Tiongkok selama ini menjadi salah satu pasar penerbangan terbesar di dunia. Menurut perkiraan Boeing, maskapai penerbangan Tiongkok akan membeli 8.600 pesawat baru senilai US$ 140 juta dalam 20 tahun ke depan. B737 MAX meskipun cacat desain yang menyebabkan kecelakaan dan kini telah diubah dan diperbaiki, namun bagi maskapai penerbangan dan maskapai leasing yang menanggung risiko secara langsung sulit bagi mereka untuk cepat berubah pikiran tentang pesawat ini. Setelah hampir tiga tahun di-grounded karena dua kecelakaan fatal, Boeing 737MAX diperkirakan segera akan terbang lagi di Tiongkok setelah akhir tahun atau awal tahun depan.
Pada 2 Desember 2021, CAAC (Administrasi Penerbangan Sipil Tiongok) mengeluarkan instruksi kelaikan udara untuk memperbaiki status tidak aman MCAS untuk 737MAX guna mengonfirmasi langkah-langkah perbaikan terkait MCAS untuk menghilangkan status tidak aman. Pada titik ini, Boeing 737MAX tidak memiliki hambatan regulasi kelaikan udara untuk kembali terbang untuk Boeing 737MAX di Tiongkok.
Badan keselamatan penerbangan Tiongkok membuka jalan bagi pesawat Boeing 737 MAX untuk kembali ke layanan komersial, lebih dari tiga tahun setelah kecelakaan pertama dari dua kecelakaan yang menewaskan total 346 orang, dan hampir setahun setelah pesawat kembali mengudara. di AS. Arahan kelaikan udara yang dikeluarkan oleh CAAC mencantumkan beberapa perubahan yang perlu dilakukan maskapai terhadap pesawat, termasuk peningkatan perangkat lunak, pelatihan pilot tambahan, dan revisi manual operasional.
"Setelah melakukan penilaian yang memadai, CAAC menganggap tindakan korektif sudah cukup untuk mengatasi kondisi tidak aman ini," kata badan tersebut dalam arahannya.
Pada 3 Desember 2021, Yang Zhenmei, Direktur Departemen Sertifikasi Kelaikan Pesawat dari CAAC, menyatakan bahwa memberikan persetujuan kelaikan udara hanyalah salah satu tugas yang paling dasar. Maskapai penerbangan domestik selanjutnya harus menyelesaikan modifikasi pesawat, restorasi pesawat yang sudah lama di parkir (grounded), dan pelatihan pilot kembali. Setelah sertifikasi operasi B737 MAX disetujui, diharapkan akhir tahun ini atau permulaan tahun depan operasi komersial armada domestik yang ada akan melanjutkan secara berurutan pada tahun depan untuk mengoperasikannya.
Keputusan tersebut merupakan langkah pertama untuk mencabut perintah larangan terbang yang melarang 737 MAX terbang di wilayah udara Tiongkok. Setelah kecelakaan MAX kedua, di Ethiopia pada Maret 2019, Tiongkok adalah negara pertama yang mengandangkan pesawat tersebut. Kemudian diikuti oleh 80 negara lainnya.
Pengenalan pesawat telah dimulai kembali. Boeing mengatakan bahwa keputusan CAAC merupakan langkah penting untuk memulai kembali mengoperasikan B737MAX dengan aman di Tiongkok. Boeing akan terus bekerja sama dengan badan pengatur kelaikan udara dan pelanggan untuk mengizinkan pesawat untuk melanjutkan operasi di seluruh dunia.
Pada akhir tahun lalu, badan pengawasan di Eropa dan Amerika Serikat berturut-turut menyetujui B737MAX untuk beroperasi kembali. Model tersebut telah dioperasikan secara komersial. Tapi CAAC sebagai salah satu badan resmi untuk pengawasan penerbangan yang paling ketat di dunia untuk keselamatan penerbangan pengatur perusahaan penerbangan di Tiongkok, telah menginstruksikan grounded selama lebih dari satu tahun lebih lambat dibandingkan di Eropa.
Hingga awal Desember 2021, seluruh maskapai penerbangan domestik Tiongkok memiliki 97 pesawat 737MAX-8, yang dimiliki oleh China Southern Airlines 24 pesawat; Air China 17 pesawat, Hainan Airlines 11 pesawat, Shanghai Airlines 11 pesawat, Xiamen Airlines 10 pesawat; Shandong Airlines 7 pesawat dan  Shenzhen Airlines 5 pesawat; masing-masing 3 pesawat dimiliki oleh China Eastern Airlines dan Xiangpeng, masing-masing 2 pesawat untuk Okai, Fuzhou dan Kunming, dan 1 pesawat dimiliki Jiu Yuan Airline.
Bagi orang Tiongkok groundednya B737MAX tidak akan berdampak nyata untuk saat ini, bahkan meskipun maskapai domestik telah memperoleh sertifikasi kelaikan udara untuk B737MAX sekali pun. Karena kapasitas penerbangan sipil saat ini sudah mencukupi, bahkan kapasitas penerbangan terasa surplus, karena peak travel season di Tiongkok telah lewat.
Pada Oktober 2018, ketika sebuah Boeing 737MAX-8 Lion Air jatuh di Jawa dan menewaskan 189 orang. Pada Maret 2019, pesawat penumpang sejenis Ethiopian Airlines jatuh setelah baru 6 menit lepas landas yang menewaskan 157 orang di dalam pesawat. Pada 11 Maret 2019, kurang dari 20 jam sebelum kecelakaan Ethiopian Airlines. CAAC adalah yang pertama di dunia yang mengeluarkan pemberitahuan yang mewajibkan maskapai penerbangan domestik untuk menangguhkan penerbangan untuk beberapa hari. Baca:
Apa Penyebab Boeing 737 Max Lion Air dan Ethiopian Airlines Jatuh?
Kemudian pada 21 Maret 2019, CAAC mengumumkan akan menangguhkan penerimaan aplikasi sertifikat kelaikan udara Boeing 737MAX. Hingga saat ini, pesawat sipil yang dioperasikan di Tiongkok daratan harus memiliki tiga sertifikasi, Â kelaikan udara; lisensi produksi sertifikasi tipe khusus dan sertifikasi kelaikan pesawat untuk setiap pesawat (a special type certificate production license and a single-aircraft airworthiness). Tanpa satu dari sertikasi ini pesawat tidak boleh beroperasi di domestik Tiongkok.
Ini berarti bahwa sebelum CAAC mencabut pembatasan ini, meskipun Boeing telah menyerahkan kelaikan udara kepada maskapai domestik Tiongkok, pesawat B737 MAX tetap tidak boleh beroparasi di domsetik Tiongkok. Dan semua B737MAX milik maskapai luar negeri juga tidak diizinkan mengudara di Tiongkok.
Sertifikasi kelaikan udara di Tiongkok biasanya membutuhkan proses yang sangat lama, ketika 737MAX-8 pertama masuk ke Tiongkok, telah menjalani sertifikasi kelaikan udara selama 15 bulan sebelum akhirnya disetujui.
Instruksi CAAC untuk meng-grounded B737 MAX sudah satu tahun lebih lama daripada badan kelaikan Eropa dan Amerika, dan tingkat keselamatan penerbangan sipil Tiongkok termasuk salah satu yang terkemuka di dunia.
Pernyataan Pers Zhu Tao, Direktur Kantor Keselamatan CAAC, menyatakan pada akhir Oktober 2021, bahwa sealama ini penerbangan sipil Tiongkok terus terbang dengan aman selama 134 bulan, dengan jam terbang 97,53 juta (jam) dan mengangkut 5,01 miliar penumpang dengan aman.
CAAC telah berulang kali menekankan bahwa Boeing 737MAX harus memenuhi tiga prinsip untuk mendapatkan sertifikasi kelaikan terbang di Tiongkok atas perubahan desain, perubahan desain pesawat harus disetujui untuk kelaikan udara CAAC, pilot harus sepenuhnya dan efektif telah dilatih kembali atas perubahan desain pesawat bersangkutan, kesimpulan investigasi dari dua kecelakaan terdahulu harus jelas, dan langkah-langkah perbaikan harus efektif.
Profesor Huang Jun dari Universitas Aeronautika dan Astronautika Beijing percaya bahwa jika B737MAX dapat memperoleh kembali sertifikasi kelaikan udara, keselamatan penerbangan pesawat dapat dijamin, tetapi dia juga menunjukkan bahwa "secara teori, tidak ada pesawat yang 100% aman. Dari perspektif modifikasi sistem MCAS untuk menghindari resiko kecelakaan akibat komponen ini".
Saat ini, Tiongkok merupakan pengguna terbesar pesawat B737MAX dengan total 97 pesawat. Informasi situs resmi Boeing menunjukkan bahwa Boeing 737MAX memiliki total 11 pelanggan di Tiongkok daratan, termasuk tiga maskapai besar dan perusahaan leasing penerbangan serta perusahaan penerbangan swasta. seperti OKAIR Airlines dan Ruili Airlines, China Southern Airlines memiliki terbanyak 24 armada B737MAX.
Di-izinkannya mulai kembali penerbangan B737MAX saat ini akan berdampak kecil pada maskapai penerbangan Tiongkok, karena kapasitas maskapai yang ada saat ini benar-benar sudah mencukupi, tetapi sebaliknya berdampak besar pada Boeing.
Meski belum tentu akan ada pesanan baru setelah kembali terbang, setidaknya hal itu menunjukkan bahwa Boeing telah menghilangkan kabar buruk, dan harga saham diperkirakan akan rebound untuk pulih dari dampak seperti periode terkahir ini. Diharapkan dapat kembali ke level tahun-tahun sebelumnya, meskipun mungkin tidak akan ada maskapai penerbangan yang akan menambah lagi aramadanya dengan pesawat jenis ini.
B737MAX merupakan salah satu pesawat single-aisle dengan kapasitas penumpang terbesar belakangan ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa model B737MAX telah meninggalkan kesan menankutkan di benak sebagian konsumen. Meski cacat desain yang menyebabkan jatuhnya pesawat telah diubah dan diperbaiki, namun sulit bagi maskapai penerbangan dan perusahaan leasing pesawat yang secara langsung akan menanggung risiko, untuk mau cepat merubah pikiran tentang B737MAX. Jika penumpang tidak mempercayai Boeing, maka MAX akan menjadi "racun" dan akan menjadi bencana bagi maskapai (rugi). Bukan masalah karena suka dengan model baru ini.
Masalah ini adalah tantangan terbesar yang harus dihadapi Boeing di masa depan, dan untuk terbang kembali perlu ada kompensasi yang harus dibayar sebagai ganti rugi. Pada 2019, berbagai maskapai Tiongkok mengumumkan klaim kepada Boeing, tetapi tidak mengungkapkan jumlah kompensasi secara spesifik. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh diparkirnya pesawat dan keterlambatan pemulihan teknisnya harus ditanggung pabrik Boeing.
Eastern Airlines, yang memiliki 14 Boeing 737MAX, memimpin untuk mengajukan klaim secara resmi terhadap Boeing pada Mei 2019, dan semua maskapai telah menindaklanjutinya. Hanya dari grounding penerbangan pada Maret 2019 hingga akhir Juni selama tiga bulan, diklaim kerugian oleh China Airlines sekitar US$ 4 miliar, dan kerugian terkait akan terus bertambah seiring waktu.
Misalnya, Shanghai Airlines memiliki total 11 pesawat Boeing 737MAX dalam keadaan grounded, dan perlu dipindahkan ke Taiyuan dan Lanzhou untuk penyimpanan. Pekerjaan pemeliharaan terkait sangat merepotkan, dan pesawat harus membayar sewa parkir jika di parkir di bandara.
Personil perawatan juga perlu memeriksa pesawat dari waktu ke waktu, dan ketika pesawat diizinkan untuk terbang kembali dan membuka segel, sistem pesawat harus diverifikasi: pengisian bahan bakar, pengisian cairan/pelumas, dan pengisian gas, semuanya itu membutuhkan uang.
Mengenai besaran kompensasi, ambil contoh Spice Airlines, maskapai penerbangan terbesar kedua di India, bisa memberikan angka referensi, perkiraan bagian keuangan mengungkapkan bahwa Spice memiliki 13 pesawat 737MAX-8 dan tercatat kompensasi 8,6 miliar rupee (sekitar 116 juta dolar AS). Berdasarkan perhitungan ini, kompensasi untuk setiap pesawat adalah sekitar 9 juta dolar AS.
US$9 juta adalah sekitar satu tahun sewa. Harga sebuah B737MAX lebih dari US$100 juta. Penyusutan akan berkurang sesuai dengan periode penggunaan teknologi 15 tahunan. Biaya tahun pertama sekitar 10 juta. Situs web resmi Boeing menunjukkan bahwa harga katalog model B737MAX-8 adalah US$121,6 juta. Selama proses pengadaan maskapai, harga sebenarnya akan bervariasi tergantung pada jumlah pembelian dan faktor lainnya, dengan berbagai tingkat diskon. Harga pembelian akhir umumnya lebih rendah dari harga katalog.
Sebanyak 97 pesawat B737 MAX diparkir di Tiongkok, dan Boeing diperkirakan akan membayar sekitar US$900 juta sebagai kompensasi kepada pengguna Tiongkok. Menanggapi hal ini, pejabat terkait Boeing di Tiongkok mengatakan, "Meskipun kami tidak akan mengomentari pengaturan kami untuk pelanggan tertentu, kami akan terus bekerja sama dengan mereka untuk mencapai hasil yang adil dan wajar."
Kompensasi potensial dan pertimbangan lain untuk pelanggan bisa terjadi dengan banyak bentuk, tidak harus pembayaran saat itu (waktu pengiriman, fitur, layanan, dll.), dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Waktu, kuantitas, dan bentuk kompensasi potensial untuk pelanggan dan pertimbangan lain adalah unik untuk setiap pelanggan.
Selain ganti rugi, wakil presiden American Aviation Consulting Corporation menyatakan bahwa Tiongkok dapat mengajukan persyaratan untuk melanjutkan pembelian pesawat Boeing kelak, termasuk harga pembelian yang lebih murah atau mengharuskan Boeing berkomitmen untuk melakukan produksi di lokal Tiongkok.
Pada 15 Desember 2018, Boeing bermitra dengan COMAC (Commercial Aircraft Cooperation of China) mengumumkan pengiriman B737MAX di Zhoushan, Zhejiang, ke Air China dari Pusat Penyelesaian dan Pengiriman B737MAX baru di Zhoushan, Provinsi Zhejiang. Tetapi menyatakan bahwa pihaknya tidak berniat memproduksi pesawat di luar AS. Pesawat yang dikirim ke Tiongkok pertama kali dirakit di pabrik Renton di Washington, AS.
Setelah dirakit di pabrik Renton di Washington, AS, pesawat tersebut diangkut ke pabrik Zhoushan untuk pemasangan interior, pengecatan, dan perakitan akhir lainnya, serta kegiatan uji terbang dan pengiriman kepada maskapaipenerbangan pelanggan.
Boeing mengatakan pengiriman itu "menandai era baru dalam kemitraan Boeing dengan industri penerbangan Tiongkok, serta semakin pentingnya pasar penerbangan Tiongkok."
Namun sebenarnya, proses lokalisasi Boeing di Tiongkok tertinggal jauh di belakang saingannya dari Eropa -- Airbus.
Pada awal 2008, Airbus membuka jalur perakitan akhir pesawat seri A320 di Tianjin. Hingga 29 Oktober 2020, lini perakitan akhir Airbus di Tianjin telah mengirimkan  pesawat yang ke-500.
Airbus pertama kali hadir secara resmi di Tiongkok pada tahun 1994. Sejak itu, pertumbuhan yang cepat telah menjadi ciri khas operasi Airbus di Tiongkok, perusahaan tersebut telah memperluas jumlah pesawat jet komersialnya yang dijual ke Tiongkok telah meningkat sebanyak 50 kali dalam waktu kurang dari dua dekade.
Dengan perkembangan pesat industri kedirgantaraan dan penerbangan Tiongkok, mereka tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menjadi pasar penerbangan terbesar di dunia dan telah menjadi pelanggan utama produk Airbus.
Pada akhir 2018, ada lebih dari 1.700 pesawat jet komersial Airbus yang beroperasi di Tiongkok, dan pengiriman ke negara tersebut mewakili hampir seperempat dari total produksi pesawat jet Airbus. Pendukung dalam mewujudkan hal ini lebih dari 1.900 karyawan di Tiongkok bekerja untuk Airbus dan joint venture pada pesawat komersial di beberapa lokasi di seluruh negeri Tiongkok.
Banyak dari karyawan ini bekerja di jalur perakitan akhir di Tianjin. Yang diproduksi pada tahun 2008, di "FAL China" perusahaan patungan antara Airbus dan konsorsium Zona Perdagangan Bebas Tianjin (TJFTZ) dan China Aviation Industry Corporation (AVIC). Pengiriman pesawat yang ke-500 pada Oktober 2020 seperti yang telah disebut di atas.
Apakah B737 MAX masih akan menjadi salah satu model paling populer dan digemari di dunia?
Ed Pierson, mantan manajer senior di lini produksi B 737, dia yakin bahwa proses sertifikasi ulang selama 20 bulan yang memungkinkan B737 Max untuk terbang kembali berfokus pada desain perangkat lunak dan pelatihan pilot, tetapi gagal mengatasi dampak standar produksi di pabrik.
Akibatnya, katanya, "tidak mengherankan bahwa penemuan baru terkait dengan cacat produksi B737 Max terus terungkap" pada pesawat yang digambarkan oleh Administrator FAA Steve Dickson sebagai "pesawat angkut yang paling diteliti dalam sejarah". (BBC 10 Mei 2021)
Situs resmi Boeing menunjukkan bahwa Boeing 737MAX adalah model dengan penjualan tercepat dalam sejarah Boeing. Mereka telah menerima lebih dari 4.700 pesanan yang menjanjikan dari 100 pelanggan di seluruh dunia. "Sebelum kecelakaan, B737MAX adalah salah satu model paling populer di dunia. Untuk tujuan keuntungan, banyak dari pelanggan tidak ingin melepaskan model ini untuk pertimbangan keuntungan jangka panjang."
Dari perspektif peningkatan kapasitas dan pengurangan biaya, sebagian besar maskapai masih akan memilih model 737MAX. Sebenarnya, MAX sendiri mempunyai arti "memaksimalkan", dan isitilah ini diambil dari model yang dapat "mencapai penghematan bahan bakar terbaik, keandalan tertinggi, dan daya tarik penumpang terbesar untuk pesawat lorong tunggal."
Menurut data dari situs resmi Boeing menunjukkan bahwa B737MAX dapat mencapai peningkatan efisiensi bahan bakar 14% dibandingkan model seri B737 asli, dan meningkatkan jangkauannya hingga 400-500 mil laut. Dibandingkan dengan model pesaing Airbus A320 NEO, konsumsi bahan bakar per pax (kursi) adalah 7% lebih rendah.
Selama periode grounded, Boeing mengajukan langkah-langkah perbaikan yang relevan sebagai tanggapan atas dua kecelakaan pesawat 737MAX pada 2019, termasuk pembaruan desain perangkat lunak sistem terkait pesawat B737MAX.
Untuk menghilangkan tingkat kerawanan (unsafe state) yang penyebab kecelakaan udara tersebut, airworthiness approval (izin kelaikan udara) yang dikeluarkan oleh Civil Aviation Administration (Badan Kelaikan Penerbangan Sipil) kali ini persis sama dengan airworthiness approval untuk perubahan desain pesawat.
Boeing menyatakan dalam konferensi virtual kuartal ketiga dalam tahun ini, pihaknya berharap B737MAX dapat disetujui oleh CAAC sebelum akhir tahun ini dan melanjutkan pengiriman pesawat jenis ini ke maskapai Tiongkok pada kuartal pertama 2022. Pasar Tiongkok sangat penting bagi Boeing. Tiongkok menyumbang seperempat dari semua pesanan pesawat Boeing.
Laporan terbaru Boeing pada tahun 2021 menunjukkan bahwa Tiongkok akan membutuhkan 8.700 pesawat baru pada tahun 2040, atau 1,2% lebih tinggi dari perkiraan 8.600 pesawat pada tahun 2020, bernilai 1,47 triliun dolar AS.
Digroundednya B737 MAX di Tiongkok telah sangat berpengaruh atas penjualan pesawat, tetapi akan rebound kuat setelah pesawat ini dizinkan terbang kembali di Tiongkok. Â Boeing percaya setelah pesawat mulai digunakan lagi di Tiongkok, dan diikuti dengan persyaratan peraturan perlindungan lingkungan yang meningkat, permintaan untuk efisiensi dan ekonomi meningkat, B737MAX akan mulai diunggulkan, dan Boeing akan berkompetisi kembali ke persaingan pasar pesawat.
Bagaimana prospek Boeing 737MAX di Tiongkok? Dari tingkat teknis, persetujuan dari CAAC berarti memberikan penilaian keselamatan, tetapi dari tingkat pemulihan kepercayaan, tampaknya masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://www.globaltimes.cn/content/1132031.shtml
https://www.airbus.com/en/who-we-are/our-worldwide-presence/airbus-in-asia/china
https://airwaysmag.com/industry/lion-air-boeing-737max8-crashes/
https://www.boeing.com/737-max-updates/return-to-service/
https://www.bbc.com/news/business-57028687
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H