Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menawarkan untuk meningkatkan produksi jika AS membantu memerangi Houthi di Yaman, tetapi AS tidak dapat melakukannya dengan kekuatan pasukannya di Timur Tengah. Tidak menutup kemungkinan bahwa Iran dan negara-negara anti-AS lainnya ingin memanfaatkan divisi AS yang lemah untuk membuat suara besar dan melancarkan perang Timur Tengah ke-enam untuk melemahkan Israel.
Proporsi ekspor minyak mentah menurut negara (gambar kiri) dan proporsi impor minyak mentah negara dari Rusia (gambar kanan):
Maka dari itu, sampai akhir perang Rusia-Ukraina, harga minyak kemungkinan akan tetap tinggi, menyebabkan dampak yang besar pada perekonomian Barat.
Namun bagi Tiongkok berpeluang tetap bertahan karena bisa membeli minyak mentah murah dari Rusia. Pada tahun 2021, Tiongkok mengimpor 10 juta barel minyak mentah per hari, di mana 1,6 juta barel berasal dari Rusia, yang merupakan sepertiga dari ekspor minyak mentah Rusia. Baca:
Mengapa Tiongkok Tetap Berbaikan Dengan Rusia Meskipun Terjadi Perang Rusia-Ukraina?
Jika Barat terus menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak dan gas Rusia, itu pada akhirnya akan menguntungkan Tiongkok. Karena harga minyak dunia akan tetap di atas US$100/barel pada saat itu, tetapi Tiongkok dapat mengimpor minyak mentah dari Rusia dengan diskon 20% (sekitar $80/barel).
Menurut pipa dan kapasitas pengiriman minyak dan gas Tiongkok-Rusia, itu dapat impor 2 juta barel per hari minyak mentah Rusia, ditambah dengan 4 juta barel minyak mentah yang diproduksi secara lokal di Tiongkok, sehingga Tiongkok berkemampuan untuk mengendalikan harga pembelian minyak mentah pada tingkat tertentu.
Dengan cara ini, tidak hanya menyediakan dana ke Rusia, tetapi juga mengurangi inflasi domestik. Oleh karena itu, jika Tiongkok dapat menahan tekanan Barat dan terus mempertahankan perdagangan Tiongkok-Rusia, maka akan dapat membuat perbedaan harga antara Barat dan Rusia. Mengimpor minyak murah dari Rusia dan jual barang-barang mahal ke Barat.
Ada kekhawatiran bahwa jika Tiongkok terus bekerja sama dengan Rusia, maka akan dikenai sanksi oleh AS. Tapi menurut banyak pengamat AS mungkin hanya bisa berteriak-teriak tanpa bisa bertindak, karena sanksi adalah pedang bermata dua. Jika AS menjatuhkan sanksi pada Tiongkok dan Rusia pada saat yang sama, itu akan sangat terpengaruh.