Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perbedaan Perlakuan Pertarungan Teknologi antara AS-EU dan AS-Tiongkok

7 Oktober 2023   11:07 Diperbarui: 7 Oktober 2023   11:12 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertarung Teknologi Semikonduktor dan Chip antara AS-UE Sebenarnya Juga Terjadi

Seperti yang kita ketahui bersama, UE adalah sekutu penting AS dan anggota penting Perjanjian Trans-Atlantik, dan untuk masalah internasional mereka berdua sering kali selalu senada.

Namun, ketika ada kepentingan tertentu yang terlibat untuk kepentingan masing-masing, kedua belah pihak segera mengubah wajah mereka dan mulai saling bertarung.

Khususnya di bidang-bidang utama, mereka telah saling memperhitungkan keuntungan masing-masing dan selama ini telah terjerat selama 20 tahun.

Baru-baru ini, Komisi Eropa mengeluarkan pengumuman yang mengatakan bahwa karena raksasa chip AS Intel menyalahgunakan dominasi pasarnya, maka UE memutuskan untuk mengenakan denda sebesar 376 juta euro pada Intel, di permukaan tampaknya tidak lebih dari denda sederhana.

Menangani kasus antimonopoli, karena semua orang tahu bahwa Intel berusaha mendominasi pasar dengan posisi dominannya, dan dihukum seperti ini tidak hanya sekali atau dua kali saja.

Seharusnya tidak ada suara-suara kontroversial, namun menelusuri sejarah kasus ini kita menemukan bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana yang kita duga.

Karena ini terjadi lebih dari 20 tahun yang lalu, dan permainannya melalui tiga tahapan, maka bisa disebut sebagai drama antara Amerika Serikat dan Eropa.

Menurut laporan media terkait, antara November 2002 dan Desember 2006, Intel mencoba menyuap tiga produsen komputer untuk meminta mereka menghentikan atau menunda peluncuran produk yang dilengkapi chip saingannya.

Dan perilaku membatasi saluran penjualan produk ini ditemukan oleh departemen terkait UE. Setelah penyelidikan bertahun-tahun, pada tahun 2009, Komisi Eropa mengenakan denda besar sebesar 1,06 miliar euro kepada Intel.

Ini adalah kejadian tahap pertama. UE menunjukan kekuatannya dengan tindakan, menjadikan Eropa berada di luar Amerika Utara.

Kekuatan penting lainnya yang tidak dapat diabaikan, namun orang AS yang lihai (licik) mana mau menderita kerugian sebesar itu. Di bawah kekuatan dolar, komunitas hukum Eropa telah "mengkhianati" Komisi Eropa. Intel tidak hanya tidak menerima pembatasan yang semestinya, bahkan denda yang sudah dijatuhkan tidak perlu dibayar.

Pada Januari 2022, Pengadilan Umum Uni Eropa di Luksemburg membatalkan keputusan Komisi Eropa tahun 2009 dan membatalkan denda terhadap Intel. Kejadian ini langsung menyadarkan beberapa politisi Eropa dan menyadarkan mereka bahwa Eropa tidak dipandang di mata AS, sama sekali bukalah sekutunya.

Eropa dan EU hanyalah sekedar tempat bermain bagi modal Amerika untuk mendapatkan keuntungan dan sebagai alat untuk melawan Uni Soviet dan Rusia. Oleh karena itu, regulator anti-monopoli UE yang telah disebutkan di awal tulisan ini, akhirnya menjatuhi putusan mengenakan denda hanya sebesar 376 juta euro pada raksasa chip Intel AS.

Meski jumlahnya dua pertiga lebih sedikit dari sebelumnya, setidaknya hasil akhir telah tercapai.

Dari kejadian tersebut terlihat bahwa hubungan AS dan Eropa semakin terbuka seiring dengan perubahan situasi, bahkan tidak menutup kemungkinan kedua belah pihak memiliki perbedaan kepentingan yang berlebihan pada isu-isu besar seperti inflasi dan krisis energi. karena perang Rusia-Ukraina.

Mengenai kemungkinan perpisahan tersebut, ada pandangan serupa di Komisi Eropa. Sentimen anti-Amerika tidak hanya terjadi di negara-negara dunia ketiga. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai sentimen dan suara ketidakpuasan terhadap Amerika juga mulai bermunculan di Eropa.

Bahkan jika sekutu-sekutu Amerika mulai menentang AS, hal ini mungkin berarti bahwa dominasi AS benar-benar akan segera berakhir.

Di masa lalu, bisnis telepon seluler internasional didominasi oleh Apple, Samsung, dan Huawei. Namun, di bawah yurisdiksi jangka panjang Trump dan Biden, situasi internasional sekali lagi kembali ke Samsung, dan era konfrontasi Apple telah berakhir.

Huawei Membuat Terobosan

Sumber: channelnewsasia.com
Sumber: channelnewsasia.com

Namun Huawei tidak diberi waktu untuk memperbaiki diri, mereka mau tidak mau harus menginvestasikan puluhan miliar dolar dalam R&D setiap tahunnya, tapi Huawei akhirnya telah menciptakan "tiga titik(polar)" struktur dunia di bidang sistem operasi yang gagal diblokir oleh Biden. Ponsel baru Huawei telah menyulut api yang berkobar dan memperjelas pola ini dengan lebih jelas.

Dalam sebulan terakhir ini, popularitas Huawei kembali mencapai puncak baru, karena chip Kirin dan ponsel 5G yang dulu dikenal banyak orang akhirnya kembali hadir.

Hal yang familiar namun juga agak aneh adalah setelah tiga putaran sanksi yang dilancarkan Biden, produk-produk teknologi tinggi Huawei ini telah sepenuhnya menghilangkan ketergantungan mereka pada teknologi AS.

Ini tidak ada hubungannya dengan Qualcomm dan TSMC. Chip performa tinggi 7nm akhirnya diukir dengan "CN" (China). Namun menurut analisis para ahli, mungkin sistem Hongmeng-lah yang benar-benar akan membawa Huawei ke periode ledakan berikutnya.

Jangkauannya sebenarnya akan lebih luas dibandingkan jumlah ponsel yang terjual atau jumlah mobil yang diproduksi.

Hongmeng OS telah mencapai hasil besar dalam dua tahun yang menentukan lanskap teknologi. Setelah rilis terbaru Huawei, akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada Android dan mencapai terobosan dari 0 ke 1.

Sistem operasi sebelumnya sepertinya telah menjadi beban berat bagi Huawei. Mereka tidak mengetahui apakah Pedang Damocles akan jatuh, bagaimana jatuhnya, dan kapan akan jatuh.

Karena sistem operasi global selalu didominasi oleh Apple iOS dan Google Android, kedua raksasa tersebut menguasai 99% pangsa pasar.

Menyusul pembatasan AS, Google secara aktif berhenti menyediakan layanan GMS ke ponsel Huawei. AS benar-benar menginginkan mengubah ponsel domestik Tiongkok menjadi "batu bata" (barang rongsokan)

Sanksi putaran ketiga Biden telah membuat perusahaan teknologi Tiongkok tidak lagi memiliki ilusi. Huawei bersiap menghadapi bahaya di masa krisis untuk memperbaiki celah dalam industri teknologi Tiongkok, dan meluncurkan layanan HMS (Huawei Mobile Services)* sistem operasi Hongmeng yang dikembangkan secara independen.

* HMS Core adalah kumpulan alat yang dibuat untuk mitra dan pengembang aplikasi Huawei guna menciptakan pengalaman unik dan baru yang memanfaatkan kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak sepenuhnya yang ditawarkan perangkat Huawei.

Huawei telah bangkit dari lumpur sanksi teknologi, simetri garis teknisnya tidak "elegan", dan tidak memiliki teknologi fiksi ilmiah yang memukau.

Versi pertama Hongmeng secara diolok-olok dikatakan seperti "WeChat applet", dan tanggung jawab atas Hongmeng sudah sangat besar sejak awal. Tidak cukup "elegan" tetapi lebih membumi, meskipun pada dasarnya masih ada kekurangan di dalamnya.

Namun bagaimana pun ini masih menjadi OS domestik (Tiongkok) pertama yang menggunakan komponen sumber terbuka untuk menyatukan ekosistem asli yang mandiri (independen).

Dari 1.0 hingga 4.0, Hongmeng telah ditolak oleh sejumlah besar produsen ponsel, tetapi mereka mengambil jalur intervensi yang berbeda. Sejumlah besar produk hanya dapat digunakan di rumah tangga dan mobil, tapi telah melampaui angka 240 juta, sehingga memberikan manfaat penuh bagi keunggulan IoT Huawei.

Mengandalkan daya tarik kolektif para pakar komputasi dalam negeri, akademisi, dan media pusat (Tiongkok), jumlah pengguna Hongmeng di pasar konsumen Tiongkok telah melampaui 300 juta.

Dobrakan Hongmeng

Berkat upaya masyarakat Tiongkok, Hongmeng telah menjadi sistem operasi seluler terbesar ketiga di dunia setelah Android dan iOS. Lingkungan yang keras telah meningkatkan keinginan kuat Huawei untuk bertahan hidup.

Kini, dengan memanfaatkan peluang dari gambaran chip Kirin, Huawei telah meluncurkan rencana besar untuk Hongmeng.

Pada konferensi peluncuran produk baru Huawei dengan skenario penuh musim gugur baru-baru ini, Huawei secara resmi mengumumkan kepada dunia peluncuran perang "Hongmeng Murni".

Aplikasi asli Hongmeng diluncurkan sepenuhnya. Huawei baru saja mengembangkan kernel Hongmeng (inti dalam), kecerdasan asli yang didukung oleh model besar, dan kinerja disruptif serta konsumsi daya mesin Ark, menghadirkan alat tautan lengkap kepada pengembang.

Huawei benar-benar bergerak menuju penelitian mandiri pada sistem lapisan bawah dan menghilangkan kernel Linux dan kode Android AOSP. Setelah berulang kali dituduh sebagai penipu Android, Hongmeng akhirnya berinisiatif merobek labelnya.

Ketika Hongmeng 4.0 dirilis, Huawei secara terbuka mengumumkan bahwa Hongmeng akan terhubung ke model Pangu Huawei.

Liu Qingfeng, pendiri iFlytek, juga mengungkapkan bahwa GPU Huawei, atau kinerja AI, sudah dapat menjadi tolok ukur A100 milik Nvidia, ditambah kemampuan komunikasi satelit Huawei yang inovatif, sistem pencitraan Xmage yang dikembangkan secara independen, dan kemampuan interkoneksi yang sangat baik.

Bonus satu demi satu telah meletakkan dasar yang kokoh bagi promosi ekologi ke seluruh Tiongkok. Pada saat ini, Huawei telah benar-benar menjadi, seperti Apple, menjadi satu dari dua perusahaan di planet ini yang beralih dari penelitian dan pengembangan chip, juga mengkonstruksi sistem ke ponsel dan tablet, menjadi pemasok komputer besar yang lengkap dan utuh komplit.

Hanya dalam waktu sebulan setelah rilis HormonyOS4, lebih dari 60 juta pengguna telah melakukan upgrade, menjadikannya versi HarmonyOS dengan upgrade tercepat dalam sejarah.

Jika pangsa Hongmeng berhasil dibawa ke level yang sama dengan iOS Apple. Konten platform pengembangan Hongmeng sama pentingnya dengan pendapatan ekonomi Huawei.

Dibandingkan dengan menjual chip yang mengandalkan beberapa nanometer, menjual jasa jauh lebih menguntungkan daripada menjual ponsel dan tablet.

Menghapus Android sepenuhnya dan meluncurkannya sepenuhnya di Tiongkok adalah sebuah "langkah berbahaya" yang secara resmi diambil oleh sistem Hongmeng Huawei, namun hal itu tidak berarti bahwa Huawei akan gagal.

Lokalisasi Huawei yang menyeluruh berarti bahwa Tiongkok tidak hanya akan memulai jalur baru yang independen dari sistem Eropa dan Amerika dalam hal pembuatan chip, namun juga akan memulai jalur yang sama sekali berbeda dalam pembuatan sistem operasi.

Jika kekurangan chip, gantilah, dan jika kekurangan jiwa (spirit), gantilah jiwa/spirit. Dengan latar belakang sanksi chip AS yang terus meningkat, Huawei telah memulai perjalanan baru melalui penelitian dan pengembangan teknologi yang solid.

Peluncuran mendadak Huawei Mate60Pro telah menimbulkan sensasi dan perhatian besar di seluruh dunia.

Bagaimanapun, ini adalah pencapaian besar yang tercipta setelah diblokir oleh AS selama empat tahun penuh. Semua orang Tiongkok merasa luar biasa saat ponsel baru ini dipasarkan.

Orang-orang dari semua lapisan masyarakat di AS tidak lagi berani meneriaki Tiongkok dan mengacungkan pedang, melainkan mulai menyelidiki dengan melakukan pembongkaran ponsel tersebut, mulai dilakukan penyelidikan/investigasi terhadap Huawei secara maksimal.

Huawei Mate60Pro setelah dirilis hampir 30 hari yang lalu, percepatan investigasi dari departeman perdagangan AS akhirnya menunjukkan hasil.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo segera mengubah nada bicaranya dalam sebuah wawancara dengan media AS.

CEO Apple Tim Cook juga mengutarakan pandangannya, semakin banyak banyak peralatan Huawei dibongkar peralatannya, semakin banyak politisi Amerika yang ketakutan.

Sebelum peluncuran ponsel baru Huawei Mate60Pro, fakta Tiongkok telah diblokir teknologi oleh AS bertahun-tahun.

Mereka percaya bahwa mustahil bagi Huawei untuk melakukan terobosan, sehingga Menteri Keuangan AS Yellen dan penasihat Biden Sullivan mengeluarkan peringatan (olokan) untuk melarang Huawei terus berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan yang hampir sekarat, sebelumnya AS penuh percaya diri, mereka pikir semua penelitian dan pengembangan Huawei tidak akan berhasil.

Namun mereka menganggapnya sebagai "provokasi" terhadap tim Biden, sehingga wajar saja mereka ingin memperingatkan dan mengejek. Mereka tidak pernah memikirkan satu hal: Bagaimana jika Huawei benar-benar sukses? Dan kini Huawei benar-benar berhasil!

Peluncuran ponsel baru Huawei ibarat "awan cendawan (bom nuklir)" yang meletus di Samudera Pasifik dalam politik Amerika, memicu respons banyak pihak, dan Asosiasi Semikonduktor Amerika memilih untuk "menyerah".

Mereka meminta Biden untuk: Melepaskan diri dari lelucon ini, Mike Gallagher ketua "Komite Khusus untuk Tiongkok" di Dewan Perwakilan Rakyat AS, dan juru bicara Gedung Putih telah melontarkan pernyataan kritis tentang Huawei.

Mereka tidak dapat memberikan bukti substantif apa pun tentang fakta bahwa Huawei menerobos blokade, dan ketika Huawei dilakukan penyelidikan/diinvestigasi, waktu berlalu dari hari ke hari.

Sikap politisi Amerika juga bisa berubah secara bertahap. Ketika ditanya oleh Kongres, Menteri Perdagangan AS Raimondo secara terbuka mengakui hal ini.

Chip Kirin memang merupakan chip 7nm yang diproduksi secara lokal di Tiongkok, dan Huawei benar-benar telah berhasil menembus blokade tersebut.

Namun, Raimondo benar-benar tidak yakin dengan kedalaman perkembangan teknologi Tiongkok. Ia yakin masih belum ada bukti "nyata" yang menunjukkan kemampuan Tiongkok dalam memproduksi 7nm dalam skala besar, dan AS harus terus melakukan penyelidikan mendalam dan pemantauan.

Ponsel Huawei sebagai "korban" langsung ada pepatah yang mengatakan: "sebutir pasir waktu yang menimpa kepala seseorang bagaikan tertimpa gunung", kata-kata ini cocok untuk Mendag AS Raimondo pada kunjungannya ke Tiongkok, dimana Huawei memainkan "kartu truf" ini.

Orang bilang Chip Kirin adalah tamparan di wajahnya karena sanksi chip AS, jadi dari sudut pandang Raimondo, tamparan ini sangat memukul wajahnya.

Hal ini sangat mempengaruhi citranya sebagai politisi, sehingga komentarnya untuk menjawab masalah ini selalu tidak jelas. Di satu sisi, dia mengaku tidak mengakui kemampuan Huawei dalam memproduksi chip kelas atas secara massal. Di sisi lain, dia juga mengambil tindakan melakukan penyelidikan, ini menunjukkan ketidak setujuannya yang mendalam terhadap kekuatan teknis Huawei.

