Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Krisis dan Perang Rusia-Ukraina Suatu Pembelajaran

17 Maret 2022   17:29 Diperbarui: 18 Maret 2022   08:16 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: republicworld.com + dreamstime.com

Oleh karena itu, kemampuannya untuk memerintah dan legitimasinya secara umum dipertanyakan, dan juga bisa dilihat beberapa (politisi) Ukraina, yang dapat dikatakan merupakan politisi "tidak tahu diri" menganggap nasib nasional sebagai milik mereka sendiri, dengan memanifestasikannya dalam beberapa cara.

Yang pertama "perang dianggap suatu mainan",

Mereka mencoba mengikat kekuatan besar umutk terlibat dalam krisis Ukraina, sehingga membuat mereka jatuh ke dalam sesuatu yang mirip dengan "dilemma rakyat". Ini adalah manifestasinya.

Yang lainnya, ternyata kemudian Ukraina tidak mau belajar dari pelajaran yang menyakitkan dari kekalahan AS dalam "Perang 5 hari antara Rusia dan Georgia" dan pelajaran dari kekalahan AS yang menyakitkan di Afghannistan tahun lalu.

Mungkin semua orang bisa sedikit lebih jelas tentang kekalahan tahun lalu di Afghanistan. "Perang Lima Hari antara Rusia dan Georgia" Sebenarnya, AS juga mendukung Georgia, tetapi pada akhirnya AS melarikan diri.

Dan kemudian secara aktif berusaha meyakinkan Georgia untuk tidak mengambil risiko seperti itu lagi. Misalnya berapa tindakan yang disebut termasuk memprovokasi Rusia.  Namun sangat disayangkan pada akhirnya menjadi objek transaksi kekuatan besar, ini adalah inti masalahnya yang pertama.

Namun Ukraina tidak juga menyadari semuanya ini dan mau bealjar dari pelajaran ini, bahkan telah mengambil tindakan yang lebih konyol dengan "mengundang masuk srigala dalam rumah" dengan tujuan menjadikan dirinya sebagai "peran sentral" dalam permainan kekuatan besar.

Yang kedua, dapat ditemukan dari dari pihak-pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina. Yang dapat diringkas sebagai "unreal binary choice (ilusi pilihan biner)" dan "unsolvable future direction (arah masa depan yang tidak dapat di pecahkan)".

Kita dapat melihat dengan disintegrasi Uni Soviet sebenarnya membuat sebagian besar negara-negara republik Soviet, termasuk Ukraina, menghadapi pilihan biner yang serba salah, apakah harus memilih Barat atau memilih Rusia, hanya ada dua pilihan.

Para pakar masalah Rusia ada yang berpandangan bahwa semua pihak telah sepenuhnya mengabaikan bahwa Ukraina berada di persimpangan peradaban Eurasia, realitas geografis seperti itu, menurut pandangan Fyodor Lukyanov, Pemimpin Redaksi Rusia di majalah Urusan Global, Ketua Presidium Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan. Anggota RIAC (Russian Internatioanal Affairs Council), menilai krisis Ukraina secara efektif mengakhiri revolusi liberal di Eropa.

Sejak runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 dan berakhirnya Perang Dingin dan disintegrasi Uni Soviet, terjadi transformasi nasional yang dipromosikan oleh negara-negara Eropa Tengah dan Timur. Jadi jika kita memahami ini, dapat dikatakan krisis di Ukraina lebih seperti Perang Dingin, dan terus terang, ini juga merupakan gempa susulan besar dari disintegrasi Uni Soviet. Demikian menurut para pakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun