Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Tiongkok Tetap Menuntaskan Proyek Rugi US$670 Juta LRT di Arab Saudi?

15 Januari 2023   20:47 Diperbarui: 23 Agustus 2023   20:28 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: denverpost.com

Dengan cara ini tidak hanya akan menstabilkan landasan jalan tetapi juga membantu Arab Saudi mempertahankan ekologinya, dan juga akan sangat meningkatkan lingkungan kerja operator garis depan.

Jelas, meski rencananya bagus, realisasi masalah sebenarnya datang silih berganti, bagaimana mengangkut pohon-pohon tinggi.

Bagaimana cara menanam pohon di bukit pasir lunak dan pasir kuning menutupi langit? Bisakah pohon bertahan hidup di bawah kekurangan air dan kondisi suhu tinggi? Penanaman pohon yang bisanya sederhana di daerah biasa dapat menjadi masalah ketekunan yang ekstrim bagi mereka.

Menanam pohon hari ini kemudian istirahat sehari besoknya baru akan menanam lagi, dan hanya sedikit dari mereka yang akan bertahan bisa melakukan penanaman berulang kali setiap hari. Dari sini betapa kita dapat membayangkan segala macam kesulitan yang mereka hadapi hany untuk masalah pondasi saja, sedang pekerjaan utama adalah membangun rel kecepatan tinggi, berjalan di jalan dalam suhu 50 derajat akan membakar kaki, dan jalan aspal akan menjadi lunak, merupakan kemenangan besar jika sanggup sebentar berdiri di gurun.

Tetapi para pekerja Tiongkok tidak hanya harus menanggung lingkungan seperti itu, tetapi juga harus mempertahankan operasi intensitas tinggi, bertahan selama lebih dari sepuluh jam sehari. Bagian punggung mereka banyak yang hangus terkelupas kulitnya melepuh. Tapi demi kehormatan ibu pertiwinya, para pekerja ini tetap bersikeras tetap bertahan, dan tidak ada yang coba melarikan diri.

Selain itu, kesulitan proyek ini sangat besar, kapasitas desain rel ini dan kesulitan beralih di antara berbagai standar teknis dalam interval pengoperasian adalah yang tersulit di dunia.

Namun, pekerja Tiongkok masih bersikeras pada standar yang paling menuntut dan manajemen yang paling ketat selama proses konstruksi, dan berusaha untuk kesempurnaan atas dasar ini.

Mereka tidak pernah kendur dan bekerja asal-asalan dalam proyek karena lingkungan yang keras, dan satu per satu masalah dapat diselesaikan.

Ada lagi masalah tenaga kerja ketika harus mengerjakan pekerjaan di Mekkah, karena tenaga non-muslim tidak di-izinkan memasuki kota suci. Untuk itu, pihak Tiongkok telah merekrut ribuan pekerja lokal yang beragama Islam, tapi masalahnya Arab Saudi bukanlah negara biasa di Timur Tengah, karena sebagian besar penduduk setempat kondisinya sangat kaya berkat minyak, sikap mereka terhadap pekerjaan lebih santai.

Selain itu mereka sangat patuh pada pada Islam dan perlu sholat lima waktu sehari, pihak Tiongkok harus menerima persetujuan pemerintah di berbagai tingkatan untuk bekerja.

Prosedurnya sangat rumit untuk minta persetujuan memperboleh izin kerja pada jam 12 hingga jam 2 siang, dan waktu ini kebetulan adalah waktu terpanas di gurun, sehingga hanya sedilit orang yang sanggup bekerja pada saat itu. Jadi sesungguhnya pekerja lokal Saudi mungkin secara efektif jam kerjanya hanya 2 jam-an, tetapi pembayaran harus penuh sehari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun