Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Persiapan Rusia Sebelum Dijatuhi Sanksi AS dan Sekutu

28 Februari 2022   20:12 Diperbarui: 28 Februari 2022   20:17 2179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada akhirnya mengubah Eropa menjadi kawasan yang dipimpin AS, sehingga mustahil untuk menjadi kekuatan independen yang menajdi penyeimbang AS atau bahkan melawan AS.

Sebelum ini kita ketahui "Provokasi" AS dimanifestasikan dalam banyak aspek yang membesar-besarkan masalah agresi Rusia terhadap Ukraina, mengesahkan evakuasi personel kedutaan AS dari Ukraina, dan memerintahkan 8.500 tentara AS untuk dikerahkan di negra-negara anggota NATO di Eropa utara dan negara-negara Eropa Timur dengan menyesiagakan dalam "siaga tinggi". Lebih banyak senjata dikirim ke Ukraina, dan Biden bahkan berulang kali mengatakan bahwa Rusia akan menderita konsekuensi yang sangat serius jika berani menyerang Ukraina.

AS menciptakan kesan bahwa jika konflik antara Rusia dan Ukraina pecah, AS akan menarik pisau untuk membantu, yang dalam arti tertentu juga merangsang kepercayaan Ukraina untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah Donbas timur.

Tapi yang jelas AS terlihat tidak memiliki keinginan dan kekuatan untuk melakukan pertikaian militer dengan Rusia. Pernyataan Biden pada konferensi pers mengungkap sifat keras AS kini. Biden mengatakan jika invasi Rusia dalam skala kecil, itu mungkin masalahnya lain.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kini langsung merasakan bahwa dia sedang ditipu, dan sekarang AS juga sangat jelas meskipun telah terjadi konflik militer di Ukraina, militer AS tidak akan berpartisipasi dalam konfrontasi langsung dengan Rusia, dan AS hanya akan menerapkan sanksi ekonomi yang paling berat dan sanksi lainnya.

Kita juga semua tahu bahwa NATO, sebagai aliansi militer, prinsipnya adalah pertahanan kolektif, yaitu, ketika satu anggota menghadapi agresi, itu dianggap sebagai agresi terhadap semua anggota.

Kini Biden dan NATO dengan jelas menyatakan bahwa Ukraina bukan anggota NATO, dan AS tidak memiliki kewajiban untuk mengirim pasukan meskipun Ukraina diserbu.

Rusia Sudah Siap Dengan Segala Sanksi AS

Namun kita juga mengetahui, sejak 2011, AS telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia lebih dari 100 kali.

Seperti yang pernah penulis kemukakan dalam tulisan lalu, dalam peluncurkan pasukan penyerangan ke Ukraina kali ini, Rusia tampaknya sudah membuat rencana jika terjadi untuk hal terburuk, termasuk siap menerima berbagai sanksi berat dari AS, dapat dikatakan bahwa babak baru sanksi oleh AS dan sekutunya telah mencapai batas yang terberat, yang setara untuk sepenuhnya memblokir ekonomi Rusia ke luar negeri. Baca:

Bagaimana Putin Menghadapi Sanksi AS dan Sekutu Pasca Menyerang Ukraina?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun