dan kemudian mengekspornya ke negara-negara produsen untuk diinvestasikan kembali dan dikendalikanlah aset yang berkualitas dari negara sumber daya, sehingga memperoleh hasil investasi dan keuntungan yang tinggi. Baca:
Berbincang Untuk Obligasi AS atau Surat Utang AS - Bahaya!
Ini lagi-lagi pencukuran ketiga kalinya terhadap negara konsumen kepada negara produsen dengan menggunakan aturan asimetris.Â
Sirkulasi dolar antara negara-negara konsumen, negara-negara produsen, dan negara-negara sumber daya diciptakan sedmikian rupa, sehingga negara-negara produsen terjepit di antara negara-negara konsumen dan negara-negara sumber daya.
Lebih-lebih lagi secara khusus, negara dengan kapasitas produksi yang begitu besar seperti Tiongkok pada dasarnya berada dalam seperti kue tar, sumber daya apa saja yang mereka beli mahal, dan produk apa yang mereka dijual murah.
Mengapa hal ini terjadi? Karena di bawah efek ganda dari ekspansi mata uang dan ekspansi ekonomi global, ekonomi dunia telah mengantarkan siklus super boom selama lebih dari 20 tahun.
Di hilir rantai industri, ini dimanifestasikan sebagai terjadi kelebihan produksi dalam komoditas curah, yang ditransmisikan dari hilir ke hulu produk terjadi kelebihan kapasitas di setiap kesempatan, sehingga apa yang dijual harus murah.
Saat begini faktor keuntungan total Tiongkok telah meledak seperti bom nuklir dalam beberapa dekade terakhir. Ini adalah keuntungan besar yang tidak dapat ditandingi oleh produsen generasi pertama maupun produsen generasi kedua.
Sehingga menyebabkan Tiongkok terdorong berkapasitas produksi pada ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadi pabrik dunia. Menaufaktur dan mesin ekonomi menjadi fenomena dan kata kunci terbentuknya ledakan Tiongkok sebagai produksen.
Baik Tiongkok maupun AS adalah penerima manfaat dari lompatan besar ke depan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam globalisasi ini. AS telah memperoleh aliran komoditas murah dan utang dolar yang dijual murah masa lalu yang stabil, yang dibyarkan kembali oleh Tiongkok.