Konflik antara Rusia dan Ukraina masih berlanjut dan semakin sengit. Pada 16 Maret 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato televisi lagi, membahas mengapa dia meluncurkan operasi militer khusus ini dan bagaimana Rusia siap untuk menanggapi sanksi Barat, yang sekali lagi menarik perhatian dan didiskusikan pada media global dan netizen.
Tampaknya selain keinginan Ukraina bergabung ke NATO, kekejaman kaum Neo-Nazi anti-Rusia yang membuat Putin marah. Selain itu provokasi AS dan Barat membuat Putin tak tertahankan lagi untuk menyerbu Ukraina.
Dari pidato Putin ini, kita dapat memahami perasasaan dia dengan disintegrasinya tanah airnya Uni Soviet, dan kita juga memahami secara mendalam kerusakan besar yang diakibatkan oleh disintegrasi Uni Soviet terhadap dunia dan Rusia. Tiga puluh tahun kemudian, kita dapat dengan jelas melihat buah pahit dari sebuah negara yang pernah besar yang harus meninggalkan keyakinannya.
Pertama marilah kita bicarakan tentang konflik Rusia-Ukraina yang dinyatakan oleh Putin sebagai serangan balik terakhir Rusia terhadap AS dan upaya Barat untuk memecah belah Rusia. Jika kita mengikuti situasi internasional untuk waktu yang lama, kita akan menemukan bahwa AS dan Barat telah memicu "revolusi warna" di bekas republik Soviet.
Ukraina mengalami "revolusi warna" pada 2013, yang mengarah ke insiden Krimea; Belarus telah mencoba kudeta pada Agustus 2020 dan Kazakhstan pada Januari tahun ini. Di balik ini tersembunyi tujuan strategis AS dan Barat untuk menggigit dan akhirnya mencabik-cabik Rusia.
Pidato Putin secara langsung menunjukkan hal ini: "Mereka berusaha melemahkan kita, menjatuhkan kita, memusnahkan kita, mengubah kita menjadi negara yang lemah dan tidak punya integritas, menghancurkan integrasi teritorial kita, dan mencabik-cabik Rusia menjadi apa yang terbaik bagi mereka. Saat itu mereka masih belum berhasil, tapi jangan harap mereka akan berhasil sekarang!"Â
Juru bicara Kemenlu Tiongkok pernah berkomentar: "Apakah AS dan Barat tidak pernah memikirkan konsekuensi dari mendorong kekuatan dunia ke sudut pojok?" Sebuah negara besar yang dipojokkan tanpa jalan keluar seperti orang dalam situasi putus asa. Di sini saya teringat akan penilaian terkenal Ketua Mao ketika dia berjuang melawan AS di Korea Utara (Perang Korea) yang mengatakan, 'Satu pukulan sudah cukup untuk menghindari seratus pukulan.' Perang terbagi menjadi dua jenis: adil dan tidak adil. Konflik ini merupakan respon adil Rusia terhadap AS dan niat Barat untuk memecah belah Rusia."
Kedua, ini adalah penyesuaian yang sulit bagi Putin setelah runtuhnya Uni Soviet. Semenanjung Krimea adalah tanah yang tadinyaberhasil direbut Rusia melalui sepuluh peperangan Rusia-Turki dalam satu abad, yang disumbangkan ke Ukraina pada tahun 1954 oleh Khrushchev, yang lahir di Ukraina.
Ironisnya, alasannya saat itu adalah untuk memperingati 300 tahun aliansi antara Rusia dan Ukraina. Sebelumnya Ukraina belum pernah menjadi republik sampai berdirinya Uni Soviet, Ukraina hanyalah cabang dari Slavia Timur, dan tidak ada filosofi nasional dan struktur politik yang jelas. Konsep politik yang disangga secara artifisial ini malah memperburuk perpecahan etnis antara Ukraina dan Rusia.
Selama periode Soviet, karena sistem sosialis yang sama, masalah etnis dan agama dapat diselesaikan di bawah kerangka negara tunggal. Â Tapi dengan disintegrasinya Uni Soviet dan ditinggalkannya gagasan komunisme, republik-republik dapat memilih nasionalisme untuk membangun sistem nasional mereka, dan kebangkitan populisme xenofobia tidak dapat dihindari.
Dengan dukungan AS dan Barat, Ukraina telah menciptakan versi baru dari narasi nasionalisme, secara bertahap menumbangkan sejarah aliansi persaudaraan berusia tiga ratus tahun antara Rusia dan Ukraina, dan telah mempercepat jalannya menuju permusuhan terhadap Rusia.Â
Pembantaian terhadap etnis berbahasa Rusia membuat Rusia tidak bisa mentoleransi lagi, dan niat Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah tindakan yang terakhir untuk bisa ditoleransi. Dari sini kita dapat melihat bahwa narasi kebangsaan adalah hal yang perlu dikonstruksi oleh negara, jika kita tidak bisa menguasai dominasi wacana, saudara-saudara kita dengan akar nenek moyang yang sama akan menjadi musuh yang mematikan. Ini adalah nilai inti dari "Bhineka Tunggal Ika" yang selalu ditekankan pada masalah etnis kita.
Pada 9 Mei 2014, Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) menyampaikan pidato di Sevastopol, tempat Armada Laut Hitam Rusia ditempatkan. Pada tanggal 9, parade militer diadakan di Sevastopol, tempat Armada Laut Hitam Rusia ditempatkan, untuk memperingati 69 tahun kemenangan Perang Patriotik Hebat dan peringatan 70 tahun pembebasan Sevastopol dari fasis Jerman.
Operasi Militer Khusus Rusia ke UkrainaÂ
Pidato Putin pertama menghabiskan banyak halaman menjelaskan kepada rakyat Rusia bahwa operasi militer khusus ke Ukraina adalah serangan balik untuk pertahanan diri yang harus dilakukan Rusia.
Dia mengutuk kejahatan keji yang dilakukan oleh neo-Nazi Ukraina terhadap rakyat di wilayah Donbas sejak 2014. "Rakyat Donbass telah menderita genosida paling brutal dalam delapan tahun terakhir, dengan serangan teror dan penembakan terus-menerus," katanya. Dia juga mengatakan bahwa "Ukraina bermaksud untuk menggunakan kekuatan di Donbass, atas dorongan AS dan negara-negara Barat lainnya, dalam persiapan untuk pembantaian skala besar dan pembersihan etnis."
Karena berbagai alasan, tapi selama ini dunia luar tidak banyak tahu tentang apa yang terjadi di wilayah Donbas dalam beberapa tahun terakhir. Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa laporan internasional masih lebih mengandalkan sumber informasi dari organisasi berita Barat, karena Barat selalu memilih berita menurut standar politiknya sendiri. Di era hegemoni BBC dan CNN, ada pepatah di komunitas media internasional bahwa jika suatu peristiwa tidak dapat ditampilkan di BBC atau CNN, sebesar apa pun suatu peristiwa itu terjadi, dianggap itu tidak terjadi.
Sekarang dengan banyak media online pribadi, situasinya telah berubah secara signifikan, tetapi sebagian besar platform online masih dikendalikan oleh Barat. Seperti yang pernah terjadi pada seorang jurnalis wanita Prancis bernama Anne-Lauren Bonnel membuat film dokumenter tentang kekejaman dan tragedi di Donbass pada tahun 2015, tetapi media arus utama Prancis tidak mengizinkannya untuk  menyiarkan. Tapi sekarang dapat ditemukan di Internet dan semua orang dapat menontonnya.
Donbass (subtitel bahasa Inggris) -- Dokumenter yang direkam oleh jurnalis Prancis Anne-Laure Bonnel - 8 Tahun Perang. Dimana kekejaman tentara Ukraina bertindak kejam terhadap etnis Rusia di Donbass....Silakan nonton sampai habis...
Kemudian, Putin mengecam tekad pemerintah Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan bahkan bersiap untuk mengembangkan senjata nuklir. Dia percaya bahwa dengan dukungan teknis asing, Ukraina dapat memperoleh senjata pemusnah massal ini di masa mendatang. Putin juga mengungkapkan bahwa AS sedang mengembangkan senjata biologis melawan negara Rusia dari Ukraina, dan bahwa "telah ada lusinan laboratorium biologi yang melakukan proyek penelitian senjata biologis di bawah komando dan dukungan keuangan dari Pentagon AS."
Singkat kata, Putin mendasarkan alasan ini mengirim pasukan ke Ukraina demi tiga alasan moral yang tinggi: Satu, untuk melawan kekejaman pembersihan etnis oleh otoritas Ukraina; Dua, untuk menghentikan Ukraina bergabung dengan NATO dan usaha mereka untuk membuat senjata nuklir; Tiga, untuk menghancurkan konspirasi perang biologis AS, bagaimanapun juga AS memulai Perang Irak dengan alasan bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal. Putin mengatakan perkembangan ini "menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan Rusia" dan bahwa "kami tidak punya pilihan selain melakukan operasi militer khusus ini kecuali untuk membela diri."
Putin juga mengecam keras "Leading Party (Partai Terkemuka)" dan "Fifth Column (Kolom Kelima)" di Rusia, dengan mengatakan: "AS dan Barat mencoba bertaruh pada apa yang disebut 'Kolom Kelima', pada pengkhianat nasional, pada mereka yang ada di sini (dalam negeri Rusia) untuk menghasilkan uang di Rusia, tapi rohnya ada di sana, bukan di sini, bukan dengan orang-orang Rusia, tetapi orang-orang ini lupa, atau tidak melihatnya sama sekali, jika kekuatan Barat hanya mengguna mereka saat benar-benar membutuhkannya, mereka hanya diperlakukan sebagai alat mereka sebagai barang habis pakai dan menggunakan mereka hanya untuk menyebabkan kerugian terbesar bagi rakyat kita (Rusia)."
Putin berbicara tentang bagaimana Rusia akan melawan pertahanan ekonominya sendiri. Sehingga ada analis yang berpandangan, sejauh ini, sebagian besar negara di dunia adalah reformis, bukan revolusioner, dari tatanan internasional sepihak yang didominasi oleh AS, tetapi Putin-Rusia kini telah muncul entah dari mana, dan dengan operasi militer skala besar dan memang kontroversial, telah menjadi seorang revolusioner yang menumbangkan tatanan lama dalam arti tertentu, yang memiliki dampak mendalam pada evolusi pola dunia.
Dalam pidatonya, Putin menunjukkan bahwa situasi saat ini "tidak diragukan lagi telah mengumumkan berakhirnya dominasi negara-negara Barat dalam sistem politik dan ekonomi global", "AS dan para pendukungnya telah secara membabi buta menjatuhkan sanksi dan tekanan, tetapi ini tidak diakui oleh negara-negara yang mewakili lebih dari setengah populasi dunia. Negara-negara ini adalah kekuatan yang tumbuh paling cepat dan paling menjanjikan dalam ekonomi global, dan Rusia adalah salah satunya."
Menurut padangan analis pernyataan ini setidaknya mengandung dua makna, pertama, dominasi Barat dalam tatanan dunia telah berakhir, dan era "komandan dunia" AS telah berlalu. Memang, setelah sanksi AS terhadap Rusia sekarang ini, hampir hanya sekutu tradisional AS yang mendukung, sementara Tiongkok, India, Brasil, dan Afrika Selatan, empat negara "BRICS", tidak menanggapi. Demikian pula, negara-negara berkembang besar seperti Indonesia, Mesir, Nigeria, dan Meksiko dengan populasi lebih dari 100 juta tidak menanggapi.
Kedua, Putin percaya bahwa negara-negara berkembang yang mewakili lebih dari setengah populasi dunia adalah masa depan, dan nasib Rusia telah digabungkan dengan negara-negara yang mewakili masa depan.
Dari diskusi para pejabat dan cendekiawan Rusia kemudian, Tiongkok di mata mereka adalah negara yang mewakili masa depan. Pasar Rusia terbuka untuk Tiongkok dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Rusia kemungkinan akan mencapai perkembangan lompatan, yang bermanfaat bagi Tiongkok dan Rusia, dan untuk kepentingan bersama kedua bangsa.
Tampaknya menurut pernyataan resmi Tiongkok juga berharap bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lebih awal, dan mereka menantikan perkembangan baru dalam hubungan ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Ukraina.
Di bawah kerangka umum ini, pidato Putin berikutnya terutama melibatkan tiga aspek tatanan internasional yang didominasi Barat. Salah satunya adalah "Empire of Lies (Kekaisaran Hoax/Kebohongan)", yang kedua adalah Model Barat, dan yang ketiga adalah Hegemoni Keuangan.
Tentang "Empire of Lies". Putin mengatakan bahwa Internet global sedang dalam perang salib besar-besaran melawan Rusia, dan perang informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya sedang berkecamuk, yang melibatkan media sosial global dan semua media Barat. Mengharapkan laporan objektif dan independen dari media ini adalah mitos. Kita tahu betul betapa kuatnya sumber daya "Empire of Lies" ini. Namun, dia menunjukkan bahwa di hadapan kebenaran dan keadilan, kebohongan apa pun adalah lemah.
Banyak pengamat yang berpandangan, saat ini memahami Barat, "Kekaisaran Kebohongan", terutama dengan berbagai kebohongan keterlaluan yang dibuat oleh media Barat tentang berita-berita di negara yang tidak disukai mereka dalam beberapa tahun terakhir, yang membuat rakyat umumnya merasakan kebobrokan ekstrem media Barat. Bahkan, media arus utama yang dikendalikan oleh kekuatan modal Barat juga semakin dianggap oleh banyak orang sebagai "berita hoax" di negara mereka sendiri, dan pengaruh/kepercayaan mereka di negara mereka sendiri juga semakin berkurang.
Mengenai Model Barat, Putin dengan jelas menyatakan, "Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara besar Barat telah dilanda masalah sosialnya yang memburuk, ketidak setaraan dan kesenjangan antara kaya dan miskin melebar, dan konflik ras dan etnis sedang disorot. Mitos masyarakat Barat tentang kesejahteraan sedang hancur.".
Atas dasar mempertanyakan model Barat, dia sangat mengkritik sanksi skala besar yang diluncurkan oleh Barat terhadap Rusia, percaya bahwa hal itu membawa tantangan berat ke Rusia, tetapi dia juga percaya bahwa tantangan ini dapat ditangani, yang membutuhkan perhatian khusus, studi mendalam tentang struktur, penyesuaian, dan reformasi ekonomi Rusia.
Mengenai Hegemoni Keuangan Barat, kita tahu bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya telah membekukan cadangan devisa Bank Sentral Rusia sekitar US$300 miliar, membekukan tabungan dan aset luar negeri banyak warga Rusia, dan melarang bank-bank Rusia menggunakan penyelesaian pembayaran dengan Sistem SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication), bahkan menyatakan Surat Utang AS yang dipegang oleh bank sentral Rusia tidak valid/berlaku, dan secara langsung bertindak sebagai orang bodoh (preman). Putin mencatat bahwa sanksi telah menyebabkan "krisis kepercayaan besar terhadap dolar, mata uang cadangan utama dunia." Dia juga menyebutkan bahwa dengan runtuhnya kredibilitas terhadap mata uang Barat, lebih banyak negara akan lebih memperhatikan aset fisik seperti energi dan makanan daripada uang kertas.
Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, yang umumnya dianggap lebih pro-Barat, baru-baru ini mengatakan banyak hal yang tampaknya mencerahkan: "Apa yang tertulis di panji-panji masyarakat kapitalis mana pun, ekonomi pasar yang mengatakan 'Hormati hak milik pribadi adalah yang suci (sakral)! Bahkan jika dunia binasa (runtuh), tetapi aturan hukum tetap berlaku; bahkan jika segala sesuatu binasa/hancur, milik pribadi tetap ada." Tetapi apa yang dilakukan Barat hari ini?
"Mereka menyita aset lembaga keuangan bahkan bank sentral, dan bahkan mendiskusikan apa yang harus dilakukan dengan aset itu, yaitu nasionalisasi. Dengar, ini perang tanpa aturan. Apa konsekuensi dari perang ini? Kehancuran seluruh tatanan ekonomi dunia."
Dengan kata lain, Putin dan Medvedev sama-sama berpikir: Pertama, Barat telah melepaskan aturan yang telah dibuatnya, jadi apa lagi yang diharapkan Rusia dengan aturan ini? Kedua, ketika Barat dengan penuh kemenangan melambaikan tongkat keuangannya untuk memberikan sanksi kepada Rusia, Putin mengatakan kebenaran yang sangat sederhana: di dunia saat ini, aset fisik lebih penting daripada aset keuangan (barang lebih berharga dari uang kertas).
Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia saat ini, mengeluarkan sebuah dokumen pada 13 Mei 2022 waktu setempat, yang mengatakan bahwa sanksi berat yang dijatuhkan oleh AS dan Barat terhadap Rusia akan mengubah tatanan dunia yang ada. Ketika konsep dunia yang berpusat di AS runtuh, arsitektur keamanan global baru akan muncul.
Memang, tidak ada dasar bagi Barat untuk memberikan sanksi kepada Rusia kali ini. Kepercayaan nasional AS dan negara-negara Barat lainnya mulai runtuh. Banyak dari pengamat yang benar-benar tidak tahu mengapa Barat melakukan hal bodoh seperti itu. Yang terjadi selanjutnya justru akan mendorong percepatan de-dolarisasi seluruh dunia dan percepatan de-SWIFT.
Sekarang hampir semua negara besar sedang membangun sistem pembayaran lintas batas dan sistem mata uang digital mereka sendiri. Landasan hegemoni dolar AS, "Petrodollar", telah mulai runtuh: Rusia telah memulai "de-dolarisasi", dan Iran telah melakukannya. Baru-baru ini, putra mahkota Saudi tidak menjawab panggilan telepon Biden, tetapi menandatangani sebuah proyek besar dengan Tiongkok, dan juga dipublikasikan, hal ini menunjukkan bahwa RMB dipertimbangkan untuk penyelesaian perdagangan.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa di balik petrodollar adalah militer AS dan kapal induk AS. Tetapi Rusia menggunakan aksi militer untuk membuktikan bahwa mereka tidak takut; Iran dan AS telah saling berhadapan dengan AS selama beberapa dekade, dan mereka tidak takut; Tiongkok tidak takut, dan mengatakan secara terbuka pada tahun 2016 bahwa Tiongkok tidak perduli dengan sepuluh kapal induk AS ke perairan Tiongkok, karena mereka memiliki penangkalnya. Arab Saudi juga sepertinya punya pendapat sendiri, jadi mereka merasa tidak perlu khawatir.
Sebagai seorang revolusioner yang menjungkirbalikkan tatanan lama, Putin baru-baru ini mengumumkan bahwa "negara-negara yang tidak bersahabat" hanya dapat membayar gas Rusia dalam rubel.
Segera setelah rencana itu diumumkan, harga gas alam melonjak, dan nilai rubel dengan cepat kembali ke tingkat pra-sanksi Barat. Pendekatan Putin bahkan lebih hebat dari pengerahan tentara Eropa.
Gas alam Rusia sangat dibutuhkan untuk kehidupan dan pembangunan ekonomi rakyat Eropa, dan harus dibeli dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang cukup lama. Negara-negara Eropa bergegas untuk menukarkan rubel atau barter dengan Rusia, yang keduanya tampaknya melanggar sanksi Barat saat ini terhadap Rusia. Eropa sedang mengalami lonjakan harga energi, kelesuan ekonomi, pandemi, dan krisis pengungsi. Banyak yang benar-benar menyangsikan tidak tahu bagaimana negara-negara Eropa apakah dapat mengendalikan nasibnya sendiri pada akhirnya.
Seperti kita ketahui bersama, mata uang adalah suatu bentuk kepercayaan. Tanpa kepercayaan, dolar hanyalah seperti selembar kertas bergambar biasa. Kita selama ini menerima hegemoni keuangan Amerika dan bermain dalam aturan permainannya. Selama ini memberi semacam kenyamanan, tetapi pada saat yang sama juga dapat memeras kita atau bahkan merampok kita.
Rusia tampaknya telah sadar, dan ada revolusi subversif yang membalikkan keadaan. Sekarang, perang mata uang ini telah berubah menjadi perang antara "barang" dan "mata uang". Rusia memiliki "barang" dan Barat memiliki "mata uang". Mari kita lihat siapa yang takut pada siapa? Siapa menghukum siapa? Kredibilitas nasional Amerika dan kreditibiltas dolar, dan Model Amerika tampaknya akan cepat runtuh.
Jadi kini kita dapat melihat Tiongkok sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia berdasarkan paritas daya beli, negara perdagangan barang terbesar, pasar konsumen dan pasar investasi terbesar, dan rantai industri manufaktur terlengkap di dunia, terlihat sudah berpikir ke depan dan secara aktif mempromosikan konstruksi tatanan keuangan "era pasca-Amerika".
Pendekatan perintis Rusia tampaknya juga membebaskan Tiongkok. Tentu saja, Tiongkok memiliki kondisi nasionalnya sendiri. Tapi seperti diketahui Tiongkok masih memiliki banyak dolar dan utang dolar AS. Inisiatif OBOR telah menghabiskan banyak hal. Ini sangat bagus, dan Tiongkok tampaknya dapat melakukan banyak hal. Tiongkok dapat mempertimbangkan untuk mempromosikan pembentukan sistem keuangan transnasional paralel yang berbasis pada RMB dan aset nyata. Ketika tatanan politik internasional bergerak menuju multi-polarisasi, multi-polarisasi tatanan keuangan internasional akan menjadi gelombang sejarah yang tak terbendung.
Situasi di Rusia dan Ukraina bukan hanya aksi militer. Ini sebenarnya adalah dialog sistematis antara Rusia dan Barat. Manifestasi sistematis dan subversif ini terlihat dari revolusi sistematis terhadap tatanan internasional.
Setidaknya Putin sangat jelas tentang demiliterisasi, de-Nazifikasi, dan netralisasi Ukraina. Dia berharap agar organisasi NATO kehilangan makna keberadaannya, dan akhirnya membuat tatanan internasional dan tatanan unipolar yang didominasi AS menjadi tatanan multi-polar (multi-kutub), dan Rusia adalah tiang kuncinya.
Secara politis, dunia multi-kutub perlu dibangun, dan semua pihak harus berbicara, bukan satu pihak. Secara militer, Rusia berperang dengan Ukraina, tetapi pada kenyataannya, Rusia berperang dengan AS, secara langsung menantang NATO.
Secara ekonomi, bahkan lebih jelas. Perang mata uang telah menjadi perang antara "barang" dan "mata uang". Saya memiliki barang dan Anda memiliki mata uang. Sekarang tampaknya ini adalah materialisme, yang juga merupakan pembebasan ideologis yang sangat besar bagi kita.
Banyak dari kita, terutama mereka yang terlibat dalam pekerjaan keuangan, sering terbatas pada wacana Barat, berpikir bahwa segala sesuatu dibentuk oleh pasar, sehingga mata uang dan bahkan nilai tukar dibentuk oleh pasar. Sekarang kita bisa melihatnya dengan sangat jelas. Ada kekuatan dan spekulasi di baliknya. Uang hanyalah kepercayaan, tanpa kepercayaan, mata uang benar-benar tidak berharga. Begitulah realisasi ini telah disadari oleh lebih banyak orang, itu akan menjadi sebuah revolusi....
Selanjutnya silakan baca tulisan berikutnya: Konflik Rusia-Ukraina Adalah Pertarungan Rusia-AS/Barat, Siapa Yang Akan Menang?
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
http://m.shaoxing.com.cn/p/2924200.html
https://www.newsweek.com/medvedev-russia-u-s-ukraine-sanctions-collapse-centric-1706364
https://www.rt.com/russia/553575-sanctions-collapse-interantional-institutions-medvedev/
https://www.rt.com/russia/555416-sanctions-energy-ukraine-medvedev/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H