Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kanal Kra Tak Kunjung Terealisasi, Tiongkok Membangun Pelabuhan Peti Kemas di Thailand

12 Desember 2021   18:26 Diperbarui: 12 Desember 2021   18:36 2764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu Terusan Kra mulai dibangun, AS pasti akan turun tangan. Saat itu, negara-negara yang berada di tenggara Tiongkok, Jepang, dan India tidak akan bisa tinggal diam. Terusan kecil itu pasti akan terlibat dalam perselisihan empat negara. Dengan kekuatan Thailand saat ini, tidak ada peluang untuk menang.

Pembangunan terusan membutuhkan banyak tenaga, sumber daya keuangan, dan sumber daya material. Thailand sendiri adalah negara berkembang, dan situasi internalnya juga tidak stabil. Bahkan andaikata dengan bantuan negara lain, proyek ini mungkin bisa terbengkalai di tengah jalan. 

Thailand tidak berani bertaruh. Menunda tenggat waktu dan tidak memenuhi harapan adalah hal sepele. Meningkatnya konflik internal adalah hal terakhir yang ingin dilihat pemerintah Thailand. Bagaimanapun, masih ada suara pro-kemerdekaan.

Singkat kata, apakah jalur air emas ini bisa dibuka itu tergantung dari Thailand sendiri.

Pada 2001, Setelah Thaksin terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand, dia mulai membentuk komite untuk melakukan studi kelayakan di Terusan Kra. Proyek Kanal Kra sepanjang 102 kilometer ini diperkirakan akan menelan investasi US$ 25 miliar AS, tapi karena investasi besar dan masa konstruksi yang lama, pemerintah Thaksin membatalkan proyek itu pada 2006.

Pada tahun 2011, Yingluck membuka kembali penelitian tentang proyek Terusan Kra dan mendirikan Pusat Persiapan Internasional Kanal Kra Thailand untuk menggalang dana pembangunan.

Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand memiliki hubungan lama. Dari segi perdagangan, Terusan Kra akan secara langsung menembus Samudera Hindia dan Teluk Thailand memperpendek pelayaran perdagangan antara Tiongkok dengan Eropa, dan Afrika, yang dapat mendorong perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara lain di dunia.

Terutama setelah Tiongkok mengusulkan inisiatif "Satu Sabuk Satu Jalan"(IBR), Terusan di Tanah Genting Kra akan menjadi jalur penting "Jalur Sutera Maritim Baru" jika dibangun, yang diharapkan Tiongkok lepas dari ketergantungannya pada Selat Malaka dan membangun mekanisme ketahanan energi yang terdiversifikasi.

Untuk memainkan peran penting dalam perumusan aturan ekonomi dan perdagangan internasional, AS selalu tertarik untuk mengendalikan jalur maritim. Jika Kanal Tanah Genting Kra berhasil dibuka, akan berdampak penting pada situasi pelayaran internasional yang ada sekarang.

Pada saat itu, armada laut Tiongkok, kapal induk, kapal selam dan kekuatan militer lainnya serta kapal dagang dapat memasuki Eropa dan Amerika Utara dan terhubung dengan dunia. Ini akan bertentangan dengan kebijakan perdagangan luar negeri proteksionis AS, terutama karena mungkin ada timbul lebih banyak gesekan perdagangan dengan AS pada waktu itu.

Oleh karena itu, AS tidak mendukung dengan pembukaan Terusan Kra Thailand. Untuk negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis, jarak dari Eropa ke Timur Jauh akan lebih dekat jika Terusan Tanah Genting Kra ter-realisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun