Berangkat dari kenyataan dan kebutuhan akan perang berintensitas tinggi, angkatan laut Tiongkok (AL-PLA) menyadari bahwa sistem pengawasan darat dan bawah air tidak dapat diandalkan.
Selain itu sifat rentan dari sistem pengintaian satelit, atas pertimbangan ini, maka Tiongkok melakukan pengembangan penuh kapal induk Type 001, 002 dan 003.
Meskipun ada berkah dari teknologi ejeksi elektromagnetik, mengingat pengalaman operasi kapal induk AL AS sangat kaya, masih sulit untuk mengatakan hasil dari konfrontasi antara keduanya di masa depan.
 Namun, karena kapal induk Fujian (Type  003) dapat memperoleh dukungan dari kapal Shandong seberat 60.000 ton, kekuatan tempur dua kapal induk bukan lagi sesuatu yang dapat dilawan oleh kapal induk seberat 100.000 ton. Oleh karena itu, setelah kapal induk Fujian secara resmi memasuki layanan, kekuatan kapal induk AL-PLA di teater selatan secara resmi akan melampaui Armada Ketujuh AS, dan keseimbangan kekuatan di LTS dan bahkan seluruh Asia Timur mengalami perubahan drastis.
Sekitar tahun 2025, batch baru Type 052D dan 054A yang ditambahkan padaAL-PLA akan mulai melayani, dan kemudian menghitung kapal Fujian dan kapal Type 055 Ke-8 yang saat itu sudah beroperasi, maka total tonase kapal perang utama dari AL-PLA di Teater Selatan akan mencapai level lain, mencapai skala 600.000 ton.
Sebaliknya, Armada Ketujuh AS saat itu diperkirakan telah memensiunkan tiga kapal "Ticonderoga" dan tidak memiliki penerus. "Arleigh Burke" terlalu tua untuk digunakan, dan efektivitas tempurnya secara bertahap menyusut.
Armada Pertama Asia secara resmi akan berubah. Mengingat fakta bahwa AL AS. tidak dapat membuka pangkalan kapal induk kedua di Asia Timur dalam waktu singkat, dan jumlah kapal induk yang dikerahkan dalam jangka panjang tidak dapat ditingkatkan, Armada Ketujuh akan berada diposisi lebih rendah dalam menghadapi angkatan laut teater selatan Tiongkok. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tujuan ini yang telah dikejar oleh AL-PLA selama bertahun-tahun.
Pada saat itu, pengerahan satu kapal induk Angkatan Laut AS dalam jangka panjang di Asia Timur dan dua kapal induk sesekali (sementara salah satunya harus bepergian ke dan dari daratan) akan terganggu.
Maka kalau dilihat dari kenyataan siutasi ini, Armada Ketujuh yang berjuang untuk mendukung kekuatannya di Asia Timur mau tidak mau harus menghadapi kenyataan peningkatan pesat kekuatan AL-PLA.
Dan melihat situasi di LTS yang semakin berkembang ke arah yang lebih menguntungkan bagi Tiongkok, maka perkembangan ini bukan hanya sesuatu yang dibutuhkan bagi Tiongkok untuk mempertahankan teritorinya, bagi Tiongkok ini dianggap sebagai suatu kebutuhan sejarahnya.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri