Banyak juga sarjana top yang datang ke Tiongkok dari Inggris, Jepang dan tempat lain. Alasan mengapa talenta "kembali" lebih tertarik karena lingkungan keseluruhan dari Tiongkok yang mendorong inovasi.
Pada saat yang sama, juga merupakan fakta objektif bahwa lingkungan penelitian di bidang inovasi di AS sedang memburuk.
The Wall Street Journal baru-baru ini melaporkan bahwa semakin banyak ilmuwan dan insinyur Tionghoa-Amerika yang meninggalkan masa jabatan di universitas-universitas top AS ke Tiongkok atau ke tempat lain, dan bahwa "lingkungan politik dan ras yang semakin tidak bersahabat" adalah salah satu alasan untuk tren ini.
Keputusan Washington yang salah untuk mempromosikan "decoupling(pemutusan hubungan)" dari Tiongkok telah memaksa dirinya masuk ke dalam lingkaran setan. Ketidakpastian besar dari kebijakannya dan dampak dari penyensoran jahat dan penindasan terhadap cendekiawan Tiongkok membuat semakin banyak ilmuwan merasa tidak nyaman.
Strategi Memikat Talenta Nasional Tiongkok.
Persaingan menjadi lebih global, keberhasilan negara di arena apa pun akan bergantung pada kemampuan mereka untuk menarik warga dunia dengan teknologi dan kemampuan R&D, dan menggunakan keahlian mereka untuk bangsa dan masyarakat agar berkembanga lebih kuat dan lebih baik.
Untuk mewujudkan "strategi pemikatan talenta" dengan lebih baik dan membangun skala dan prestise sistem talenta Tiongkok, dalam beberapa tahun terakhir Tiongkok telah dengan penuh semangat menarik orang Tiongkok perantauan atau diaspora dan talenta asing terbaik dari universitas kelas dunia, selain dengan penuh semangat menarik talentanya yang menetap di luar negeri untuk kembali ke ibu pertiwinya.
Kedatangan mereka akan menjadi landasan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pembangunan di masa depan dan menjaga momentum pertumbuhan Tiongkok.
Di era pasca-pandemi, lebih banyak sarjana dan talenta berprestasi masih berharap terus mencari kualitas hidup dan prospek karir yang lebih baik di seluruh dunia.
Inilah dua alasan utama yang mendorong CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 2,4% dalam relokasi global.