Sedang, kekuatan utama Tentara Relawan Tiongkok, Korps Kesembilan, tiga corp tentara, dan dua belas divisi, Â yang tediri sekitar 150.000 orang sama sekali tidak memiliki satu tank pun.
Militer AS memegang supremasi udara di medan perang, tetapi para prajurit Tentara Relawan Tiongkok tidak takut pada musuh. Dengan jiwa siap  pengorbanan yang kuat, telah menunjukkan prestise militer dan nasionalisme mereka, dan menyadari pertempuran ini akan menentukan dunia. Sebagai imbalan atas perdamaian dan pembangunan selama lebih dari 70 tahun untuk Tiongkok Baru (RRT) sekarang.
Dan kebangkitan Tiongkok secara menyeuluruh sekarang tidak terlepas dari pengaruh pengalaman perang ini. Beberapa pasukan relawan ini juga pernah menggemparkan dalam Perang Melawan Agresi AS ini.Â
Baik Tiongkok maupun AS kepada kedua belah pihak telah mendapat inspirasi, apa itu berupa kehendak dan jiwa baja, demikian juga militer AS telah memberitahu para pasukan relawan apa itu arti  industri baja. Kedua belah pihak terkejut satu sama lain.
Tentu saja, industri baja di sini mengacu pada kekuatan militer yang diwakili oleh baja. Kemauan keras para sukarelawan dengan cepat berubah menjadi kekuatan pendorong yang kuat untuk pengembangan industri militer Tiongkok.
Setelah upaya tak henti-hentinya selama beberapa dekade, industri militer Tiongkok telah mencapai lompatan perkembangan yang mengejutkan.
Ada analis dan pengamat yang mengingat secara singkat bahwa tahun 1950-an adalah tahap pertama dari proses ini, khususnya masa pengenalan dan peniruan.
Seperti yang kita ketahui bersama, karena alasan sejarah, Tiongkok pernah telah  mengalami tahapan senjata termal dan mekanisasi. Pada tahun 1950, Tiongkok hanya dapat memproduksi beberapa senjata ringan seperti pistol, senapan, senapan mesin, dan mortir.
Semua yang dibayar rakyat Tiongkok dalam kemenangan Perang Melawan Agresi AS dan Membantu Korea juga mengejutkan Uni Soviet. Sebagai sekutu sosialis, Uni Soviet memutuskan untuk membantu Tiongkok dalam membangun 156 proyek berskala besar.
Sepertiganya adalah proyek industri militer, termasuk banyak transfer teknologi. Dengan mengasimilasi peralatan dan teknologi gaya Soviet, Tiongkok memproduksi serangkaian senjata yang dimulai dengan senapan otomatis Tipe 56, jet tempur J-5, tank Tipe 59, dan perlengkapan lainnya, dan pelajaran mekanisasi kaitannya dengan ini.
Tahap kedua adalah dari tahun 1960-an hingga 1970-an, ditandai dengan penelitian dan pengembangan independen. Karena memburuknya hubungan Tiongkok-Soviet, Uni Soviet menarik para ahli, dan semua proyek kerja sama terputus. Pada saat yang sama, negara-negara Barat terus memblokade Tiongkok.