Ukraina yang hanya sekitar PDB US$ 180 miliar (2021) yang setara dengan penjualan Wal-Mart dalam 16 munggu, dengan terjadinya penyerbuan Rusia ke Ukraina tapi dapat menyeret kesulitan bagi seluruh Eropa. (PDB Indonesia 2021 US$ 1.150 miliar).
Komoditas dan rantai pasokan energi dan makanan sangat penting, karena Ukraina dikenal sebagai lumbung Eropa, memiliki banyak tanah hitam, dan Ukraina dan Rusia menyumbang lebih dari 1/4 ekspor gandum dunia, dan juga hampir juga mengekspor 20 % jagung dan 80% minyak bunga matahari, tetapi dengan situasi memanas terkahir ini, rantai pasokan tanaman pangan di seluruh dunia juga terpukul.
Harga hasil tanaman pangan seperti gandum dan jagung telah meningkat tajam. Seperti yang kita ketahui harga pangan internasional telah meningkat cukup tinggi sebelum perang pecah. Selanjutnya mari kita lihat data pada 22 Februari tahun ini, Chicago futures trading jagung dan gandum berjangka semuanya meningkat.
Pada hari yang sama, kontrak bulan Mei yang paling aktif diperdagangkan di pasar jagung Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup pada US$ 6,725 per bushel (gantang), naik 19,75 sen atau 3,03% dibandingkan hari perdagangan sebelumnya, per bushel, naik 48,5 sen dari hari perdagangan sebelumnya, atau 6,03%. (Pada Maret ini telah naik menjadi US$ 759 per bushel).
Dari awal tahun ini hingga Februari, harga gandum Chicago berjangka telah meningkat sebesar 12%, dan harga jagung berjangka juga telah meningkat sebesar 14,5%.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO/ United Nations Food and Agriculture Organization) juga merilis laporan bulanan tentang harga secara virtual di seluruh dunia pada awal tahun ini.
Dalam laporan ini dikatakan bahwa indeks harga biji-bijian pada tahun lalu 28,1% lebih tinggi dari tahun 2020, sehingga indeks harga sereal tahun lalu mencapai tingkat tertinggi dalam rata-rata 10 tahun.
Dibandingkan dengan 27,2% pada tahun 2020, harga jagung di sini telah meningkat sebesar 44%, dan gandum juga telah meningkat sebesar 31%. Harga pangan benar-benar telah meningkat banyak.
Rusia juga merupakan pemasok gandum terbesar di dunia. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Rusia dan Ukraina bersama-sama menguasai 29% pasar ekspor gandum dunia.
Bahkan, wilayah yang terkena dampak kenaikan harga pangan tidak hanya Eropa, tapi jauh lebih banyak lagi. Seperti beberapa bagian dari Timur Tengah dan Afrika, dan negara-negara yang bergantung pada jagung Ukraina akan menderita, terutama jika pasokan pangan ke wilayah Laut Hitam terganggu, maka akan mempengaruhi total pasokan dari seluruh dunia, karena beberapa pembeli besar di Timur Tengah dan Afrika mungkin harus mencari eksportir biji-bijian lain di tempat/negara lain.