Tanpa basa-basi lagi, mari kita kembali ke pokok permasalahan. Rusia adalah negara pertama di dunia yang mengambil sikap seperti itu dan berani memberikan respons militer untuk menjaga lingkungan bumi. Dibandingkan dengan beberapa negara yang selalu protes, hal ini memang membuat masyarakat merasa mendominasi!
Soal pergerakan militer Rusia, pemerintah Jepang cukup tenang. Meski Rusia sudah mengeluarkan peringatan, Jepang tak hanya tak mundur namun aktif meningkatkan jumlah latihan militer.
Di momen kritis ini, Tentara PLA Tiongkok mengambil langkah tegas. Menurut berita yang dirilis Kementerian Pertahanan Jepang, pada 1 September lalu waktu setempat, ditemukan kapal perusak berpeluru kendali Type 055 dan kapal suplai komprehensif 903A PLA di Kyushu, Jepang Selat Ma berlayar ke Laut Jepang.
Pada saat yang sama, Jepang juga memantau fregat berpeluru kendali Type 054 dan dua kapal besar anti-kapal selam Rusia serta satu fregat berpeluru kendali yang juga berlayar ke Laut Jepang.
Langkah Tiongkok dan Rusia ini bisa dibilang cukup menggelitik, belum lama ini Tiongkok dan Rusia baru saja menggelar latihan maritim bersama sebelum kapal-kapal Rusia kembali. Sekarang karena mereka kembali masuk ke Laut Jepang, frekuensi ini agak tidak biasa.
Jika armada AL-PLA sering memasuki Laut Jepang, maka bisa juga melakukan pengcegatan di pelabuhan Rusia, ini yang dinanti-nantikan Rusia.
Di satu sisi, dalam konteks perang Rusia-Ukraina, Rusia mendapat banyak tekanan, sangat membutuhkan dukungan, Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia saat ini tidak kuat, jika terjadi perang, Rusia mungkin akan kewalahan. Maka kehadiran permanen armada AL-PLA Tiongkok akan sangat membantu Rusia.
Di sisi lain, jika armada AL-PLA Tiongkok dapat ditempatkan secara permanen di Pelabuhan Vladivostok, armada tersebut dapat secara efektif membendung Jepang dan menahan perilaku provokatif Jepang di perairan sekitar Tiongkok.
Oleh karena itu, cukup menarik untuk dikatakan bahwa detak jantungnya cukup menggelitik. Melihat Tiongkok dan Jepang telah melancarkan banyak putaran konfrontasi sengit, di momen menegangkan ini, pihak Korea Selatan tiba-tiba melompat keluar dan menjadi pembawa damai.
Menurut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, dalam konteks pembuangan limbah nuklir secara paksa oleh Jepang dan tingginya ketegangan hubungan Tiongkok-Jepang, pihak Korea Selatan sedang mempromosikan pertemuan antara Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Pernyataan ini sepenuhnya mengungkapkan harapan agar Tiongkok bisa bersikap mulia danmemberi belas kasihan. Namun bagaimana dengan keadaan sekarang?