Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chen Gao Genius Muda yang Digadang-gadang Bisa Menerima Hadiah Nobel Metematika

5 Februari 2023   11:21 Diperbarui: 5 Februari 2023   11:26 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: 163.com

Melihat resumenya anak muda ini benar-benar luar biasa dan membuat kita akan berdecak kagum dan menggelengkan kepala. Dia memecahkan masalah matematika kelas dunia pada usia 21 tahun. Dia adalah pengawas doktoral di Amerika Serikat pada usia 24 tahun. Dia adalah profesor khusus di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok(USTC/University of Science and Technology of China) pada usia 26 tahun. Bocah jenius Tiongkok ini telah mencapai kesuksesan besar di dunia. Dan dia memilih kembali ke ibu pertiwinya, meski ditawari gaji tinggi dan keistimewaan lain oleh pihak berwenang AS. Belum lama ini dia memenangkan penghargaan dunia untuk Tiongkok.

Dia adalah Chen Gao, siapakah Chen Gao? Deskripsi satu kalimat: Seorang super jenius yang berbeda dari orang biasa, lahir pada tahun 1994, dia telah menunjukkan bakat matematika yang luar biasa sejak dia masih kecil. SD dan SMP selalu loncat kelas, waktu dia belajar ilmu matematika di SMA, bagi teman sebaya dia mungkin masih berguling-guling bermain di lumpur atau bermain petak umpet.

Pada usia 12 tahun, dia memenangkan hadiah pertama dalam kompetisi matematika nasional dan mendapatkan kesempatan tanpa ujian masuk di sekolah menengah Rui'an, sekolah menengah kunci tingkat pertama (unggulan pertama) di Provinsi Zhejiang.

Zhejiang adalah salah satu "provinsi top" di negara Tiongkok dan Sekolah Menengah Rui'an adalah "kelas atas" yang terkenal di Provinsi Zhejiang. Merupakan suatu kehormatan bagi Chen Gao untuk menjadi siswa sekolah bergengsi yang telah berusia seabad ini, dan juga merupakan suatu kehormatan bagi Rui'an untuk memiliki Chen Gao yang jenius.

Chen Gao menerima banyak perhatian khusus ketika dia masuk sekolah, karena dia tiga tahun lebih muda dari teman sekelasnya di sekolah menengah, dan karena dia masih tumbuh dewasa sekolahan takut dia kurang tidur, jadi dia pada dasarnya tidak berpartisipasi dalam belajar sendiri tambahan pada pagi dan malam hari di sekolahan.

Meskipun dia "di belakang" dalam waktu belajar dibanding murid lain, tapi "anak ajaib" ini adalah yang terbaik dalam hal kinerja.

Di tahun kedua SMA, dia lulus ujian masuk perguruan tinggi lebih awal, dan dengan skor 84 poin yang sudah melampaui batas pertama, dia langsung diterima di Kelas Siswa Berbakat Junior Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok (USTC/University of Science and Technology of China).

USTC adalah Universitas Peringkat Universitas Dunia QS 2022 diperingkat ke-93 secara keseluruhan di dunia. Universitas Global Terbaik US News 2023 memberi peringkat USTC ke-102 secara keseluruhan di dunia dan ke-5 di Tiongkok Daratan.

Chen Gao menjadi siswa termuda di kelas junior USTC dari usianya yang masih muda, dia bekerja keras seperti siapa pun dalam studinya. Pelajaran di kelas junior semuanya didasarkan atas kesadaran pada diri sendiri, Chen Gao juga siswa termuda di kelas junior USTC. Terlepas dari usianya yang masih muda, dia sama semangatnya dengan siapa pun dalam belajar. Pelajaran di kelas junior semuanya didasarkan pada kesadaran diri, sehingga sering kali para guru menjadi kewalahan juga dengan "kekritisan" para murid-murid ini, Chen Gao adalah yang paling baik dalam belajar mandiri.

Sebelumnya juga ada murid bernama Cao Yuan, jenius fisika lain yang juga baru berusia 14 tahun, muncul di USTC, jenius matematika Chen Gao selalu menjadi 'man of the year' di USTC. Dia berpartisipasi dalam Kompetisi Matematika Yau(Qiu Chengtong) untuk Mahasiswa di tahun pertama dan meraih dua perak dan dua perunggu. Meski bukan meraih medali emas, tapi dia sebagai pemenang dengan usia termuda.

Nama Chen Gao bahkan telah menyebar di seberang lautan ke AS, dia datang ke Universitas Negeri New York di Stony Brook untuk kuliah meraih Ph.D. Di Universitas ini dia telah menjadi perhatian seorang professor (Tionghoa) Chen Xiuxiong, yang melihat Chen Gao sama sekali bukanlah seorang "biasa".

Prof. Chen Xiuxiong, pada tahun 2018 memenangkan Penghargaan Veblen satu penghargaan internasional utama dalam geometri, bersama Sir Simon Donaldson dan Prof. Song Sun untuk makalah terobosan tiga bagian mereka, "Khler-Einstein metrics on Fano manifolds," yang membuktikan alternatif Fredholm nonlinear yang luar biasa untuk persamaan Khler-Einstein pada manifold Fano. Karya tersebut diterbitkan dalam Journal of American Mathematical Society. Chen (bersama Bing Wang) membenarkan dugaan Hamilton-Tian pada aliran Khler-Ricci pada manifold Fano dan (bersama Jingrui Cheng) menemukan terobosan perkiraan apriori untuk metrik Khler, di bawah asumsi pada kelengkungan skalar, yang melibatkan persamaan diferensial orde empat dan memverifikasi dugaan stabilitas geodesik Donaldson mendasar dan dugaan properti. (Stony Brook University News 18/07/2019)

pro-chen-xiuxiong-sir-simon-donaldson-d-phil-prof-song-sun-phd-63df2bfb4addee115b5bf2a5.png
pro-chen-xiuxiong-sir-simon-donaldson-d-phil-prof-song-sun-phd-63df2bfb4addee115b5bf2a5.png

Sumber: stonybrook.edu

Chen Xiuxiong kagum dengan kinerja matematika periodik Chen Gao selama studi Ph.D., sehingga penelitian yang diserahkan kepada Chen Gao pada dasarnya adalah soal matematika sulit kelas dunia.

Pada tahun 2015, Chen Gao dan Chen Xiuxiong bekerja sama untuk memecahkan masalah "instant gravitasi" yang diajukan oleh Hawking pada tahun 1977. Soal ini telah tertunda di dunia selama 38 tahun, dan diselesaikan oleh dua orang Tionghoa ini.

matematika-klas-dunia-63df2c2e08a8b53c753d7ad4.png
matematika-klas-dunia-63df2c2e08a8b53c753d7ad4.png

Sumber: freepik.com

Saat itu Chen Gao masih seorang pemuda yang hanya berusia 21 tahun.

Penguji Chen Gao untuk sidang Doktoralnya adalalah pemenang "Fields Medal" master kelas dunia Sir Donaldson pemenang "Wolf Medal" Profesor Sullivan...

"Fields Medal" dan "Wolf Medal" diakui di seluruh dunia sebagai penghargaan tertinggi dalam bidang matematika.

The Wolf Prize in Mathematics diberikan hampir setiap tahun oleh Wolf Foundation di Israel. Ini adalah salah satu dari enam Wolf Prize yang didirikan oleh Yayasan dan diberikan sejak 1978; yang lainnya di bidang Pertanian, Kimia, Kedokteran, Fisika dan Seni.

Sumber: stdaily.com
Sumber: stdaily.com

Dua "orang besar" yang memenangkan penghargaan ini sama-sama menyukai Chen Gao. Di bawah rekomendasi bersama mereka, Chen Gao pergi ke Princeton Institute for Advanced Study sebagai postdoctoral fellow. Kantornya bersebelahan dengan tempat Einstein dulu bekerja.

Pada tahun 2019, Chen Gao menjadi asisten profesor di University of Wisconsin-Madison dan menjadi supervisor doktoral. Asisten profesor yang baru berusia 24 tahun bukanlah hal yang aneh di AS. Tapi benar-benar sangat sedikit pengawas doktoral yang baru berusia 24 tahun di dunia.

Dia masuk universitas pada usia 14 tahun dan menjadi pengawas doktoral pada usia 24 tahun. Di mata semua orang, kecepatan meroket ini hanyalah awal dari kehidupan Chen, dan dia digadang-gand akan lebih kokoh di masa depan.

Sambil sungguh-sungguh melakukan pekerjaan mengajar dengan baik, dia telah menerbitkan 9 makalah akademis di platform kelas dunia.  Baru tahun lalu karya dan prestasi Chen Gao telah  menarik perhatian seluruh dunia.

Soal Metematika Yang Belum Terpecahkan

Seperti diketahui selalu ada penelitian inti yang sangat kompleks dalam komunitas matematika, dan itu juga menjadi masalah inti yang belum pernah terpecahkan oleh siapa pun selama beberapa dekade.

Salah satunya adalah persamaan Hermit-Yang Zhenning-Mills yang berkaitan dengan mekanika kuantum, yang lainnya adalah persamaan Keller-Einstein yang terkait erat dengan teori relativitas. Menyelesaikan kedua persamaan ini selalu menjadi tugas penting dalam komunitas matematika.

Pada tahun 1977, Qiu Chengtong memecahkan persamaan Keller-Einstein dengan kelengkungan nol.

Pada tahun 1985, Donaldson, Uhlenbeck dan Yau Shing-Tung bekerja sama untuk memecahkan persamaan Hermit-Yang Zhenning-Mills.

matematika-klas-dunia-1-63df2c9d4addee1bc75f88c3.png
matematika-klas-dunia-1-63df2c9d4addee1bc75f88c3.png

Sumber: freepik.com

Pada tahun 2012, kerja sama dari tiga talenta hebat: Chen Xiuxiong-Donaldson dan Sun Song untuk memecahkan persamaan kelengkungan integral Keller-Einstein.

Generasi pertama mengajukan ide, generasi kedua mengajukan ide umum, generasi ketiga memberikan solusi yang lebih spesifik namun lengkap, dan generasi keempat masih tidak tahu dimana.

Dan generasi kedua dan generasi ketiga semuanya membutuhkan tiga orang untuk mengatasi/memecahkannya, bisa dibayangkan betapa sulitnya soal ini.

Namun, pada akhir Februari 2021, menurut berita terbaru dari situs China Science and Technology Dawei, Chen Gao telah mengatasi masalah dunia ini. Dia secara pribadi/sendiri menyelesaikan tesis "J Equation and the Transformation of the Transcendent Hermit-Yang Zhenning - Mills Equation ".

Dan dipublikasikan secara online di jurnal matematika paling otoritatif di dunia " New Advances in Mathematics (Kemajuan Baru dalam Matematika)". Di bawah premis stabilitas, dia memecahkan persamaan J yang diajukan secara independen oleh Chen Xiuxiong dan Donaldson dan Hermit-Yang Zhenning-Mills superkritis yang diusulkan oleh Qiu Chengtong dan lainnya tentang "Persamaan Deformasi".

prof-qiu-chengtong-shing-tung-yau-63df2d004addee4bfc7c7872.png
prof-qiu-chengtong-shing-tung-yau-63df2d004addee4bfc7c7872.png

Sumber: yauc.seu.edu.cn

Persamaan ini benar-benar terlalu sulit. Hanya dengan melihat nama-nama "dewa besar" ini dalam persamaan, kita dapat mengetahui betapa terkemuka dan pentingnya penelitian Chen Gao; dan sebagai orang biasa, yang telah mempelajarinya sejak lama mungkin hanya bisa sampai pada tahap memahami judulnya saja.

Makalah ini menarik perhatian komunitas matematika internasional, dan dikutip oleh Lawson, seorang akademisi dari American Academy of Sciences, dan lainnya untuk pertama kalinya.

Menjadi suhu yang hangat dibicarakan di kalangan akademisi sekitar 105 derajat dan mendidih seperti gelombang yang menggelembung.

Peninjau jurnal matematika memberikan penilaian yang sangat tinggi "Chen Gao memperkenalkan dua ide berani dan menyelesaikan dua persamaan penting. Hasil serupa sangat jarang terjadi"

Chen Gao Pulang ke Ibu Pertiwinya

Pada saat yang sama, berita lain yang lebih eksplosif adalah bahwa Chen Gao telah kembali ke negaranya untuk bergabung dengan Universitas Sains dan Teknologi China/ USTC almamaternya sebagai profesor khusus di Pusat Penelitian Geometri dan Fisika.

Belum lama ini tahun lalu, dalam Kongres Dunia Kesembilan Matematikawan Tiongkok diadakan di Nanjing, dan Chen Gao memenangkan Medali Perak Matematika ICCM. Penghargaan ini merupakan penghargaan matematika tertinggi bagi orang Tionghoa di dunia, yang dikenal sebagai "Fields Medal" bagi kalangan orang Tionghoa. Chen Gao adalah pemenang penghargaan termuda.

chen-gao-mendapat-medali-perak-iccm-2022-63df2d314addee476a0660a2.png
chen-gao-mendapat-medali-perak-iccm-2022-63df2d314addee476a0660a2.png

Sumber: ezhejiang.gov.cn

Penghargaan Matematika ICCM, penghargaan tertinggi dalam bidang ini di Tiongkok, pertama kali diberikan pada tahun 1998 untuk mengakui matematikawan di bawah usia 45 tahun yang telah mencapai prestasi luar biasa dalam matematika dasar dan terapan, serta kontribusi signifikan untuk kemajuannya.

Chen Gao, seorang profesor di Institut Geometri dan Fisika Universitas Sains dan Teknologi China, telah mengabdikan dirinya untuk mempelajari geometri kompleks.

Pada tahun 2015, dengan tutornya Chen Xiuxiong, yang juga dari universitas, dia berhasil membuktikan bahwa hanya ada empat macam gravitasi instanton (gravitational instantons).

Chen Gao saat itu berusia 21 tahun, usia di mana Albert Einstein, yang saat itu adalah lulusan universitas yang sedang belum mendapat pekerjaan resmi, mendapatkan gelar diploma mengajar fisika.

Pembuktiannya merupakan kemajuan penting dalam bidang geometri diferensial. Setelah tinjauan panjang, makalah berjudul "Gravitational instantons with faster than quadratic curvature decay" diterbitkan pada akhir tahun 2021 di jurnal seperti "Acta Mathematica", salah satu empat jurnal matematika terbesar di dunia.

Konsep instanton (juga dikenal sebagai pseudoparticle) memberikan solusi klasik untuk persamaan tertentu yang melibatkan gerak dalam mekanika kuantum atau teori medan kuantum.

"Saya merasa sangat tersanjung menerima penghargaan ICCM ini," ujar Chen Gao pada acara penghargaan tersebut, "Peneliti matematika dasar seperti saya pasti sering mengerjakan topik yang tidak dipelajari oleh para pendahulu kita dalam jangka panjang yang terkadang berlangsung selama beberapa generasi. Saya dapat menggunakan semua bantuan dan dukungan yang bisa saya dapatkan."

Dalam 100 tahun terakhir, Wenzhou telah menghasilkan lebih dari 200 ahli matematika terkemuka. Pada tahun 2003, Wenzhou dijuluki sebagai "kampung halaman matematikawan" oleh matematikawan Chen Xingshen, yang pernah menerima "Wolf Prize" dalam bidang matematika, saat mengunjungi Wenzhou untuk menekankan kontribusi kota tersebut terhadap bidang ini.

Sekitar tahun 2002, pemerintah Wenzhou meluncurkan Proyek Cradle Matematika (Mathematics Cradle Project) untuk menumbuhkan bakat matematika muda. Pada bulan Juli 2022, Pusat Penelitian Matematikawan Wenzhou didirikan di Universitas Teknologi Wenzhou, menyediakan platform pertukaran dan kerjasama untuk matematikawan lokal dan internasional.

"Pusat ini berencana untuk mengintegrasikan sumber daya, mengunjungi universitas dan institusi domestik, membangun database ahli matematika Wenzhou di seluruh dunia, mengembangkan kontak dekat dan memperkuat pertukaran, kerja sama, dan rekrutmen di dalam negeri di institusi seperti Universitas Zhejiang dan Universitas Fuhajiang", wakil sekretaris dari komite Partai Universitas Teknologi Wenzhou.

Terakhir ini, biro pendidikan Wenzhou telah menyiapkan rencana untuk memperkuat reputasi kota sebagai "kampung halaman matematikawan" dengan memperkenalkan pelatih kompetisi matematika dan lulusan dari universitas ternama di dalam dan luar negeri.

Kerjasama dalam pengembangan bakat matematika akan diperkuat dengan institusi ternama seperti Universitas Peking, Universitas Fudan, Universitas Zhejiang dan Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Selain itu, pusat penelitian pengajaran Wenzhou untuk matematika sekolah dasar dan menengah akan didirikan berdasarkan rencana tersebut.

Biro pendidikan Wenzhou juga akan memperkuat kerjasamanya dengan Universitas Wenzhou dan Asosiasi Sains dan Teknologi Wenzhou untuk bersama-sama berkomitmen pada merek kampung halaman matematika.

Saat itu yang mendapat mendali emas adalah Ding Jian dari Universitas Peking.

ding-jian-pemenang-mendali-emas-iccm-2022-63df2d514addee51c152a462.png
ding-jian-pemenang-mendali-emas-iccm-2022-63df2d514addee51c152a462.png

Sumber: ezhejiang.gov.cn

Qiu Chengtong, seorang legenda dalam komunitas matematika Tiongkok di dunia, mengatakan bahwa dengan upaya banyak anak muda yang bersemangat, komunitas matematika Tiongkok telah mencapai platform yang lebih tinggi, tetapi sprint beberapa ratus meter terakhir ke posisi terdepan lebih pendek tetapi lebih sulit, mimpi heroik dipikul di pundak para pengejar mimpi ini seperti Chen Gao, dan mereka sudah berlari dengan sangat semangat sekli di sprint 100 meter terakhir.

Jadi pemuda ini jika suatu saat kelak memenangkan Medali "Nobel Bidang Matematika" di masa depan, tampaknya akan tidak kaget. Lagipula, dia adalah "jenius matematika" yang diterima di Universitas Sains dan Teknologi China pada usia 14.

Maka tidak heran ketika Chen Gao belajar diAS, banyak orang Tiongkok yang khawatir dia akan tinggal menetap di AS, karena jiak hal ini terjadi  maka mereeka merasa kultivasi dan pembinaan sekolah asalnya dan negara tiba-tiba menjadi "sia-sia". Namun banyak juga orang Tiongkok lain yang memiliki kepercayaan kuat pada Chen Gao pasti akan kemabli ke ibu pertiwinya.

Seperti ayah Chen Gao, Chen Qianlin setelah anaknya ke luar negeri, dia selalu selalu meluangkan waktu untuk mengobrol dengan putranya dan menceritakan apa yang terjadi di Tiongkok.

Tampaknya Chen Gao juga memikirkan tanah air dan kampung halamannya sepanjang waktu atas keterikatan batinyna. Chen Gao memang menyadari keunggulan dan kemajuan AS dengan sangat cepat setelah belajar di AS, namun dia tidak kehilangan jati dirinya dan kehilangan arahnya karenanya.

Setelah lulus dari Ph.D., dia direkomendasikan untuk datang ke Institute for Advanced Study di Princeton, tempat Einstein dulu tinggal dan bekerja. Kantornya diatur di sebelah kantor Einstein. Penelitiannya dan makalahnya yang diterbitkan "J Equation and Supercritical E The Metamorphosis of the Mitter-Yang Chen-Ning-Mills Equation" sama "tingginya" dengan tempat ini, dan banyak orang merasa berbelit-belit hanya dengan membacanya saja.

Tidak jelas apa yang dimaksud dengan persamaan ini, tetapi di mata para profesional, Chen Gao, yang telah menerbitkan sebuah makalah, benar-benar mengejutkan.

Pakar matematika di seluruh dunia telah mengarahkan pandangan mereka pada pemuda yang tidak sederhana ini. Dengan kata lain, hasil penelitian Chen Gao, yang membangun jembatan antara Yang Zhenning dan Einstein. Dengan melihat kedua nama saja sudah cukup membuat orang " terheran-heran". Yang lebih mengejutkan lagi, pemuda ini baru berusia 26 tahun.

Dengan perkembangan seperti ini, tidak mengherankan jika dia bisa memenangkan Medali Fields, yang disebut "Hadiah Nobel dalam Matematika".

Kekhawatiran orang Tiongkok tentang perkembangan dia ini tentu saja sangat normal, untungnya tindakan praktis Chen Gao membuat semua orang Tiongkok tenang.

Pada tanggal 1 Januari 2021, wali  kelas kelas sekolah menengah Chen Gao tiba-tiba berkata dalam SMS, "Saya baru saja bergabung dengan Institut Penelitian Shanghai di Universitas Sains dan Teknologi China. Saya ingin menyampaikan kabar baik kepada Anda."

Guru wali kelas yang bersemangat ini mengetahui bahwa Chen Gao telah menolak undangan bergaji tinggi yang ditawarkan oleh banyak pihak diAS, dan memilih untuk kembali ke negaranya Tiongkok untuk menjadi profesor khusus di Pusat Penelitian Majelis dan Fisika almamaternya, berharap untuk lebih mendedikasikan prestasi penelitian ilmiahnya untuk ibu pertiwinya.

Chen Gao sangat rendah hati, meskipun berita tentang dia berulang kali muncul di Internet, dia jarang menerima wawancara. Dia lebih suka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan penelitian di laboratoriumnya di Pudong.

Keberadaannya telah meraih kehormatan besar bagi negara dan juga bagi sebagian besar rakyat Tiongkok.

Sumber:Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

https://www.163.com/dy/article/GQ7QFTA10552CBB8.html

https://news.stonybrook.edu/facultystaff/chen-essig-simons-investigators/

http://staff.ustc.edu.cn/~chengao1/

https://www.freepik.com/free-photos-vectors/math

https://bolong.id/dw/0822/china-beri-medali-untuk-matematikawan-top

http://www.ezhejiang.gov.cn/wenzhou/2022-08/22/c_799291.htm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun