Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kereta Kecepatan Tinggi Fuxing Tiongkok Resmi Beroperasi di Arab Saudi

24 Agustus 2023   11:44 Diperbarui: 24 Agustus 2023   12:36 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta kecepatan tinggi Tiongkok Fuxing secara resmi memasuki Arab Saudi, dan orang-orang di tempat kejadian sangat bersemangat. Seluruh negeri Arab Saudi merayakan kegembiraan ini selama tiga hari tiga malam. Putra mahkota Saudi sangat gembira sehingga dia menangis di tempat, berterima kasih kepada Tiongkok seraya mengatakan: Kami telah menunggu 50 tahun dan ini seperti mimpi.

Sumber: nytimes.com
Sumber: nytimes.com

Kereta Kecepatan Tinggi Mekah-Madinah sepanjang 450 km (480 km), dibangun oleh "China Railway 18th Bureau Group", melintasi gurun pasir dan menghubungkan kota suci Mekah dan Madinah (Kereta Kecepatan Tinggi Haramain).

Didesain dengan kecepatan maksimum 360 km/jam, jalur ini bukan hanya jalur ganda kereta api kecepatan tinggi berlistrik pertama di Arab Saudi, namun juga jalur kereta kecepatan tinggi gurun pertama di dunia yang melibatkan perusahaan Tiongkok dalam pembangunannya.

Sumber: news.cgtn.com
Sumber: news.cgtn.com
Kereta api berkecepatan tinggi telah membawa pengalaman baru dalam perjalanan darat di Arab Saudi, telah mengubah penampilan kota dan mendorong pembangunan ekonomi di lokasi-lokasi di sepanjang jalur tersebut.


Sumber: saudigazette.com.sa
Sumber: saudigazette.com.sa

Pada Januari 2023, Perusahaan Kereta Saudi telah meluluskan 32 perempuan yang memenuhi syarat untuk menjadi pengemudi di Program Pemimpin Kereta Ekspres Haramain, Saudi Press Agency melaporkan pada hari Minggu (22 Jan 2023).

Wanita Arab Saudi mengungkapkan kebanggaan mereka bekerja di bidang ini, Tharaa Ali Al-Zahrani mengatakan: "Sejak politeknik mengumumkan peluang kerja pada bulan Januari lalu, saya memastikan untuk melamar pekerjaan, dan wawancara serta tes pribadi dilakukan, dan saya diterima sebagai salah satu konduktor/pengemudi kereta wanita Saudi angkatan pertama."

Dia menambahkan bahwa peningkatan fokus di bawah Visi 2030 membantu ambisinya untuk mengabdi pada negaranya, dengan mengatakan "Adalah berguna bahwa siswa yang diterima telah dilatih secara teoritis dan praktis tentang sistem keselamatan dan keamanan, dan ikut mengemudikan kereta sebagai konduktor yang sedang menjalani pelatihan."

Rotella Yasser Najjar mengatakan kepemimpinannya memberikan kesempatan bagi perempuan Saudi dan memungkinkan mereka bekerja di berbagai lokasi untuk mengabdi pada negara, termasuk proyek Kereta Ekspress Haramain yang melayani jemaah haji dan umrah, serta pengunjung Masjidil Haram.

Raneem Talal Azouz Mengatakan Dia Merasa Memiliki Rasa Tanggung Jawab sebagai konduktor/pengemudi kereta dan memuji tindak lanjut yang berkelanjutan dari para Pelatih di Institut dan Peran Pewarisnya dalam memenuhi kualifikasi Wanita untuk bekerja di bidang ini dan mengatasi banyak kesulitan di lingkungan kerja.

Dia menambahkan, melayani jamaah dan pengunjung kota suci menjadi motivasi besarnya bekerja di KA Haramain. (Arab News 23-01-2023).

Sumber: nyimes.com
Sumber: nyimes.com

Seperti yang kita ketahui terkahir ini, Tiongkok selalu dikenal sebagai "maniak infrastruktur", terutama dalam pembangunan rel kecepatan tinggi di Tiongkok yang "awalnya dari tiada menjadi ada".

Kini keterampilan pengoperasian kereta kecepatan tinggi Tiongkok telah menempati peringkat pertama di dunia. Sepenuhnya menunjukkan kekuatan "maniak infrastruktur" Tiongkok kepada dunia.

Sebagai bagian penting dalam kehidupan kita, kereta berkecepatan tinggi tidak hanya sangat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal perjalanan, tetapi juga berperan dalam merangsang perkembangan perekonomian daerah, dan juga mempromosikan interkoneksi antar kota.

Sumber: nytimes.com
Sumber: nytimes.com

Singkatnya, dibukanya kereta berkecepatan tinggi tidak akan ada salahnya, justru karena terkenalnya kereta berkecepatan tinggi Tiongkok itulah banyak negara meminta bantuan Tiongkok, begitu pula Arab Saudi yang kayaraya dan kuat juga tidak terkecuali.

Jika berbicara tentang Arab Saudi, negara ini benar-benar sebuah "kerajaan minyak". Cadangan minyak yang kaya telah mengubah Arab Saudi menjadi taipan kaya di Timur Tengah.

Menurut kesan sebagian besar dari kita, jika seseorang mngenakan secarik kain (sorban) di kepalanya, maka tidak mengherankan kalau dia mungkin sangat kaya atau mempunyai tambang di rumahnya, atau kedua-duanya.

Arab Saudi termasuk dalam kategori terakhir. Mereka siap menghabiskan US$ 60 miliar secara langsung untuk proyek kereta kecepatan tinggi.

Mencari bantuan dari seluruh dunia, hanya untuk membangun kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 480 kilometer.

Begitu beritanya keluar, berbagai negara langsung meledak, dan mereka semua beramai-ramai berangkat ke Arab Saudi untuk meraup rejeki nomplok ini.

Jadi mereka mengirim semua tim terbaik ke Arab Saudi untuk mensurvei lokasi tersebut, tetapi akhirnya mereka mundur setelah melihat lingkungan konstruksi di lokasi.

Kerena hanya ada tiga hal di lingkungan konstruksi di depan mata mereka, yaitu gurun yang tak berujung, matahari yang terik, dan banyak ahli yang sedang berdiri di gurun untuk berdiskusi dan mempelajari situasi, terasa menjadi setengah matang (kepanasan) sepanjang waktu.

Tapi semuanya pada berdatangan, setidaknya mencobalah, jadi dalam sepuluh hari ke depan, staf akan memulai upaya mereka sendiri. Tapi pada umumnya beralasan bahwa mereka masih belum bisa memikirkan cara yang baik, lagipula sangat sulit untuk memasang rel kereta di atas pasir yang begitu lembut.

Karena ketika orang menginjaknya sudah akan ambles menimbulkan jejak kaki apalagi jika menggantinya dengan rel. Hal ini menyulitkan beberapa negara yang awalnya sangat percaya diri, dan setelah beberapa hari mereka masih belum bisa menyimpulkanya bagaimana memsang kontruksi rel yang kokoh.

Orang-orang ini juga memahami bahwa proyek tidak mudah dan sangat sulit untuk dikerjakannya, jadi mereka memilih untuk mengundurkan diri satu per satu, dan kini giliran Arab Saudi yang cemas.

Arab Saudi sebagai "gudang orang berduit" yang terkenal di dunia, mereka bisa hidup nyaman dengan menjual minyak, dengan memiliki mobil mewahnya yang tak terhitung jumlahnya.

Lalu mengapa Arab Saudi beredia menghabiskan US$ 60 miliar untuk mencari negara yang bersedia membangun kereta berkecepatan tinggi?

Semua itu erat kaitannya dengan agama Islam dan Arab Saudi di Timur Tengah merupakan negara yang didukung oleh sejumlah penganut agama yang besar, dan agama terbesar dan terpadat penduduknya yang beragama Islam, Arab Saudi dalah pusat dari agama Islam dunia.

Tempat suci Islam nomor 1 dan nomor 2 di dunia yang terletak di Mekkah dan Madinah Arab Saudi, kedua tempat ini menjadi tempat yang dirindukan dan wajib dikunjungi oleh seluruh umat Islam bagi yang mampu.

Karena dalam Islam ada ajaran: semua laki-laki yang berumur di atas 12 tahun dan perempuan yang berumur di atas 9 tahun yang mampu harus pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji, hal ini juga membuat umat Islam dari seluruh dunia berangkat ke kota Mekah., dan sebagian orang mukmin asing akan memilih pergi ke Madinah setelah perjalanan menunaikan ibadah di Mekah.

Muncul persoalan, meski kedua tempat tersebut berada di Arab Saudi, namun jaraknya 480 kilometer, dan terdapat gurun pasir di tengahnya, yang membuat pemerintah setempat merasakan pusing yang luar biasa akan kepadatan transpotasi ke dua kota suci tersebut.

Jadi Arab Saudi memutuskan untuk menghabiskan US$ 60 miliar dolar AS untuk membangun kereta berkecepatan tinggi, yang disebut "Kereta Kecepatan Tinggi Haramain atau Haramain Express Train ", dan tadinya mereka pikir cukup hanya menunggu di rumah untuk dikerjakan kontraktor.

Namun dengan hengkangnya calon kontraktor berbagai negara, giliran Arab Saudi yang menjadi cemas, kali ini Tiongkok berinisiatif proaktif  untuk mendapatkan proyek tersebut,  dan mengutarakan gagasannya. Munculnya Tiongkok telah memberi satu harapan bagi Arab Saudi.

Dengan demikian, Tiongkok dan Arab Saudi mencapai peretujuan kerja sama, dan para calon kontraktor yang sudah lari mempertanyakan Tiongkok dengan sikap merendahkan Tiongkok yang selama seratus tahunan telah mereka pandang rendah. Dan setelah mengetahui bahwa Tiongkok mengambil alih proyek ini, dan mengejek tindakan Tiongkok yang berlebihan.

Namun bagi para insinyur Tiongkok, mereka tidak akan mudah menyerah meski berada di gurun pasir. Sebenarnya mereka sebelum menerima proyek ini sudah mempunyai rencana pembangunan yang relatif sempurna.

Yaitu mengatasi masalah angin dan pasir dulu, baru kemudian orang Tiongkok yang "maniak infrastruktur" segera mulai memainkan kebolehannya. Langkah pertama adalah menyelesaikan masalah lokasi yang paling sulit yaitu cuaca. Daerah ini adalah kawasan khusus, bahwa cuacanya panas, tidak hanya itu, masalah yang paling umum terjadi di gurun pasir adalah angin kencang (badai gurun).

Pasir di gurun pasir begitu angin bertiup kencang sakan membuat orang tidak bisa membuka mata apalagi bekerja. Di gurun tak berujung ini, selain ujian ketahanan bagi manusia itu sendiri, juga terdapat tantangan teknis yang besar, yaitu di lingkungan yang berpasir  begitu lembut menempatkan apa pun di tempat mungkin akan langsung tenggelam (ambles). Bagaimana cara meletakkan fondasinya?

Namun untungnya, para insinyur Tiongkok telah mempersiapkan diri dengan baik dan mengorganisir tim untuk tidak membangun rel kereta dulu, tetapi menanam pohon terlebih dahulu, sehingga tanah di sekitarnya secara bertahap akan stabil dan diperoleh landasan yang kuat untuk mencapai tujuan "menghilangkan penyakit dari akarnya".

Dan seiring dengan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan hijau dari permukaan tanah, hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa fondasi pembangunan jalur kereta telah stabil tetapi juga memperbaiki lingkungan ini, dan badai pasir yang dulunya ganas tidak lagi tampak begitu menakutkan.

Setelah semuanya siap, Tiongkok mulai resmi membangun jalur kereta tersebut. Untuk menyelesaikan masa pembangunan dengan cepat dan baik, Tiongkok juga merekrut lebih banyak pekerja, bekerja lembur dan menambah investasi dalam pembangunan jalur tersebut.

Namun cuaca panas di Arab Saudi membuat para pekerja kesulitan, hampir tidak mungkin bekerja di siang hari, jika terpaksa bekerja akan terkena heat stroke.

Tiongkok bermaksud mempekerjakan sejumlah besar pekerja lokal Saudi untuk bekerja dengan mereka pada malam hari, namun pekerja mereka tidak mau bekerja lembur di malam hari, sehingga berdampak besar pada kemajuan proyek.

Jadi mereka hanya bisa mempekerjakan tenaga kerja dari Tiongkok untuk menggantikan tenaga kerja lokal di Arab Saudi, dan tentu saja biayanya akan naik.

Tidak hanya itu, pada saat pembangunan rel kereta, Tiongkok juga memperbaiki/membangun Jembatan Stasiun Mekkah untuk Arab Saudi. Jembatan Ini juga menjadi jembatan rel berkecepatan tinggi nomor wahid di dunia. Dari sini dunia juga bisa melihat kekuatan konstruksi Tiongkok yang sangatluar biasa

Sumber: global.chinadaily.com.cn
Sumber: global.chinadaily.com.cn

Setelah lintasan selesai, para insinyur Tiongkok mengkhawatirkan keselamatan lintasan, sehingga mereka menambahkan jaminan keamanan/keselamatan terakhir untuk lintasan tersebut, menuangkan aspal dan kerikil ke dasarnya, sehingga meningkatkan stabilitas dari seluruh jalur kereta berkecepatan tinggi.

Akhirnya, melalui upaya tak henti-hentinya tim konstruksi Tiongkok selama tujuh tahun, "Kereta Kecepatan Tinggi Haramain " akhirnya diserahkan ke Arab Saudi pada tahun 2018, dan umat Islam dpapat menikmati kereta yang bersih dan rapi ini, dan mereka semua menyampaikan apresiasinya, semua negara mengacungkan jempol.

Sumber: nytimes.com
Sumber: nytimes.com

Namun tidak dipungkiri, Tiongkok telah mengeluarkan banyak dana untuk membangun Kereta Kecepatan Tinggi Haramain ini. Meski Arab Saudi sudah menginvestasikan dana sebesar US$ 60 miliar pada awalnya, namun itu masih jauh dari cukup. Baca:

Mengapa Tiongkok Tetap Menuntaskan Proyek Rugi US$670 juta LRT di Arab Saudi?

https://www.kompasiana.com/makenyok/63c403ec4addee172317a753/mengapa-tiongkok-tetap-menuntaskan-proyek-rugi-us-670-juta-lrt-di-arab-saudi

Jelas, Arab Saudi juga dapat mengetahui masalah ini, jadi mereka menambahkan dana tambahan US$ 20 miliar sebagai kerja tambah. Saat semua orang mengira itu sudah cukup, sebuah berita dari media asing membuat semua orang merasa luar biasa.

Di satu sisi meski pun Arab Saudi yang telah menghabiskan begitu banyak uang, bahkan melebihi kuota sebesar US$ 4 miliar. Tapi tambahan biaya US$ 4 miliar tersebut telah dibayarkan dulu oleh pihak Tiongkok.

Hal ini juga memberikan kesempatan bagi negara yang yang tadinya lari dari proyek tersebut menyaksikan ini dengan kegembiraan tapi untuk mengejek, dan mengatakan Tiongkok sangat rugi seperti yang kehilangan istri dan tentaranya.

Namun mereka mengabaikan satu hal, yaitu, Tiongkok telah mengumpulkan pengalaman yang tak terhitung jumlahnya dalam tujuh tahun terakhir, dan ini juga akan sangat membantu pembangunan kereta kecepatan tinggi Tiongkok.

Dan negara-negara di seluruh dunia telah melihat kekuatan Tiongkok yang kuat serta sikap serius dan bertanggung jawab terhadap pembangunan industri dan proyeknya. Sehingga mendapat kepercayaan jika ada peluang kerja sama lagi di masa depan, mereka pasti akan memikirkan Tiongkok terlebih dahulu, meskipun Tiongkok juga harus merugi.

Arab Saudi, negara terkaya per kapita, juga sangat berterima kasih kepada Tiongkok atas kontribusinya pada Kereta Kecepatan Tinggi Haramain,  sehingga memutuskan untuk menyerahkan hak pengoperasian Kereta Kecepatan Tinggi Harmain selama lima tahun kepada Tiongkok.

Kabar ini berarti seluruh pemasukan dalam lima tahun akan menjadi milik Tiongkok, dan jalur kereta ini juga terhubung dengan dua tempat suci Islam. Tak perlu dikatakan betapa besar pemasukannya, dibandingkan dengan US$ 4 miliar yang merugi sebelumnya.

Kesuksesan proyek Arab Saudi ini juga membuat beberapa negara yang biasa melontarkan sindiran iri, dan kemudian mencari negara besar untuk membantu mereka, India salah satunya, namun pengalaman mereka jauh berbeda dengan Arab Saudi.

Proyek Kereta Kecepatan Tinggi India

Kesan pertama yang terlintas di benak orang tentang kereta api di India adalah keretanya penuh dengan orang, dan tidak ada ruang yang terbuang, tapi ini adalah India bertahun-tahun yang lalu.

India juga baru-baru ini mulai bekerja keras untuk mengubah situasi ini. India awalnya berencana membuka jalur kereta berkecepatan tinggi domestik pada tahun 2022 untuk menyambut peringatan 75 tahun kemerdekaan India. Tetapi ada kndala tidak ada yang setuju untuk melakukan pembongkaran atas lahan yang terkena jalur proyek, sehingga mengakibatkan pekerjaan pembebasan lahan menjadi sangat lambat. Baca:

Perkembangan Proyek Kereta Cepat Pakistan-Tiongkok dan India-Jepang

https://www.kompasiana.com/makenyok/61cd27289bdc4003aa598752/perkembangan-proyek-kereta-cepat-pakistan-tiongkok-dan-india-jepang

Selain dari aspek tersebut, India juga banyak kendala dalam memilih mitra, bahkan memilih Jepang, seperti kita tahu bagaimana Jepang bisa mau melakukan bisnis yang merugi?

Jepang memberi India pinjaman senilai US$14,7 miliar, tetapi mereka menggunakan yen Jepang, yang berarti India hanya dapat membeli seluruh biaya pembangunan kereta berkecepatan tinggi dari perusahaan Jepang.

Dengan cara ini pendapatan perusahaan-perusahaan di Jepang dapat ditingkatkan, apalagi pinjaman tersebut diserahkan ke India, sehingga tidak menimbulkan dampak apapun pada Jepang seperti inflasi.

Namun India tanpa berpkir panjang, mereka masuk ke dalam perangkap Jepang selangkah demi selangkah, tetapi membiarkan Jepang bermain.

Hanya yang tidak Jepang duga oleh bermain ini adalah bahwa hanya untuk pembebasan tanah saja India harus  bermain selama empat tahun.

Akibatnya, perusahaan dalam negeri tidak menghasilkan uang, dan semua pinjaman dihabiskan untuk dana pembebasan lahan rakyat India saja masih tidak cukup. Setelah pinjaman habis, India pergi ke Jepang untuk meminjam batch lain. Karena Jepang ketakutan memilih untuk menolak.

Maka India menyadari mereka harus memilih untuk mengandalkan diri sendiri, dan pembangunannya baru dilakukan beberapa waktu yang lalu. Namun karena suatu hal terpaksa dihentikan operasionalnya.

Setelah sampai di sini, banyak netizen yang masih bingung kenapa Arab Saudi, sebagai negara yang lokasinya  di gurun pasir, begitu kaya?

Sebenarnya, hal ini tidak sulit untuk dipahami. Bagaimanapun, Arab Saudi memiliki keunggulan unik dalam skala global. Di sana terdapat cadangan minyak yang sangat kaya, bahkan mencapai lebih dari 15% total cadangan minyak dunia. Dan ini mungkin hanyalah puncak dari gunung es.

Selain itu, Arab Saudi jauh lebih nyaman dibandingkan negara lain dalam hal ekstraksi minyak, hal ini karena sebagian besar minyak Saudi berada di lapisan dangkal, dan dapat dikatakan mudah dan sederhana untuk diekstraksi, serta tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan teknologi yang rumit.

Dibandingkan dengan negara lain, yang membutuhkan banyak kesulitan, tidak hanya dalam mengekstraksi dan menambang, tetapi juga melalui prosedur yang rumit, sehingga kekayaan (nett income) yang diperoleh tidak terlalu besar.

Arab Saudi juga menghasilkan banyak uang berdasarkan energi yang datang tanpa banyak usaha. Meskipun tanahnya tandus, negara ini penuh dengan bangunan modern dan mobil serta vila mewah yang tak terhitung jumlahnya. Justru karena kepercayaan diri ini membiarkannya kembali membuat Arab Saudi dengan tegas menyerahkan hak pengoperasian "Kereta Kecepatan Tinggi Haramain" selama lima tahun ke Tiongkok. Juga mungkin ada faktor untuk belajar dulu pengoperasiannya.

Hal ini juga mendorong kerja sama yang saling menguntungkan antara Tiongkok dan Arab Saudi.

Secara umum, "kereta berkecepatan tinggi Haramain" yang melintasi gurun tidak hanya menghilangkan kesenjangan antara dua kota suci di Arab Saudi, tetapi juga menjembatani persahabatan yang mendalam antara padang pasir gembur dan jembatan persahabatan antara Arab Saudi dan Tiongkok.

Di masa depan, Tiongkok diperkirakan akan mendapatkan semakin banyak bekerja sama, dan pada akhirnya mencapai situasi win-win.

Selain itu selama seabad lebih, Barat dan AS mengajari orang Arab dan Timur Tengah saling berperang dan kini Tiongkok justru mengajari orang Arab dan Timur Tengah untuk saling bersahabat berdamai dan membangun kesejahteraan rakyatnya. (Iran dan Arab Saudi didamaikan).

Sumber: Media TV dan Tulisan lua Negeri

https://www.nytimes.com/2019/03/14/reader-center/saudi-arabia-high-speed-train-medina-mecca.html

https://www.arabnews.com/node/2237161/saudi-arabia

https://saudigazette.com.sa/article/530620

https://news.cgtn.com/news/2022-12-11/Mecca-Medina-High-speed-Railway-changes-the-appearance-of-Saudi-Arabia-1fGg6FEumbe/index.html

https://global.chinadaily.com.cn/a/202307/03/WS64a19b08a310bf8a75d6cc63.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun