Baru-baru ini, AU dan Industri Penerbangan Tiongkok mengumumkan berita yang sangat penting pada konferensi pers pertama Zhuhai Air Show. Juru bicara AU-Tiongkok mengatakan dengan penuh semangat bahwa J-20 menggunakan mesin buatan Tiongkok sendiri. Sebelum ini mesin memang menjadi masalah.
Masalah mesin J-20 ini, banyak pemerhati alutsista dan pengamat militer yang menantikan kapan kiranya hal tersebut dapat diatasi. Demikian juga banyak rakyat Tiongkok yang menunggu pengumuman resmi dari AU Tiongkok. Namun menurut kebiasaan instansi resmi Tiongkok terkait, mereka tidak akan mempublikasikan sampai teknologinya matang.
Beberapa data kunci dari J-20 juga diumumkan, misalnya rudal udara-ke-udara PL-15 yang digunakan dalam paket tersebut memiliki jangkauan maksimum 145 kilometer, sedangkan kecepatan maksimum J-20 sendiri adalah Mach 2.
Meskipun kecepatan J-20 Mach 2 tidak rendah, itu adalah antara F-35 dan F-22, tetapi tidak memenuhi persyaratan penggemar militer Tiongkok bahwa J-20 sepenuhnya bisa melampaui F-22. Adapun jangkauan 145 kilometer dari rudal PL-15E, telah berkurang setengahnya dari jangkauan 300 kilometer yang dilaporkan sebelumnya di Internet. Ini jelas merupakan versi penurunan kinerja untuk ekspor dan perdagangan luar negeri, dan tidak dapat mewakili tingkat sebenarnya dari rudal PL-15E. industri militer Tiongkok.
Dilaporkan dalam Zhuhai Air Show terakhir tahun lalu, dua J-20 AU Tiongkok telah menyelesaikan serangkaian pertunjukan yang luar biasa. Hanya dalam dua menit, J-20 menyelesaikan serangkaian aksi taktis, baik itu manuver horizontal atau manuver. manuver vertikal. Â Mereka juga telah melakukan sejumlah gerakan sulit, sangat jelas bahwa untuk mencapai kinerja yang luar biasa ini, selain dibutuhkan pilot yang sangat baik dengan keterampilan terbangnya, kinerja dan kemampuan pesawat tempur itu sendiri juga sangat berperan.
Bisa dikatakan Tiongkok kali ini benar-benar membuktikan diri dengan kekuatannya. Dalam Zhuhai Air Show 2018, J-20 Tiongkok tampil sangat baik, namun masih dikritik oleh dunia luar karena masih menggunakan mesin AL31 buatan Rusia lama, bukan mesin domestik Tiongkok WS15. Malasah mesin juga telah digembar-gemborkan oleh AS, dengan mengatakan bahwa kinerja pesawat tempur Tiongkok mengecewakan.
Bahkan, sejak J-20 pertama lahir, mesinnya terus diragukan oleh pengamat di luar negeri. Media asing mengatakan bahwa jika J-20 tidak memiliki mesin seperti F-119 yang mirip dipakai di F-22, maka sulit bagi J-20 untuk tetap bersifat siluman (stealth) selama penerbangan supersonik. Jadi tentunya perlu menunggu turbofan WS15. Lagi pula, mesin turbofan WS10B hanyalah versi perbaikan dari mesin generasi ketiga, dan belum mencapai level mesin generasi keempat yang sebenarnya.
Memang selama ini banyak pengamat dan pemerhati alutisista, jet tempur J-20 kini menjadi jet tempur terkuat di dunia, namun kekurangannya hanya pada mesin yang memiliki gap dibandingkan dengan pesawat generasi kelima AS dan Rusia yang thrustnya (daya dorong) 18 ton. Jadi gap tersebut mau tidak mau harus diganti dengan mesin turbofa WS 15. Tapi J-20 yang sekarang menggunakan mesin turbofan WS10B yang merupakan peningkatkan thrust dari mesin turbofan WS10A.
Sumber: globaldefensecorp.com+globalsecurity.org