Departemen pertahanan Taiwan bergegas melepas jet tempur untuk menghadapinya, tetapi dalam laporan tersebut, departemen pertahanan Taiwan tidak menyebutkan pesawat tempur J-20, dan menurut praktik yang konsisten dari otoritas DPP dan departemen pertahanan Taiwan dalam propaganda, jika jaringan radar di Taiwan itu benar-benar ditemukan jet tempur J-20, mereka pasti akan merilis berita untuk membesar-besarkan apa yang disebut kemampuan pertahanan Taiwan.
Oleh karena itu, ada kemungkinan besar bahwa departemen pertahanan Taiwan sama sekali tidak menemukan jejak J-20 yang berpartisipasi dalam pelatihan, yang juga mencerminkan semboyan Taiwan "dipantau dan ditanggapi dengan ketat" dan apa yang disebut "semuanya terkendali" yang sering dikumandangkan oleh departemen pertahanan Taiwan ternyata hanya omong kosongnya.
Sebenarnya departemen pertahanan Taiwan telah memperkuat jaringan radar pertahanan udaranya selama bertahun-tahun. Puluhan radar telah dikerahkan di daratan Pulau Taiwan seluas lebih dari 30.000 kilometer persegi, yang sebagian besar buatan AS.
Sejak PLA mulai melakukan patroli rutin di sekitar Selat Taiwan pada tahun 2020, otoritas Taiwan bahkan menghabiskan lebih dari NT $5 miliar (mata uang Taiwan) untuk meningkatkan kembali jaringan radar jarak jauh Paving melon, atau jenis peralatan radar lainnya.
Namun kenyataan, saat ini, jet siluman PLA tidak dapat dideteksi, jadi jika benar-benar diperlukan, PLA dapat sepenuhnya mengirim jet-jet siluman untuk menerobos jaringan pertahanan udara tanpa ditemukan lawan, seperti yang dilakukan militer AS di Perang Teluk dulu, dimana Pos komando, stasiun radar, dan target utama lainnya diserang untuk meletakkan dasar untuk masuknya J-16, JH-7, H-6 dan pesawat militer model lainnya berikutnya menyusul.
Departemen pertahanan Taiwan tidak dapat menemukan pesawat tempur J-20 sekarang, itu tidak berarti bahwa pesawat siluman tersebut masih sama sekali tidak terlihat dan tak terkalahkan. Lagi pula, sejak munculnya pembom siluman F117 dan B2 Amerika, bagaimana cara menangani pesawat tempur siluman yang datang dan pergi tanpa jejak telah menjadi isu militer global yang menjadi topik perhatian dunia.
Terutama setelah munculnya F-22, penerapan untuk mendeteksi pesawat siluman menjadi semakin luas, semua kekuatan militer besar di dunia telah menginvestasikan banyak upaya di bidang anti-siluman. Beberapa kekuatan militer, termasuk Tiongkok, telah membuat terobosan di bidang radar anti-siluman.
Menurut laporan China Electronics Technology Group Corporation (CETC), setelah 30 tahun melakukan pengembangan, teknologi anti-siluman kini telah menjadi yang terdepan di dunia. Bahkan jauh hari pada awal 2013, radar anti-siluman yang melengkapi PLA telah dapat mendeteksi F- 22 jet tempur berjarak 280 kilometer. Â Setelah 10 tahun, jarak deteksi ini pasti akan meningkat secara signifikan. Baca:
Radar Buatan Tiongkok yang Bisa Mendeteksi Pesawat Siluman  Â
