Baru-baru ini, pihak Partai Demokrat semakin mendefinisikan pendudukan oleh pendukung Partai Republik pada Gedung Capitol Kongres pada tahun 2021 sebagai "perusuh", yang sebenarnya mendefinisikan Trump dan banyak Republikan sebagai "musuh yang menantang tatanan konstitusional." Sebenarnya ada sikap politik di balik istilah kualitatif semacam itu.
Di sisi lain, Partai Republik tidak meninggalkan Trump. Sebaliknya, semakin menolak politisi yang tidak loyal dari kelompok mereka. Oleh karena itu, apabila keadaan terus begini, AS dapat terperosok dalam rawa pertarungan partai dan pemerintahan dalam satu atau dua dekade mendatang.
Maka kita akan teringat pada film sci-fi AS terkenal "Don't Look Up", cerita tentang komet yang akan menabrak bumi. Ilmuwan memberi tahu presiden, tetapi hal pertama yang dipikirkan presiden adalah kampanye pemilihannya; hal pertama yang dilakukan media memikirkan bagaimana meningkat oplah; apa yang dipikirkan politisi dan kapitalis tentang bagaimana cara menghasilkan uang. Pada akhirnya bumi hancur
Film ini sebenarnya menyinggung kekacauan politik saat ini di AS, tetapi sebenarnya kita tidak membutuhkan fiksi ilmiah. Pandemi Covid-19 saat ini di AS telah mementaskan plot yang bahkan lebih daripada sci-fi atau fiksi ilmiah ini.
Jika kita melihat alasan yang mendalam dari pertarungan partai di AS saat ini, ada faktor kelemahan dari pemeritah akibat dari perselihan dan pertarungan parpol.
Hal ini terjadi disebabkan karena negara skala besar dibentuk atas dasar negara berskla kecil yang disatukan. Akibatnya salah satu masalah terbesarnya adalah kurangnya otoritas. Tentu saja kurangnya otoritas ini tampaknya memang disengaja, mengapa? Karena menguntungkan kelompok kapitalis yang berkuasa sehingga mereka dapat mengontrol kekuasaan negara di belakang layar melalui cara tidak langsung.
Singkatnya, keberpihakan adalah penyakit politik yang umum sejak zaman kuno dan modern. Tradisi sistem politik skala kecil di Barat lebih cenderung membiakkan perselisihan partisan.
Dengan munculnya media online, termasuk maraknya media sosial, kecepatan segalanya tampaknya telah dipercepat, jadi sekarang keberpihakan ini secara langsung mengarah pada kekacauan dan polarisasi di AS. Kemungkinan perang saudara di AS ternyata menjadi topik yang sangat hangat diperbincangkan. Ketika Trump menjabat, beberapa orang mulai mengatakan bahwa AS mungkin akan terpecah.
Bahkan sekarang telah menjadi topik utama di AS. Kita bisa membaca di "New York Times" yang mencela diri mereka sendiri, dengan menuliskan di masa lalu, kita (AS) mengatakan bahwa Tiongkok akan runtuh. Sekarang orang Tiongkok yang khawatir tentang apakah di AS akan ada perang sipil.
Seorang profesor dari Universitas California bernama Barbara F. Walters, yang pernah bekerja di CIA, yang mengkhususkan diri dalam kekacauan politik di negara lain, dan dia menulis sebuah buku "How the Civil War Start: And How to Stop It", dan Pada Desember 2021, tiga pensiunan jenderal di AS mengatakan dengan sangat blak-blakan, mengatakan bahwa kemungkinan pecahnya perang saudara di AS adalah tahun 2024. Dia mengatakan bahwa jika ada presiden terpilih dan kandidat yang gagal, kedua belah pihak tidak dapat menerimanya, dan kemudian pendukung setia dari pihak yang tidak menang, mereka mungkin akan menimbulkan kerusuhan.