Apa manfaat pembangunan jalur kereta api Tiongkok-Myanmar bagi Tiongkok dan bagaimana pengaruhnya terhadap Tiongkok?
Bagi Tiongkok, jalur kereta api yang menghubungkan Tiongkok dan Myanmar ini tentu sangat penting. Untuk memahaminya, harus dikaitkan dengan pembangunan Pelabuhan Kyaukphyu Myanmar tersebut di atas. Salah satu proyek investasi yang sangat penting, dan juga akan menjadi proyek papan atas yang sangat baik dari BRI jika sudah setelah selesai, dan juga merupakan titik tumpu penting dari strategi geopolitik luar negeri Tiongkok.
Demikian juga bagi pihak Myanmar menaruh harapan besar terhadap pelabuhan ini, dengan harapan dapat lebih memajukan pembangunan ekonomi negara melalui pembangunan pelabuhan ini. Lalu apa pentingnya bagi Tiongkok membangun Pelabuhan Kyaukphyu?
Menurut pangamat secara khusus, itu terutama terletak pada tiga poin berikut:
Pertama-tama, membuat transportasi energi Tiongkok lebih aman. Kita harus tahu bahwa ketika tidak ada Pelabuhan Kyaukphyu, transportasi energi Tiongkok hanya dapat melewati Selat Malaka. Sebelumnya telah dipahami bahwa Selat Malaka adalah "jalur kehidupan laut" bagi Tiongkok, hal ini tidak bisa dipungkiri. Ketergantungan jalur laut di Selat Malaka merupakan salah satu kelemahan Tiongkok, yang sangat memungkinkan pihak lain untuk mengendalikan kelemahannya ini di telapak tangan musuh-musuh dan pesaing Tiongkok terutama AS.
Seperti diketahui selama ini sudah banyak negara di sekitar Selat Malaka memiliki pasukan AS yang ditempatkan di negara-negara ini. Kita harus mengakui bahwa AL AS masih akan menjadi AL paling kuat di dunia untuk waktu yang lama.
Jika Tiongkok tidak bisa lepas dari ketergantungannya yang mendalam dari Selat Malaka, maka transportasi energi Tiongkok akan terancam oleh militer AS setiap saat, dan begitu pelabuhan Kyaukphyu di Myanmar sudah siap dan bisa diterapkan, maka barang-barang yang dikirim untuk dan oleh Tiongkok ke Eropa dan Timteng serta Afrika dapat tidak harus melewati Selat Malaka, dan bisa melalui Pelabuhan Kyaukphyu, Myanmar dan seterusnya melalui darat diangkut ke Tiongkok atau sebaliknya.
Kedua, Tiongkok sudah membangun pipa minyak dan gas dari Pelabuhan Kyaukphyu di Myanmar ke Yunnan. Minyak dan gas bumi dari Timur Tengah diangkut ke Pelabuhan Kyaukphyu kemudian dengan tekanan tinggi dan diangkut ke Tiongkok Barat Daya melalui jalur pipa, cara ini juga akan lebih ekonomis dan lebih cepat daripada melalui Selat Malaka.
Tetapi hal ini baru membicarakan tentang untuk memenuhi kesenjangan energi di Barat Daya, bukan untuk kota-kota di Timur Tiongkok. Untuk kota-kota di Tiongkok timur akan lebih baik melalui Selat Malaka. Namun selama ini pipa-pipa migas di barat daya Tiongkok juga telah terhubung dari timur ke barat, sehingga dalam situasi darurat juga dapat dilakukan pada saat-saat kritis.
Ketiga, bisa ada pilihan yang lebih nyaman dan ekonomis saat mengangkut sumber daya. Sebelumnya, Tiongkok menggunakan rute pelayaran untuk mengangkut sumber daya yang diwakili oleh bijih tembaga dan bijih besi ke banyak daerah di barat daya. Kemudian harus didaratkan di Guangdong dan kemudian dilakukan transportasi ke berbagai tempat. Dengan adanya jalur Tiongkok-Myanmar, tidak hanya akan lebih cepat untuk masuk ke Tiongkok dari Pelabuhan Kyaukphyu ke wilayah barat daya, tetapi juga biaya transportasi jauh lebih rendah. Dapat dikatakan bahwa ini adalah "sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui".
Jadi pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dan Jalur Kereta Api Tiongkok-Myanmar tidak sulit untuk dilihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan Tiongkok, dan pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Myanmar dan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos akan semakin meningkatkan perencanaan Jalur Kereta Api Trans-Asia Tiongkok akan lebih sempurna, dari jalur timur, tengah, barat hingga jalur cabang yang lebih banyak, sehingga perkereta apian Trans-Asia akan maju ke arah yang lebih sempurna.