Menghadapi terobosan dan tantangan Huawei, Raimondo sedikit panik, namun ia tidak bisa mengakuinya secara langsung kecuali ada bukti yang lebih meyakinkan.

Di saat yang sama, CEO Apple Tim Cook juga memberikan pandangannya sendiri mengenai peluncuran Huawei dan pasar Tiongkok.

Jika Raimondo adalah "korban" paling langsung dari ponsel baru Huawei, maka raksasa teknologi Amerika Apple harus menghadapi langsung tekanan besar dari Huawei dalam hal kepentingan ekonomi. Bagaimanapun, pasar besar Tiongkok telah menjadi pilar pendapatan Apple.

Di Tiongkok, setiap tambahan ponsel 5G Huawei dan chip Kirin yang terjual merugikan Apple, Qualcomm, dan TSMC, sementara CEO Google Tim Cook merasa cemas dengan tantangan untuk menghadapi Huawei.

Pada saat yang sama, ia dongkol dengan politisi Amerika yang berbicara tentang "kemundurannya". Dalam wawancara baru-baru ini dengan media AS, Cook dengan jelas menyatakan bahwa ia menentang pernyataan Menteri Perdagangan AS Raimondo bahwa pasar Tiongkok sudah tidak dapat diinvestasikan lagi.

Apple memiliki ruang kerja-sama yang sangat besar di pasar Tiongkok, dan dia juga yakin bahwa Tiongkok belum benar-benar mengeluarkan undang-undang, peraturan, dan dokumen kebijakan yang melarang pembelian dan penggunaan ponsel Apple.

Apple bisa terus bertahan di pasar konsumen terbesar dunia-Tiongkok. "Saya tidak akan mengendurkan posisi saya. Yang kami hargai adalah tindakan praktis. Kami tidak bisa membiarkan teknologi Tiongkok melampaui Amerika Serikat. "

Raimondo pernah secara langsung menyatakan bahwa dia yakin Huawei sama seperti Tiongkok itu sendiri. Jika Huawei dikalahkan, fondasi teknologi Tiongkok juga akan terguncang.

Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa banyak pihak di AS memiliki sikap yang rumit terhadap Huawei.

Apple-Tim Cook dan American Semiconductor Association menganggap Huawei sebagai pesaing komersial yang kuat. Namun setelah terobosan chip Kirin milik Huawei muncul, mereka kehilangan kebutuhan untuk terus menggunakan mesin negara untuk menekan Huawei.

Namun di mata tim Biden, Huawei bukan sekadar Huawei melainkan simbol penting kebangkitan teknologi Tiongkok, mewakili naik turunnya persaingan teknologi Tiongkok-AS dan menentukan hidup dan mati kedua negara besar tersebut.

Oleh karena itu, mereka tidak pernah mau menyerah dan berhenti untuk menekan dengan sanksi dan terus menerapkannya sampai akhir, namun mereka melupakan satu hal, yaitu karena pemutusan pasokan, blokade, dan sanksi yang mereka lakukan sehingga memaksa Huawei dan lebih banyak perusahaan teknologi Tiongkok lainnya untuk mengambil jalur independen ini.

Bahkan kini menjadi lebih kuat dari empat tahun lalu, Huawei BG CEO Yu Chengdong mengatakan bahwa sebelum sanksi AS, mereka diam-diam mempercayai rantai pasokan global. Tapi mungkin suatu malam Biden tiba-tiba terbangun dan akhirnya menyadari bahwa blokadenyalah yang bisa memaksa Tiongkok menjadi yang paling kuat.

Setelah menyaksikan insiden terkait Huawei, Menteri Perdagangan AS Raimondo mengklaim pasca kembali dari Tiongkok bahwa dia masih tidak percaya bahwa Tiongkok memiliki kemampuan untuk memproduksi chip 7nm secara massal. Alasan di balik pernyataan ini adalah bahwa AS masih memiliki "senjata" cadangan yaitu "mesin litografi"

Tim Biden sangat yakin bahwa selama mereka dapat mempertahankan penghalang terakhir mesin litografi, masih belum ada harapan bagi Huawei untuk bisa menembus membuat chip Tiongkok.

Namun hal yang tak terpikirkan oleh Biden tetap terjadi, dimana yang sebelumnya Tiongkok dituduh "tukang niru" "besar tapi tidak kuat" tetapi kenyataan iptek Tiongkok sebenarnya selalu sangat kuat.

Lagi pula, di era globalisasi, negara atau perusahaan mana yang tidak memiliki atau sedilit banyak menggunakan teknologi asing?

Namun AS tidak senang melihat kemajuan teknologi Tiongkok yang mulus, sehingga mereka terus menerapkan sanksi dan blokade, dan terus meningkatkan persyaratan berat terhadap teknologi Tiongkok.

Presiden Biden yang berusia 80 tahun itu sepertinya ingin "mengajari" Tiongkok bahwa selama mereka masih bergantung pada teknologi Amerika, mereka tidak bisa menyebutnya sebagai teknologi Tiongkok. Hal yang paling menakutkan bagi Tiongkok adalah rakyatnya benar-benar mendengarkan dan percaya kata-kata Biden.

Media AS mengkritik teknologi Tiongkok sebagai "kekurangan chip dan spirit". Sekarang Tiongkok memiliki "spirit", OS Hongmeng Huawei mendobrak bentuk solid-state tradisional dan memperkenalkan konsep baru Internet of Everything (Internet untuk Segalanya).

Sebagai perbandingan, Pinnacle lebih tinggi dibandingkan iOS, dan Google Android "lebih suram". Memang meskipun masih ada celah di "inti" nya, namun Tiongkok telah membuat terobosan selama blokade.

Chip seri Loongson 100% domestik dan teknologi chip 7nm dari chip Kirin Huawei telah mengejutkan dunia, dan juga mengejutkan para pengikut "Aliansi Chip Amerika" yang mengikuti Biden.

Kekuatan penelitian mandiri Tiongkok begitu kuat sehingga orang-orang berseru bahwa "perahu telah melewati sepuluh ribu gunung", tetapi setelah pegunungan terlewati, masih ada gunung yang mengincar "mutiara industri Barat" berikutnya yaitu mesin litografi.

Sanksi Mesin Litografi

Hal ini menjadikan ASML dari Belanda, yang mencari nafkah dengan menjual mesin fotolitografi menjadi menderita. Demikian juga dengan Nikon di Jepang menjadi sangat maludan menyesal. Maka perusahaan Jepang mengumumkan keputusan baru.

Media asing mengatakan bahwa justru Tiongkok yang "termotivasi" oleh Biden dan benar-benar tidak dapat disentuh. Setelah ditindas oleh AS, perusahaan teknologi dalam negeri Tiongkok telah menyadari pentingnya penelitian independen dan pengembangan produk semikonduktor baru.

Jika chip tidak bisa dibeli oleh Tiongkok dari luar, mereka harus membuatnya sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menggunakan seluruh potensi negaranya untuk mengembangkan industri semikonduktor dalam negeri. Dengan upaya bersama dari banyak perusahaan Tiongkok, lembaga penelitian ilmiah, dan universitas, Tiongkok telah mengembangkan chip, peralatan semikonduktor, dan chip, dan hasil penting telah dicapai dalam desain dan aspek lainnya.

Namun, Tiongkok sedang mempercepat penelitian mandiri dan aliansi chip AS juga sedang mempertajam keterampilannya untuk menghalangi Tiongkok dari luar Tiongkok, sehingga aliansi AS terus-menerus mengganggu jaringan pengepungannya.

Biden menandatangani perintah investasi yang ketat terhadap Tiongkok. "Node proses lanjutan/advanced process nodes",  chip telah dibelenggu kembali, teknologi terkait telah diikat, dan produk serta investasi juga telah dilarang.

Dibawah promosi larangan Biden, chip telah menjadi masalah yang tidak dapat di-elakan untuk produk elektronik mana pun saat ini.

Mesin induk yang dapat memproduksi chip yaitu mesin litografi yang dikenal sebagai mutiara paling cemerlang dan menjadi mahkota industri modern. Untuk bidang mesin litografi, "American Chip Alliance/Aliansi Chip AS" menjerat seperti gurita berbelalai delapan.

Jepang dan Belanda berturut-turut bergabung dengan sanksi chip AS. ASML yang memonopoli mesin litografi kelas atas dunia, sementara Nikon dan Canon telah menguasai pasar mesin litografi kelas menengah ke bawah, telah ikut mengembargo Tiongkok.

Ini seperti tembok tinggi yang tertutup rapat dan kedap udara, namun perilaku apa pun yang melanggar undang-undang ekonomi dan secara paksa mengekang kebangkitan ilmu pengetahuan dan teknologi Tiongkok akan mendapat reaksi balasan. Biden pada akhirnya akan mendapatkan pukulannya.

Sejak mereka harus menaiki kereta perang chip Amerika, Nikon dan ASML tidak punya pilihan selain dengan enggan berpisah dan meninggalkan pasar Tiongkok yang menguntungkan bagi mereka.

Pada tahun 2023, seiring dengan percepatan penelitian mandiri di Tiongkok, terjadi dua hal yang membuat raksasa fotolitografi ragu-ragu.

Hal pertama adalah bahwa sebagai "sekutu" penting dalam aliansi chip AS, industri chip Korea Selatan dengan cepat melihat hasilnya setelah menerima "panduan" yang ramah dari Biden.

Ekspor chip ke Tiongkok anjlok, membuat raksasa chip nomor satu Korea Selatan Samsung Electronics iri. Penjualan turun di bawah 1 triliun won untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, bagi konglomerat Samsung jelas ini tidak baik, dan bagi seluruh industri teknologi juga menjadi tidak bagus juga.

Pada saat Korea Selatan sulit mengekspor chip ke Tiongkok selama 3 tahunan, chip memori sejenis di Tiongkok telah mencapai lompatan teknologi yang besar.

Hal serupa juga terjadi di bidang mesin litografi sehingga memaksa raksasa mesin litografi untuk "memberontak". Di satu sisi, bisnis mesin litografi Nikon anjlok sejak diberlakukannya larangan mesin litografi, dengan pengiriman pada kuartal pertama dan kedua hanya 10 mesin fotolitografi.

Laba kuartal ke-2 anjlok 78% dibandingkan tahun lalu, dan mungkin akan berada dalam situasi yang membuat sengsara jika kehilangan bisnisnya di Tiongkok daratan.

Di sisi lain, substitusi peralatan semikonduktor dalam negeri Tiongkok sedang booming. Dari 23 jenis peralatan yang dilarang Jepang, Tiongkok pada dasarnya telah mencapai substitusi domestik, dan beberapa peralatan bahkan telah mencapai kepemimpinan internasional.

Misalnya, proses lanjutan dari "mesin etsa" Tiongkok telah mencapai 5nm, dan telah memasuki jalur setara dengan produksi pengecoran chip terkemuka TSMC.

Huawei juga berhasil menembus paten sumber cahaya mesin litografi EUV.

Industri Mikroelektronika Shanghai telah melakukan serangkaian pengujian pada mesin litografi 28nm.

Oleh karena itu, perusahaan Jepang Nikon segera mengumumkan bahwa perusahaannya akan terus meningkatkan kehadirannya di pasar Tiongkok dan berencana melipatgandakan ekspor peralatannya ke Tiongkok pada tahun 2026.

Bahkan Nanoimprint Lithography (NIL) generasi baru Jepang memiliki proses manufaktur teoretis hingga 14nm dan tidak terpengaruh oleh aturan FDP. Litografi ini dapat dikirim ke Tiongkok daratan tanpa aplikasi (minta izin AS). Meskipun ada larangan tersebut, tapi memungkinkan untuk beberapa teknologi, meskipun dalam batas tertentu AS tetap unggul.

Biden tidak akan memikul tanggung jawab ini, namun negara-negara Barat harus menanggung penderitaannya. Dan penderitaan ini juga menimpa industri chip Tiongkok.

Tapi ini semuanya merupakan harga yang harus mereka bayar untuk menahan kebangkitan Tiongkok.

Sumber Media TV dan TulisanLuar Negeri

https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/IP_09_745

https://www.huaweicentral.com/hms-core/

https://www.protocol.com/policy/us-eu-semiconductors-ttc-onshoring

https://www.channelnewsasia.com/asia/cna-explains-china-united-states-chip-semiconductors-industry-politics-ban-3506736

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun