Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Latar Belakang Dibunuhnya Jenderal Iran Sulaemani (1)

21 Januari 2022   12:08 Diperbarui: 22 Januari 2022   16:40 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang bisa tidur nyenyak kalau begitu. Akibatnya, Pompeo, yang takut mati, menundukkan kepalanya ke Biden pada kesempatan langka baru-baru ini, berteriak bahwa "menanggapi ancaman Iran, kepemimpinan pemerintahan AS saat ini memiliki tanggung jawab untuk melindungi keselamatan setiap orang Amerika." Kecuali Trump dan Pompeo, ada 126 orang lagi dalam daftar tersangka Iran. Bagi orang Iran, pembunuhan dua tahun lalu belum berakhir.

Latar Belakang Trump-AS Melakukan Pembunuhan Ini

trump-vs-sulaemani-61ea3dd706310e71cd245872.png
trump-vs-sulaemani-61ea3dd706310e71cd245872.png

Sumber: businessinsider.com.au

Untuk memahami seluk beluk hal tersebut, terlebih dahulu kita harus menjelaskan latar belakangnya secara umum, yakni hubungan antara Iran dan AS.

Untuk melihat pertarungan kedua negara sekaran, marilah kita tarik ke belakang pada era dinasti Pahlavi yang berkuasa di Iran, Iran adalah "Polisi Militer Persia" bagi AS untuk menjaga kepentingan kawasan Teluk. Kedua negara telah menjalani "periode bulan madu" selama beberapa dekade. Ketika Iran mengembangkan energi nuklir, AS, Prancis, dan kekuatan Barat lainnya mendukung sepenuhnya.

Selama ini ada pemeo di Iran yang mengatakan: "Berbahaya menjadi musuh AS, dan bahkan lebih berbahaya menjadi teman AS."

Misalnya, pada tahun 1951, pemimpin nasionalis Iran Mossadegh ingin menasionalisasi perusahaan minyak di Iran. Karena kepentingan Inggris dan AS, CIA dengan tegas menggulingkan pemerintahan Mosaddegh dan menahannya sampai mati. Semuanya, ini adalah kemampuan AS dan sekutunya. (mungkin kita masih bisa membayangkan jatuh dan kematian Bung Karno pada zaman Orla-Orba).

Cara "menjaga persahabatan" semacam ini, dan juga menimbulkan sentimen anti-Amerika yang kuat di masyarakat Iran. Hingga tahun 1979, setelah Revolusi Islam di Iran, kelompok mullah yang dipimpin oleh Khomeini berkuasa, dan kebencian rakyat Iran terhadap AS benar-benar tersulut.

Khomeini, yang memusuhi Barat, memasukkan "anti-Amerikanisme" ke dalam ideologi agamanya. Iran juga telah mengubah dirinya menjadi "pelopor anti-Amerika" di Timur Tengah, dan AS juga penuh permusuhan terhadap politik ini. dan rezim agama. Bidang ideologis menyebut satu sama lain setan. Setelah krisis penyanderaan Teheran, kedua negara telah berada di halaman yang sama sejak saat itu.

Dari Reagan hingga Clinton, Bush, dan Trump, kecuali untuk mempertahankan "kontak terbatas" untuk memerangi ISIS selama era Obama, pemerintahan AS berturut-turut sangat ingin membunuh rezim Islam Iran, terutama setelah Iran mengembangkan kemampuan nuklir pada tahun 2003. Ini sangat menantang kepentingan keamanan AS di Timur Tengah dan menyebabkan sanksi yang lebih dahsyat lagi dari AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun