Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Penampakan Perdana Kapal Perusak ke-7 Type 055 AL-PLA Zunyi Setelah Penugasan

23 Januari 2023   21:16 Diperbarui: 24 Januari 2023   01:46 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang terpenting, melihat pengalaman AL Jerman dalam Perang Dunia I telah menunjukkan bahwa tidak ada jalan keluar bagi angkatan laut besar untuk bertahan secara membabi buta. Hanya angkatan laut yang bergerak di laut yang benar-benar dapat menjadi kekuatan strategis yang menentukan untuk hasil dari suatu perang.

Diantaranya, duel kapal induk menjadi komponen terpenting. Dalam banyak dokumen, formasi kapal induk masih dianggap sebagai platform keluaran inti bagi kekuatan besar untuk berperang.

Hal ini masih wajar dalam perang intensitas rendah hingga sedang, tetapi situasi ini tidak akan lagi terjadi dalam pertempuran intensitas tinggi. Kecepatan pengembangan rudal modern jauh melebihi imajinasi dunia luar.

Pada jarak tempur khas 1.000 kilometer pesawat berbasis kapal induk, waktu yang diperlukan untuk persiapan, peluncuran, dan kedatangan rudal di target jauh lebih rendah daripada waktu yang dibutuhkan kapal induk yang perlu ditata ulang dan siap terbang ke tujuan armada kapal induk.

Terlebih lagi, kemampuan penetrasi senjata hipersonik tidak sebanding dengan jet tempur berbasis kapal induk yang berkecepatan relatif rendah. Radius tempur pesawat berbasis kapal induk tidak dapat mengimbangi jangkauan rudal, jadi sebenarnya arti terbesarnya adalah penguasaan laut dan pengintaian strategis.

"Pengintaian" terdengar seperti istilah yang tidak mencolok. Pesawat pengintai dan pod pengintai elektronik dari berbagai negara mendapat perhatian yang jauh lebih sedikit daripada jet tempur dan rudal udara-ke-udara.

Namun, dari sejarah pertempuran laut kapal induk pertama umat manusia, "Pertempuran Laut Koral (Battle of the Coral Sea)* ", hingga "Pertempuran Pulau Midway (Battle of Midway)**", yang menentukan Perang Pasifik, sebagian besar waktu konfrontasi antara angkatan laut AS dan Jepang dihabiskan untuk mencari kapal induk lawan, dan serangan itu sebenarnya langkah yang sangat singkat.

(*Pertempuran Laut Koral adalah pertempuran laut yang terjadi di Laut Koral dari 4 Mei hingga 8 Mei 1942. Itu adalah pertempuran penting dalam Perang Pasifik. Kedua pihak yang berpartisipasi dalam pertempuran adalah Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, dan angkatan laut dan udara Amerika Serikat dan Australia. Ini adalah pertempuran kapal induk pertama, pertama kali armada kedua belah pihak dilakukan di luar garis pandang (di luar horizon), dan pertama kali kapal perang kedua belah pihak tidak secara langsung bertukar tembakan pertempuran laut.

** Pertempuran Pulau Midway adalah pertempuran laut skala besar antara AL AS dan AL Jepang di perairan dekat Pulau Midway pada Perang Dunia II. Pertempuran utama pecah di perairan barat laut Pulau Midway pada 4 Juni 1942, dan tindak lanjutnya pertempuran berlanjut hingga 7 Juni 1942.)

Dari pengalaman perang di atas ini justru "Pengintaian maritim"  seperti logistik darat, kelihatannya tidak mencolok, tetapi sebenarnya itu adalah kunci kemenangan atau kekalahan. Selama dunia mempertahankan lingkungan yang umumnya damai di bawah pencegahan nuklir, status kendali laut untuk kapal induk tidak akan tergantikan.

Bahkan jika kapal perang khusus seperti kapal induk UAV yang punya kelebihan untuk pengintaian muncul, mereka tidak akan dapat mengguncang secara mendasar status komprehensif kapal induk besar secara fundamental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun