MMT berpendapat bahwa nilai uang (modern) berasal dari kaitannya dengan kredit (dan utang) dan menggarisbawahi peran penting yang dimainkan negara terkait ontologi uang. George Knapp (1924) menyebutnya 'teori negara tentang uang', dan oleh J.M. Keynes dikembangkan lebih lanjut dalam "The Treatise on Money (1930)", dan baru-baru ini dipromosikan oleh L. Randall Wray (1998) dan Warren Mosler (1993).
Kelton tidak membahas ontologi uang MMT. Hal ini dapat dilihat sebagai jalan pintas karena meninggalkan pemahaman teoretis tentang MMT yang belum berkembang.
Namun, Kelton memiliki kekurangan sebagai kekuatan besar, karena membuat argumennya jauh lebih mudah diakses oleh pembaca yang lebih luas.
Selain itu, catatan uang teoretis dan historis MMT yang lebih esoteris tersedia di tempat lain (misalnya Wray, 1998).
Terobosan kemenangan Kelton ada dua. Yang pertama adalah bahwa Kelton mematahkan pandangan defisit hawk (elang) dan deficit dove (merpati) tentang utang publik.
Deficit hawk merupakan kebijaksanaan konvensional tentang utang dan menyatakan bahwa pemerintah tidak bertanggung jawab ketika mengalami defisit, dan karena itu perlu menyeimbangkan anggarannya dengan biaya berapa pun.
Defisit dove berpendapat bahwa utang publik merusak mata uang dan negara itu sendiri. Defisit hawk berpendapat bahwa suatu negara harus mengencangkan dompetnya dan menanggung konsekuensi jangka pendek untuk menghindari bencana jangka panjang.
Defisit doves setuju, tetapi berpendapat defisit dapat digunakan dalam jangka pendek untuk keadaan darurat dan mengatasi krisis ekonomi.
Kelton berpendapat bahwa hal ini membuat perdebatan terjebak dalam gagasan yang salah bahwa defisit itu berdosa.
Menurut Kelton, kita perlu mengubah cara pandang kita dan lebih bijak menghadapi defisit. Kelton menyebut dirinya 'burung hantu defisit' karena burung hantu memiliki kemampuan untuk memutar kepalanya hampir 360 derajat untuk perspektif yang lebih baik dan diasosiasikan dengan kebijaksanaan.
Cerita konvensional berpendapat bahwa pemerintah memungut pajak dan kemudian menggunakannya untuk membayar pengeluaran pemerintah. Jika pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaan pajak, pemerintah harus meminjam sisanya dengan menerbitkan obligasi kepada investor.