Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berbincang Situasi Pertarungan Dua Partai di AS Menurut Analis Luar

24 Februari 2022   18:37 Diperbarui: 24 Februari 2022   19:29 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tidak dapat benar-benar menyerap efek dari konflik secara internal, jadi Trump berteriak setiap hari, dan kemudian AS juga telah berperang dagang dengan Tiongkok selama bertahun-tahun. Mereka terus berteriak, tapi strategi ini tidak dapat diandalkan dan tidak mungkin dilakukan.

Jadi setelah mereka melihat situasi ini, mereka melakukan pembicaraan Tiongkok-AS di Tianjin dan dialog Tiongkok-AS di Alaska, yang jelas terus dilayani Tiongkok, karena tampaknya Tiongkok sudah sangat memahami maksud dan latar belakang AS.

Jadi dalam keadaan ini sebenarnya AS tidak menemukan sumber masalahnya, yang sebenarnya menurut para ahli dan analis AS belum menyadari penuh sumber masalah nyata ASa saat ini ada di dalam diri mereka sendiri.

Maka dari itu berbagai praktiknya, termasuk perang dagang, telah mengobrak-abrik internal AS sendiri, terutama dalam konteks pandemi Covid-19, dapat dilihat betapapun rusaknya perekonomian, kontradiksi di seluruh masyarakat AS, apakah itu krisis rasial, atau populisme telah berkembang lebih tajam.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua pihak (Partai Republik dan Demokrat) telah bergantian berkuasa di AS. Setelah Trump berkuasa, dia mendorong beberapa kebijakan Obama. Sekarang Biden bertanggung jawab atas beberapa kebijakan imigrasi barunya dan beberapa kebijakan terkait luar negeri terhadap Tiongkok juga mendorong kebijakan Trump, jadi ini sering kali terjadi.

Saat itu, misalnya, setelah Clinton terpilih, seorang reporter pernah mewawancarainya sekali, dan dia akan mengatakan satu kalimat, yang sangat mempengaruhi banyak pengamat, Dia berkata, "Saya tidak bisa berkonsentrasi pada satu hal, mengapa?" Dia mengatakan kalau setiap pagi dia harus berkonsentrasi sekuat tenaga, yang ada di benaknya untuk memikirkan bagaimana akan mengumpulkan dana ratusan ribu dolar tahun ini, karena dua tahun setelah dia berkuasa, akan ada pemilihan pertengahan. Dia harus memikirkan dari mana untuk mendapatkan dana kampanye. Jadi dia pernah ke kantor anggota kongres AS, dan dia berbincang dengan mereka bahwa mereka pada dasarnya melakukan dua hal yang sama.

Kemudian menelepon untuk mengumpulkan dana. Ini yang mereka lakukan setiap hari. Jadi mereka tidak ada waktu untuk berkunjung ke daerah untuk melakukan penelitian legistatif.

Selain itu, ada beberapa masalah serius, misalnya dia ditakdirkan untuk tidak terpilih untuk periode berikutnya, dia akan menjadi "bebek lumpuh", dan bahkan para birokrat dan bawahan dia akan tidak menghormati dia di dalam hati mereka. Karena dia akan lengser, dia mungkin tidak dapat melakukan apa pun untuk satu atau dua tahun ke depan.

"Bebek lumpuh" ini sekarang mulai menunjukkan tanda-tanda seperti itu bagi Biden, tidak ada yang mendengarkan apa yang dia katakan. Termasuk filibuster (debat panjang), Partai Demokrat mengirimkannya ke dia, tetapi tidak lolos dalam Musyawarah Nasional, yang relatif jarang terjadi di masa lalu.

Selain itu, dia awalnya mengatakan bahwa dia akan melakukan pekerjaan dengan baik dalam pencegahan dan pengendalian pandemi, tetapi ternyata sama buruknya dengan seperti sebelumnya.

Kemudian dia merasa bahwa ekonomi dapat berjalan dengan baik, dan hasilnya adalah AS sekarang memiliki rekor inflasi tertinggi dalam 50 tahun. Dia benar-benar babak belur sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun