Mulai 1 Agustus, eksportir Tiongkok tidak akan dapat menjual produk ini ke perusahaan luar negeri tanpa izin dari pihak berwenang, dan fokusnya adalah pada kekuatan regulasi. Seorang juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan: "Gallium dan germanium juga digunakan untuk tujuan militer. Pembatasan ekspor adalah praktik internasional."
Baik galium dan germanium adalah logam langka yang penting, banyak digunakan dalam bahan semikonduktor, energi baru, dan bidang lainnya. Di antara mereka, galium dikenal sebagai "makanan baru untuk industri semikonduktor". Produksi galium Tiongkok menyumbang 90% dari dunia, dan sebagian besar diekspor ke Jepang. Germanium juga merupakan salah satu bahan semikonduktor penting, dan produksi Tiongkok menyumbang 68% dari dunia.
Pada 3 Juli lalu, Kementerian Perdagangan dan Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok mengeluarkan "Pengumuman tentang Penerapan Kontrol Ekspor Barang Terkait Gallium dan Germanium". "Pengumuman" menunjukkan bahwa sesuai dengan ketentuan yang relevan dari "Undang-Undang Kontrol Ekspor Republik Rakyat Tiongkok", "Hukum Perdagangan Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok", dan "Hukum Kepabeanan Republik Rakyat Tiongkok" , untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasional, dengan persetujuan "Dewan Negara" memutuskan untuk menerapkan kontrol ekspor pada barang-barang yang terkait dengan galium dan germanium.
Pendapat publik percaya bahwa tindakan Tiongkok ini adalah serangan balik terhadap pembatasan ekspor teknologi semikonduktor mutakhir ke Tiongkok oleh Jepang dan AS.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mulai mengimplementasikan "Undang-Undang Devisa dan Perdagangan Luar Negeri" pada 23 Juli 2023.
Perubahan peraturan ini ditujukan khusus untuk mengontrol ekspor 23 jenis peralatan manufaktur semikonduktor berkinerja tinggi dalam 6 kategori di bidang semikonduktor mutakhir,
Meskipun tidak ada nama negara atau wilayah tertentu yang disebutkan, dapat dilihat bahwa itu dimaksudkan untuk mencegah untuk tidak digunakan pada militer Tiongkok.
Produk yang masuk daftar kontrol ketat harus ditinjau dan disetujui oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang saat diekspor, dan negara serta wilayah yang mendapat penyederhanaan prosedur peninjauan termasuk Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan dan 42 negara dan wilayah sahabat AS lainnya, tetapi tidak termasuk Tiongkok.
Jepang dan AS berupaya menjauhkan Tiongkok dari rantai pasokan semikonduktor mutakhir, dan terus mengikuti langka-langka AS. Maka sebagai respon ini, Tiongkok melakukan pengetatan atas ekspor galium dan germanium.
Namun bagaimana pun perang iptek dan sanksi-sanksi atas SDA yang dimulai oleh AS dan nasionalisme sumber daya ini tidak menguntungkan bagi perkembangan dan kemajuan umat manusia dunia.
Sumber: Media TV & Tulisan Luar Negeri