Pada 3 Maret 2020, jam 9 waktu setempat terjadi listrik padam skala besar secara tiba-tiba di Taiwan, menurut penjelasan dari departemen ekonomi Taiwan, pemadaman listrik kemungkinan besar disebabkan oleh kecelakaan di Pembangkit Listrik Xingda, yang memengaruhi pengoperasian Gardu Induk Longqi.
Kehilangan daya langsung yang disebabkan oleh pemadaman listrik di Taiwan ini mencapai 10,5 juta kilowatt listrik, yang kira-kira setara dengan sepertiga konsumsi listrik seluruh Taiwan dalam sehari. Lebih dari 5 juta rumah tangga terpengaruh, dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan tidak terhitung.
Peristiwa ini tampaknya aneh, banyak warga Taiwan dan pengamat yang mempertanyakan kepada pejabat DPP (The Democratic Progressive Party partai yang berkuasa sekarang), apakah ini akibat dari munculnya kapal perang PLA di dekat perairan Taitung (Taidong).
Menurut laporan media Taiwan, tiga kapal perang PLA (Tentara Pembebesan Tiongkok daratan) muncul 50 mil laut di tenggara Lanyu, Taitung, pada malam 2 Maret 2020, sehari sebelum pemadaman listrik. Diperkirakan kali ini mereka akan menuju Selat Bashi. Yang menjadi tertawaan warga Taiwan dan pengamat setempat adalah kapal perang PLA sudah muncul sejak 28 Februari lalu di dekat perairan Taitung untuk ketiga kalinya.
Dari 28 Februari hingga 2 Maret 2020, dalam tiga hari kapal perang PLA yang hampir satu kali sehari berpatroli di perairan Taiwan. Pada akhir tahun 2021, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, Kolonel Tan Kefei, secara terbuka menekankan pernyataan akan melakukan "Patroli Normal" bagi PLA di Selat Taiwan di masa depan. Dan kini pada dasarnya telah tercapai. Ke depan, tidak hanya pesawat militer, tetapi juga kapal militer akan secara rutin berlayar melalui Selat Taiwan. Ini akan menjadi sealami seperti minum air bagi seseorang.
Yang lebih menarik adalah pada 28 Februari lalu muncul kapal perang PLA di perairan dekat Taitung. juga ada pemadaman listrik di Taiwan pada 1 Maret, pada 2 Maret muculnya tiga kapal AL-PLA di perairan tersebut dan 3 Maret terjadi listrik padam secara luas di daerah tersebut.
Sehingga terjadi lelucon di Taiwan bagi sebagian masyarakat, apakah akan terjadi padam listrik di Taiwan begitu kapal perang PLA langsung memarkirkan kapal perangnya di pelabuhan militer Taiwan, sehingga Taiwan kembali ke masyarakat primitif (tanpa listrik)?
Seperti kita ketahui selama ini memang ada kendala untuk masalah dalam pembangkit di Taiwan karena kendala geografis, solusi catu daya utama di Taiwan hanyalah cocok dengan tenaga panas (batu bara) dan tenaga nuklir, tetapi karena DPP ingin menyerang partai lawannya Kuomintang, maka selama kampanye dan kini sengaja menganjurkan "denuklirisasi" Taiwan, secara langsung menghapuskan program tenaga nuklir Taiwan yang dicanangkan Partai Kuomingtang, sehingga kini Taiwan hanya dapat memasok listrik dari pembangkit listrik termal yang sangat tercemar dari bahan bakar batu bara.
Namun kita ketahui efisiensi pembangkit listrik termal jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik tenaga nuklir, belum lagi sangat menimbulkan polusi serius. Taiwan hanya dapat memasok kurang dari 40 juta kilowatt listrik setiap hari.
Konsumsi listrik rakyat Taiwan rata-rata lebih besar dari rakyat daratan Tiongkok kurang lebih sepersepuluh, tapi tingkat ekonomi Taiwan tidak lebih lemah dari beberapa daerah yang lebih maju dari Tiongkok daratan. Tingkat pendapatan masyarakat Taiwan lebih tinggi dan standar hidup mereka secara alami akan lebih tinggi, tetapi listrik tidak tersedia cukup.
Selain itu, Taiwan memiliki struktur ekonomi yang berorientasi ekspor dan komoditas ekspor terpenting adalah produk teknologi tinggi, seperti sirkuit terpadu, mesin kantor, layar kristal cair, dan penyulingan minyak bumi.Â
Taiwan bergantung pada produk-produk ini untuk mendukung ekonomi lokalnya, tetapi industri ini juga memerlukan konsumsi listrik sangat besar. Sekarang pasokan listrik Taiwan menjadi masalah.
Jadi banyak pengamat dan sebagian warga Taiwan yang penasaran dengan prospek ekonomi Taiwan, apakah akan mengandalkan Tiongkok daratan untuk mengambil keuntungan? Atau mengorbankan rakyat Taiwan untuk menghantam lawan partai Kuomintang Taiwan demi pemilu.
Namun yang membuat jengkel bagi sebagian warganya otoritas terhadap DPP yang berkuasa yang menyatakan anti pembangkit listrik tenaga nuklir, tapi mengizinkan mengimpor makanan "ter-radiasi nuklir" dari Fukuyama, Jepang masuk Taiwan. Masalah ini menjadi perguncingan poluler di Taiwan.
DPP Menolak Reunifikasi Tiongkok Dengan Kekuatan
Pentingnya membangun listrik dalam sistem militer modern hampir sama pentingnya dengan senjata dan peralatan serta para tentara itu sendiri. Tanpa listrik, pendeteksian radar, dan senjata berbasis informasi, peralatan penting ini tidak ada bedanya dengan besi tua, dan bahkan Rudal "Sky Bow/busur langit" di Taiwan tidak dapat ditembakkan.
Otoritas DPP telah membuat sistem kekuatan pertahanan Taiwan sedemikian rupa sehingga tentaranya akan bertempur atas dasar "de-informatisasi" dengan bertempur seperti sebelum tahun 1980-an.Â
Sedang PLA terus menerus memperkuat kemampuan tempur berbasis informasi selama bertahun-tahun, dan telah menggunakan taktik teratas abad 21. Bagaimana angkatan bersenjata Taiwan bisa melawan PLA?
Maka banyak warga Taiwan yang mempertanyakan dan mengeritik apakah otoritas DPP ingin "menolak reunifikasi dengan kekuatan" atau "mempromosikan reunifikasi dengan kekuatan".
Mereka juga dapat melihat bahwa sekarang Taiwan pada dasarnya telah kehilangan modal untuk bersaing dengan Tiongkok daratan, bahkan meskipun Tiongkok daratan tidak melakukan apa-apa, Otoritas DPP dapat membuat Taiwan lumpuh dengan kebijakan ini dan kehidupan rakyat Taiwan akan bertambah buruk.
Dalam hal ini, satu-satunya cara bagi mereka adalah merangkul pendukung reunifikasi, membiarkan Tiongkok daratan memasok listrik, dan membantu mereka melawan dumping yang berbahaya dari pemasok luar negeri.
Bagi Tiongkok Daratan Reunifikasi Dapat dengan Tanpa Kekuatan
Pada Oktober 2021, Presiden Rusia Vladimir Putin pernah mengatakan bahwa Tiongkok "tidak perlu menggunakan kekuatan" untuk mencapai tujuannya menyatukan kembali Taiwan, sebuah pernyataan yang menarik banyak perhatian dan interpretasi yang berbeda.
Putin membuat pernyataan ini selama percakapan dengan pembawa acara CNBC Hadley Gamble di Moskow pada konferensi Pekan Energi Rusia bulan Oktober 2021.
Dalam sebuah wawancara CNBC, Putin mengatakan pidato Xi Jinping (tahun itu) menyebutkan kemungkinan reunifikasi damai, serta "filosofi nasional" Tiongkok dan Putin mengatakan: "Saya tidak melihat adanya ancaman militer."
Pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengatakan pada pertemuan peringatan 110 tahun Revolusi 1911 bahwa Tiongkok akan mematuhi kebijakan dasar "penyatuan kembali secara damai, satu negara dengan dua sistem", serta "Prinsip Satu Tiongkok dan Konsensus 1992" untuk mempromosikan pembangunan damai hubungan lintas selat dan mewujudkan sejarah reunifikasi adalah tugas ibu pertiwi.
Putin juga mengatakan, "Saya tidak berpikir Tiongkok perlu menggunakan kekuatan. Tiongkok ekonominya sudah sangat kuat. Dalam hal paritas daya beli, ekonomi Tiongkok kini telah melampaui AS untuk menjadi yang pertama di dunia." "Dengan meningkatkan potensi ekonomi ini, Tiongkok memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan nasionalnya, dan saya tidak melihat adanya ancaman."
Alasan mengapa pernyataan Putin menarik perhatian adalah karena situasi di Selat Taiwan yang terus tegang belakangan ini. Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengumumkan bahwa sejak tahun lalu jumlah dan frekuensi jet tempur PLA yang memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan terus meningkat.
Tiongkok melihat Taiwan sebagai provinsi terpisah yang membangkang, sementara Taiwan melihat dirinya sebagai negara berdaulat, sebagian orang Taiwan percaya bahwa mereka sudah menjadi sebuah negara, baik secara resmi dinyatakan merdeka atau tidak.
Pidato Putin telah menarik banyak perhatian dan juga memicu interpretasi yang berbeda.
Wang Kunyi, ketua Institut Strategi Internasional Taiwan, menulis di "China Times" Taiwan bahwa pernyataan Putin dimaksudkan untuk "membebaskan Taiwan". Putin mengatakan bahwa Tiongkok "tidak perlu menggunakan kekuatan" dan dapat mencapai tujuan reunifikasi dengan mengandalkan kekuatan ekonominya. Dia yakin pernyataan Putin akan disambut baik oleh masyarakat Taiwan.
Wang Kunyi, yang telah lama menerbitkan sebuah artikel di "China Times", yang telah disebut sebagai "media merah", juga secara terbuka menganjurkan bahwa kedua sisi Selat Taiwan harus berkembang menuju "persatuan kooperatif" dan menentang lintas DPP. kebijakan selat.
Sebuah artikel oleh media online Taiwan "Wind Media" percaya bahwa Putin dan Xi Jinping "sing a double reed (menyanyikan buluh ganda)", mengatakan bahwa Tiongkok dapat menyatukan Taiwan tanpa menggunakan kekuatan, dan tidak melihat adanya ancaman militer. Artikel tersebut mengatakan bahwa pernyataan Putin menunjukkan bahwa dia "mendukung reunifkasi Tiongkok untuk Taiwan." .
Beberapa orang menafsirkan apa yang disebut Putin "tidak perlu menggunakan kekuatan" sebagai pernyataan yang jelas oleh Putin bahwa dia menentang penggunaan kekuatan Tiongkok untuk reunifikasi Taiwan.
Interpretasi lain adalah bahwa hubungan antara Tiongkok dan Rusia, AS dan Eropa telah memburuk terakhir ini. Beijing dan Moskow berharap untuk meningkatkan hubungan antara kedua belah pihak. Putin mengatakan bahwa "selama Tiongkok memperkuat kekuatan ekonominya, mereka dapat mencapai tujuan nasionalnya."
Pada saat yang sama, Menteri Pertahanan Taiwan Qiu Guozheng mengatakan ketika ditanya oleh Legislatif Yuan bahwa militer Taiwan tidak akan pernah memulai perang, tetapi bersiap untuk perang setiap saat.
Diskusi Purnawirawan Senior Jenderal Taiwan dan Mantan Pelaut
Menurut pandangan mantan Jenderal Taiwan senior alumni dari Akademi Militer Whampoa yang menuturkan kepada anak seorang mantan AL, dia pernah berdinas di kapal perang Taiwan dan teman seklasnya yang berdinas di kapal perang semuanya lulusan akademi AL, dia juga pernah menjalankan kapal kontainer Evergreen Shipping.
Lalu teman-teman sekelasnya juga pernah menjalankan kapal curah untuk bijih besi dan batu bara Yumin Shipping. Mengapa dia mengatakan ini? Karena ayahnya mantan senior Akademi Angkatan Darat Whampoa, dia adalah seorang purnawirawan jenderal, dan suatu kali saat makan malam dua tahun lalu berdiskusi dengan dia tentang bagaimana PLA datang untuk menyerang Taiwan.
Ayahnya berkata di mana bukit-bukit Taiwan akan diterjuni pasukan terjun PLA dan pantai mana yang akan dihancurkan. Tapi anaknya membantah, Ayah sangat naif karena belum pernah berlayar sebagai AL dan menjalankan kapal dagang. Dia mengatakan sangat tahu bagaimana untuk menghasilkan listrik, karena pernah bertugas dibagian pembangkit listrik di kapal.
Bagaimana pembangkit listrik menghasilkan listrik? Baik itu pembangkit termal, pembangkit listrik tenaga air atau pembangkit listrik tenaga gas, semua mengandalkan turbin. Turbin bisa berputar diperlukan uap panas.
Bagaimana menghasil uap panas? Kini di Taiwan sebagian besar dihasilkan dari membakar batu bara, dan insinerator membakar sampah rumah tangga untuk menghasil gas panas yang ditekan hingga 1300 psi untuk dialirkan ke turbin agar berputar untuk menghasilkan listrik.
Kini di Taiwan batu bara dan minyak mentah semua diangkut kapal dari luar negeri ke Taiwan, jika semua kapal kargo pemuat batu bara dan kapal tanker minyak tidak bisa berlabuh ke pelabuhan dan pesawat kargo tidak dapat mendarat di bandara di seluruh pulau Taiwan, dikarenakan adanya latihan maritim dan udara dengan amunisi hidup dari PLA selama sebulan penuh di sekitar perairan semua pelabuhan dan bandara Taiwan. Dan ini pernah dilakukan PLA sebelumnya di LTS.Â
Baca: Latihan Militer PLA di Sekitar Pulau Dongsha Laut Tiongkok Selatan
Bagaimana Fedex, UPS, Evergreen Shipping, Yumin Shipping, dan Yangming Shipping akan bisa masuk dan keluar pelabuhan? Pelabuhan Taichung dan Kaohsiung tidak bisa lagi memuat peti kemas dan Dermaga Barat Keelung tidak bisa bongkar muat batu bara. Persediaan batu bara Taiwan saat ini dibakar untuk menghasilkan listrik hanya cukup selama beberapa hari.
Oleh karena itu, setelah persediaan tujuh hari habis, Taiwan tidak akan memiliki listrik dalam sekejap dan bahan bakar minyak akan habis dalam 30 hari.
Minyak mentah yang dikirim kapal tanker untuk disuling di Industri Changbin Taiwan, semuanya habis terpakai, tidak lagi bisa menghasilkan bahan bakar, plastik dll untuk produk aromatik.
Maka dapat dibayangkan Taiwan akan kehabisan energi, juga beras Taiwan sebagai pangan pokok rakyat Taiwan didatangkan dari Thailand juga akan terjadi krisis.
Taiwan akan terjadi krisis energi dan pangan, pasokan air bersih ke gedung-gedung dan apartment akan terhenti karena listrik padam. Akibatnya rakyat Taiwan akan berontak dan terjadi chaos.
Dalam hal ini AS tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk membantu Taiwan, karena tidak terjadi perang. Jadi tidak ada alasan untuk intervensi. AL Taiwan hanya bisa keluar pelabuhan untuk berpatroli saja di 12 mil laut teritorinya dan mengawasi kegiatan latihan PLA dari kejauhan.
Maka pada saat itu Taiwan pasti akan mau berunding untuk berdamai untuk reunifikasi dengan Tiongkok daratan. Karena semakin banyak orang Taiwan menyadari hal ini, reunifikasi akan menjadi semakin dekat.
Tiongkok Terus Meningkatkan Armada Laut dan UdaraÂ
Menurut laporan yang tidak beritakan, di lepas pantai Taitung, di lepas pantai Hualien seluruh armada kapal selam PLA telah biasa berada di sana, dan armada Taiwan Lafayette selatan, dan Keelung yang sudah tua selama belum berhasil menangkapnya, jadi angkatan laut Taiwan sangat sedih melihatnya sekarang, dan saudara-saudara yang sudah pensiun dari AL Taiwan juga sangat sedih melihatnya.
Maka dari itu selama ini Tiongkok terus mengembangkan dan meningkat jumlah alutsistanya terutama untuk kapal perang, pada saat sudah merasa cukup, maka reunifikasi dengan damai dengan cara latihan militer di sekitar perairan Taiwan pasti akan dilakukan dalam waktu yang tidak lama lagi.
Jika saat itu tiba armada Taiwan hanya berada di perairan teritorial, tapi dilarang masuk dan keluar pelabuhan, demikian juga kapal dagang tidak bisa masuk dan keluar pelabuhan, pesawat tidak bisa terbang di atas wialyah udaranya melintas keluar, dan tidak ada pelabuhan di wilayah bagian timur Taiwan yang bisa menerima batu bara, karena pantainya penuh dengan batu.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://www.bbc.com/zhongwen/simp/world-58925900
https://jmqmil.sina.cn/dgby/doc-ifyqkarr6989264.d.html
https://www.bbc.com/news/world-asia-china-58854081
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H