Di sisi lain, jika Rusia ingin mengubah perang ini menjadi keuntungan positif yang besar bagi dirinya sendiri, itu mengubah taktik dan strategi (dengan istilah menumbuhkan bulu kambing pada badan babi), yaitu harus menyeret AS ke dalam perangkap strategis ini.
Kemudian membiarkan Tiongkok untuk merebut kepentingan strategis AS, dan kemudian Rusia akan mendapatkan kembali darahnya sendiri dari kepentingan strategis Tiongkok. Jika cara ini berhasil, maka Rusia sama sekali tidak takut untuk menunda pertempuran ini menjadi perang jangka panjang, dan semakin lama ditunda, semakin baik bagi Rusia.
Untuk melakukan semua ini, Rusia membutuhkan pasukan Rusia yang sangat besar untuk mengendalikan situasi. Kunjungan Medvedev ke Tiongkok dan pertemuan dengan pemimpin tertinggi Tiongkok jelas bukan pertemuan sopan santun/kehormatan (courtecy visit) yang sederhana.
Mitra kerja sama strategis yang komprehensif tidak hanya berbicara saja, dan Tiongkok pasti tidak akan memihak Rusia dalam masalah Ukraina.
Reuters melaporkan Dmitry Medvedev Rusia bertemu Presiden Xi Jiing di Beijing, dikabarkan konflik Ukraina dibahas. (12/12/2022)
Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev telah melakukan perjalanan mendadak ke Beijing dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di mana dia mengatakan mereka membahas konflik Ukraina.
Namun hal tersebut tidak akan mempengaruhi pendalaman kerjasama antara Tiongkok dan Rusia, apalagi kerjasama yang mendalam antara Tiongkok dengan negara-negara lain di dunia, yang jelas kerjasama tersebut tidak dapat dihentikan oleh AS, dan tidak ada alasan untuk menghentikannya.
Mengenai krisis Ukraina, Xi mengatakan bahwa Tiongkok selalu memutuskan posisi dan kebijakannya sendiri berdasarkan manfaat dari masalah itu sendiri, dan mengambil posisi yang objektif dan adil dalam masalah ini dan telah melakukan upaya aktif untuk memfasilitasi pembicaraan damai.
Dia mengungkapkan harapannya bahwa pihak-pihak terkait akan menunjukkan rasionalitas dan pengendalian diri, memulai dialog yang komprehensif dan mengatasi masalah keamanan satu sama lain melalui cara-cara politik.
Xi memuji hubungan Tiongkok-Rusia, dengan mengatakan bahwa selama dekade terakhir, hubungan bilateral telah teruji oleh perubahan yang mudah berubah dalam lanskap internasional dan mempertahankan pembangunan yang sehat, stabil, dan tingkat tinggi.