demikian. Dia percaya bahwa ada terlalu banyak orang pintar di Tiongkok, dan lebih baik menjualnya kepada mereka sekarang dan menyelamatkan mereka dari menciptakan. Apabila Tiongkok benar-benar bisa menciptakan, di masa depan, mungkin kita (Qualcomm dan ASML) akan tutup hilang dari peredaran.

Poin kedua apakah Tiongkok sekarang akan sama dengan Jepang pada tahun 1990an....sesudah jaya 30 tahuan kemudian surut... mari kita bahas di tulisan berikutnya... (Bersambung....)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun