Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rapidus Pabrik Chip 2nm Tercanggih Pertama Didirikan di Hokkaido-Apakah Pertanda Bangkitnya Kembali Industri Semikonduktor Jepang?

9 Maret 2023   19:59 Diperbarui: 9 Maret 2023   20:09 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: asia.nikkei.com

Pabrikan semikonduktor Jepang, Rapidus, mengumumkan kemitraan pengembangan bersama dengan IBM pada Desember tahun lalu, di mana kedua pihak akan bersama-sama mempromosikan pengembangan lebih lanjut dari terobosan teknologi 2nm IBM dan memperkenalkannya ke pabrik terbaru.

IBM juga ingin memiliki kemampuan produksi seperti itu.

"Kami harus teguh dalam komitmen kami untuk mendorong batas teknologi karena alasan sederhana: Kami tidak kehabisan masalah untuk dipecahkan di dunia," kata Dario Gil, wakil presiden senior di IBM dan direktur penelitian perusahaan.

"Kami menamai perusahaan tersebut Rapidus, yang berarti 'rapid & fast' atau 'cepat', karena kami percaya sangat penting bagi perusahaan kami untuk cepat dalam segala hal yang kami lakukan, mulai dari merancang chip untuk pelanggan hingga pemrosesan wafer hingga pengemasan chip," kata Atsuyoshi Koike, presiden perusahaan, di pameran dagang Semicon Jepang pada hari Rabu 14 Desember 2022.

"Untuk mempercepat produksi chip, kolaborasi internasional sangat penting," kata Koike.

Tetsuro Higashi, mantan CEO pembuat peralatan chip Tokyo Electron, mengenang keterkejutannya pada keragaman staf di Bahan Terapan saingannya ketika dia mengunjungi kantornya.Tokyo Electron melakukan merger dengan Bahan Terapan pada tahun 2013, tetapi langkah tersebut diblokir oleh regulator AS.

"Sangat penting bagi kami untuk bekerja sebagai tim global sejak tahap pengembangan, karena kami berniat mengejar kemitraan global dalam produksi dan bisnis lainnya," kata Tetsuro Higashi, ketua Rapidus.

Dilaporkan, Rapidus didirikan pada Agustus tahun lalu oleh Toyota, Sony, NTT, NEC, Softbank, Denso, Stirrup, Mitsubishi, UFJ dan 8 perusahaan Jepang lainnya, dengan kontribusi modal sebesar 7,3 miliar yen.

Dan pemerintah Jepang juga memberikan subsidi sebesar 70 miliar yen sebagai anggaran penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing Jepang di bidang semikonduktor saat ini.

Lokasi Pabrikan Rapidus di Chitose, Hokkaido

Pada akhir Februari tahu ini, Rapidus tiba-tiba mengumumkan telah memilih Chitose, Hokkaido, sebagai lokasi pembangunan pabrik semikonduktor canggih ini.

Persiapan khusus akan dimulai setelah rencana anggaran pemerintah Jepang disetujui.

Pabrik baru ini bertujuan untuk meluncurkan lini prototipe pada 2025 dan lini produksi massal pada akhir 2027an.

CEO Rapidus mengatakan bahwa Kota Chitose di Hokkaido merupakan pilihan ideal untuk produksi semikonduktor yang selaras dengan lingkungan alam, selain infrastruktur seperti air dan listrik.

Dan memiliki lingkungan tempat peneliti dan karyawan pabrik dapat menjalani kehidupan yang memuaskan, berdasarkan potensi jangka menengah dan panjang seperti pertukaran personel global dan pengembangan ekosistem.

Mereka memilihnya sebagai lokasi pabrik yang direncanakan, yang akan menjadi pabrik 2nm pertama di Jepang.

Namun, masalah ini telah menimbulkan banyak perdebatan di industri semikonduktor, karena lokasi tersebut tidak memilih Kyushu dan TSMC tapi justru di luar kawasan ini.

Sebelumnya, kandidat lokasi populer yang dispekulasikan oleh dunia luar, seperti wilayah tengah dan timur laut Jeapg, ternyata semuanya salah. Tapi justru Hokkaido, yang tidak dilirik oleh industri, malah menjadi menonjol menadi kandidat lokasi dan dipilih.

Sungguh mengejutkan banyak pihak, tapi menurut personil Rapidus Hokkaido dipilih karena tempat memiliki persediaan air dan listrik yang melimpah, transportasi laut dan udara yang nyaman, dan kondisi geologis (geopolitik) yang stabil sebagai tiga alasan utama kenapa memilih Kota Chitose. Hokkaido.

Namun jika dipikir-pikir dengan hati-hati, tidak sulit untuk menemukan bahwa alasan itu agak dibuat-buat. Misalnya, meskipun Bandara New Chitose terhubung dengan kota-kota besar di dalam dan di luar kawasan, tapi seharusnya perlu dipertimbangkan pengaruh iklim Hokkaido yang sering (ekstrim) ditutup sementara karena badai salju di musim dingin.

Yang lebih membingungkan adalah bahwa fondasi industri Hokkaido jauh lebih rendah daripada daratan Jepang, dan situasi daya tarik investasi di wilayah ini bukanlah yang terbaik di Jepang.

Kemungkinan lokasi pabrik Rapidus akan berada di Taman Industri Kota Chitose. Saat ini, hanya ada Denso SUMCO, dan tata letak perusahaan hulu dan hilir yang sporadis dalam rantai industri hanyalah seperti Mitsumi Electric. Inilah mengapa Hokkaido tidak pernah termasuk dalam daftar kandidat lokasi ketika dunia luar berunding tentang kemungkinan lokasi konstruksi Rapidus.

Tampaknya Rapidus tidak memainkan kartunya menurut akal sehat, dan motivasinya yang dalam patut dipelajari.

Tapi menurut analisis orang dalam industri, tim inti Rapidus pertama-tama ingin mencoba menghilangkan pengaruh kebiasaan lama industri semikonduktor Jepang.

Sumber:  japantimes.co.jp
Sumber:  japantimes.co.jp

Baru-baru ini, Ketua (Chairman) Rapidus Tetsuro Higashi mengatakan bahwa ketika dia mencari perusahaan besar untuk berinvestasi, beberapa perusahaan menuangkan air dingin (acuh) pada mereka, yang berpikir bahwa proses 2nm tidak akan memiliki permintaan pasar di masa depan, tetapi yang jelas industri terkemuka semikonduktor Jepang ini termasuk di antara delapan. pemegang saham utama Rapidus yang akhirnya muncul.

Namun taipan industri semikonduktor asal Jepang itu bisa melihat sekilas penampilan terakhir dari delapan pemegang saham utama Rapidus.

Misalnya, absennya perusahaan mikroelektronika ternama seperti Toshiba, Hitachi, Fujitsu, Mitsubishi Electric, dan Renesas cukup menarik.

Perlu disebutkan disini bahwa Tetsuro Higashi diduga membuat daftar 100 orang, yang berdasarkan itu dia merekrut talenta untuk membentuk tim inti Rapidus.

Kebanyakan dari mereka adalah tokoh terkemuka teknis di masa keemasan semikonduktor Jepang yang berusia di atas 50 tahun, dan talenta ini umumnya tergeser dalam karier mereka dalam 20 tahun terakhir.

Terutama pada tahun 2010, setelah Hitachi, Mitsubishi Electric dan NEC Semiconductor Division bergabung membentuk Renesas, jumlah karyawan dikurangi dari 50.000 menjadi 20.000, dimana jumlah teknisi berkurang lebih dari dua pertiga dalam waktu singkat. Kemudian, talenta ini diakuisisi oleh perusahaan Korea Selatan dan perusahaan Tiongkok dengan bayaran tinggi.

Meski hidup bebas dari rasa khawatir, industri semikonduktor tradisional Jepang bisa dikatakan sangat putus asa.

Oleh karena itu, meskipun fondasi industri semikonduktor di Hokkaido lemah, tim inti Rapidus memiliki tingkat kebebasan yang tinggi.

Itu juga untuk menghilangkan suasana industri lama dari "genangan air" yang tenang dalam satu gerakan, dan yang kedua, pendirian Rapidus di Hokkaido diharapkan akan diberi subsidi yang sangat besar untuk mereka.

Menurut rencana yang dikemukakan oleh Rapidus, proses pabrikasi chip canggih 2nmnya perlu berinvestasi setidaknya 5 triliun yen sebelum mencapai produksi, di mana 2 triliun yen digunakan untuk penelitian dan pengembangan, dan 3 triliun yen digunakan untuk konstruksi lini produksi massal wafer (chip).

Saat ini, Rapidus tidak memiliki cadangan kas lain kecuali biaya start-up sebesar 70 miliar yen (US$ 525 juta). Sebuah usaha yang dipimpin oleh perusahaan teknologi termasuk Sony Group dan NEC.

Rapidus mengatakan awal bulan Februari ini bahwa akan membutuhkan sekitar 7 triliun yen ($54 miliar) dari sebagian besar uang pembayar pajak untuk mulai memproduksi logic chip (chip logika) canggih secara massal sekitar tahun 2027.

Bagi Rapidus, selain IPO, pembiayaan bank dan subsidi dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, dana subsidi dari pemerintah daerah berupa tanah untuk lokasi proyek, dan sumber daya tenaga air juga penting dan tidak boleh tidak ada, dibandingkan dengan Hokkaido, daerah kandidat utama lainnya seperti Hokuriku, Chubu, Tohoku dan bahkan Kyushu memiliki fasilitas industri yang lebih lengkap, tetapi kekurangan utama  bagi Rapidus adalah bahwa fasilitas ini telah diambil jauh lebih dulu oleh proyek-proyek matang untuk satu atau bahkan dua putaran subsidi.

Contoh yang paling khas adalah investasi tambahan TSMC yang berkelanjutan di Prefektur Kumamoto, yang dapat dikatakan telah mengosongkan sumber keuangan pendukung pemerintah daerah kota metropolitan, desa dan kabupaten, dan bahkan subsidi tingkat pusat dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (Jepang) pada dasarnya telah dialokasikan.

Dalam keadaan seperti itu, kehadiran Rapidus tidak hanya membawa banyak manfaat tambahan, tetapi juga dapat menanggung biaya tanah dan tenaga kerja yang tinggi.

Faktor Resiko

Namun, kondisi lokasi Hokkaido yang buruk dan landasan industri yang buruk juga membawa risiko tertentu bagi kelancaran pendirian Rapidus di Hokkaido.

Meskipun andakata Rapidus mungkin dapat berjalan lancar dalam pengadaan peralatan utama seperti mesin litografi EUV berdasarkan koneksi mendalam anggota tim inti seperti Tetsuro Higashi di industri semikonduktor, apakah Rapidus dapat menemukan ceruk pasar yang cocok untuk kelangsungan hidupnya dan perkembangan di sisi permintaan di masa depan masih terlihat ketidakpastian yang besar.

Selain itu, dari sambutan publik dari Ketua Rapidus Tetsuro Higashi, terlihat bahwa perusahaan lebih memperhatikan nilai pelanggan daripada skala pelanggan, dan bermaksud melakukan transaksi mendalam dengan pelanggan yang dipilih dengan cermat dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari mereka.

Pelanggan tersebut mungkin termasuk Google, Amazon dan raksasa teknologi besar Amerika lainnya selain delapan perusahaan besar Jepang di bidang otomotif dan TI yang telah berinvestasi di Rapidus.

Tetsuro Higashi mengungkapkan bahwa dia baru-baru ini mengunjungi Google untuk memperkenalkan rencana Rapidus di bidang manufaktur lanjutan, menekankan bahwa meskipun kapasitas produksi wafernya kecil, hal itu akan menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meminimalkan siklus pengembangan, desain, dan pengiriman.

Google dikatakan sangat tertarik, dan percaya bahwa kedua pihak dapat bekerja sama terlebih dahulu dalam chip test tape-out link.

Dengan cara ini, Rapidus secara resmi berencana untuk membangun ikatan kerja sama dengan sejumlah kecil pelanggan chip proses canggih dengan memangkas proses R&D, dan mencoba membuktikan bahwa persinggungannya dengan TSMC dan Samsung dapat membantu pelanggan mencapai siklus peluncuran produk yang lebih singkat.

Jika model bisnis seperti itu benar-benar dapat diimplementasikan, itu masih dapat menghasilkan persuasi yang cukup besar, dan perusahaan material dan desain peralatan juga akan memiliki motivasi yang lebih besar untuk diterapkan di Hokkaido.

Namun, perhitungan Rapidus tampaknya masih berupa angan-angan sampai batas tertentu. Sudut pandangnya tampaknya didasarkan pada asumsi bahwa TSMC dan pabrik pengecoran proses chip canggih lainnya terisi penuh, dan tidak ada margin untuk mendukung produk relung bervolume kecil seperti tape-out link sebagai perusahaan Jepang.

Namun nyatanya, dengan konsumen elektronik yang sedang dingin belakangan ini, masih belum diketahui seperti apa situasinya kelak.

Menguntungkan Dalam Segi Subsisdi dan Geopolitik

Selain itu, sulit membayangkan bahwa ekologi layanan desain yang disediakan oleh Rapidus atau mitranya di Amerika, IBM, dapat menandingi pengalaman pelanggan OIP TSMC dalam jangka pendek. Dari sudut pandang geografis, penyelesaian Rapidus di Hokkaido dapat memberikannya keunikan "jepit rambut" dalam skenario peristiwa geografis khusus ruang.

Jika Selat Taiwan adalah pusatnya, Hokkaido juga merupakan daerah yang jauh dari Jepang, oleh karena itu, begitu situasi di Selat Taiwan tiba-tiba meningkat panas bahkan mempengaruhi pelayaran utama, kemungkinan besar dampaknya terhadap wilayah Hokkaido akan relatif ringan/kecil.

Pada saat itu, jika lini produksi 3nm Fase II TSMC di AS belum selesai, dan produksi massal proses Intel 20AIntel juga tertunda karena situasi keuangan perusahaan, Rapidus mungkin menjadi satu-satunya perusahaan di dunia yang dapat menyediakan teknologi cnggih 2nm secara stabil. Maka ketika itu proses jasa pengecoran produk Rapidus akan duduk santai dan menikmati keuntungan menjadi pihak yang diuntungkan.

Oleh karena itu, pertimbangan risiko geografis bagi Rapidus untuk menetap di Hokkaido juga menjadi salah satu keunggulannya.

Pilihan lokasi Kepergian Rapidus di Hokkaido memiliki arti mengembalikan kejayaan era semikonduktor Jepang yang gemilang di abad lalu, namun masih belum diketahui apakah perusahaan yang berada di bawah panji produksi massal chip 2nm dan proses manufaktur semikonduktor tercanggih di Jepang ini, dapat mewujudkan visi tersebut

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://asia.nikkei.com/Business/Tech/Semiconductors/Japan-s-Rapidus-chip-project-plans-global-search-for-talent

https://www.japantimes.co.jp/news/2023/02/15/business/rapidus-hokkaido-plant-consideration/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun