Baru-baru ini, Ketua TSMC Liu Deyin mengakui dalam sebuah wawancara dengan majalah Time bahwa investasi di AS memiliki keterbatasan dan ini karena "dorongan politik." Sangat terpengaruh oleh kekurangan tenaga kerja di sistem sipil dan tenaga di AS, TSMC tidak hanya meningkatkan biaya investasinya, tetapi juga tertinggal dari jadwalnya. Namun, otoritas Tsai Ing-wen bertekad untuk secara bertahap melepasakan ketergantungan ekonomi Taiqwan dari Tiongkok daratan. Langkah selanjutnya adalah berharap bahwa AS dan Taiwan akan menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Investasi dan Perdagangan AS-Taiwan (TIFA) da akan mengirimkan "data rahasia" ke AS untuk membentuk tautan dalam rantai pasokan.
Departemen Perdagangan AS menunjukkan pada 21 Oktober lalu bahwa Intel, Infineon, SK Hynix dan perusahaan lain telah mengindikasikan bahwa mereka akan memberikan data dalam batas waktu dan mendorong perusahaan lain untuk menindaklanjuti. Adapun apakah akan menggunakan tindakan wajib, "itu tergantung pada berapa banyak perusahaan yang merespons dan kualitas informasi yang diberikan." Dalam hal ini, TSMC hanya dapat mengikuti tren, jika tidak, TSMC mungkin menghadapi risiko serupa dari AS seperti Alstom Prancis, Huawei Tiongkok, dan perusahaan lain. Baca:
Apakah Huawei Akan Tumbang Melawan Tekanan Pesaing yang Didukung AS?
Kelihaian AS Mengakuisisi Alstom "Gratis" dan Kini Giliran Huawei
Mengapa AS Begitu Mengincar Mematikan Huawei?
Dalam menghadapi intimidasi AS, Tsai Ing-wen pemimpin otoritas Taiwan tidak bertindak melindungi dan membela TSMC industri Taiwan ini. Pemerintah Korsel masih sedikit keras kepala. Mendukung Samsung, SK Hynix (pemasok semikonduktor memori Korea Selatan untuk chip memori akses acak dinamis dan chip memori flash. Hynix adalah pembuat chip memori terbesar kedua di dunia dan perusahaan semikonduktor terbesar ke-3 di dunia) dan perusahaan semikonduktor Korsel lainnya. Kementerian Perdagangan Korsel mengatakan akan secara aktif melakukan intervensi untuk membela kepentingan perusahaan semikonduktor Korsel. Dibandingkan dengan TSMI, mereka mendapat dukungan dari pemerintah Korsel.
TSMC terlihat sangat ditinggalkan pemerintahnya dan hanya bisa mempersiapkan perang sendirian, padahal TSMC memang mempersiapkan perang sendirian, kecuali TSMC menundukkan kepalanya ke Amerika Serikat dan menyerahkan data rahasia dagangnya.
Mengapa TSMC dan Samsung berani menantang ancaman dan intimidasi AS? Karena kali ini bukan TSMC, dan Samsung mencari ke AS, tetapi AS yang mencari TSMC dan Samsung. Dengan kata lain, TSMC dan Samsung memiliki suatu untuk tawar menawar untuk menantang AS.
Dalam masalah chip TSMC dan Samsung jauh lebih kuat dari Huawei. Kemampuan Huawei untuk bisa bertahan dari serangan AS yang mematahkan lengannya sudah merupakan kinerja yang luar biasa.
Perlu diketahui TSMC dan Samsung, sebagai raksasa semikonduktor global, menguasai untuk memasok chip global. Dari sekumpulan data, pada kuartal kedua tahun 2020, pangsa pasar semikonduktor global TSMC mencapai 51,5%, sedangkan Samsung di peringkat kedua dengan 18,8%. Siapa pun yang melampaui AS akan menjadi target tindakan keras pemerintah AS. Alstom, Toshiba, Huawei sudah mengalaminya, sekarang giliran TSMC dan Samsung.
Kita dapat melihat bahwa semua perusahaan semikonduktor di AS yang sangat terkenal di seluruh dunia, tetapi pangsa pasar mereka tidak sebesar TSMC. TSMC dan Samsung menyumbang pangsa pasar semikonduktor global. Proporsinya melebihi 70%. Kebangkitan TSMC dan Samsung telah menekan ruang hidup industri semikonduktor AS. Yang dikhawatirkan AS adalah Intel dan Qualcomm tidak terluihar memiliki pangsa pasar mereka yang tinggi, tetapi juga sangat bergantung pada kapasitas produksi dalam jumlah besar dari OEM di TSMC. (OEM/Original Equipment Manufacturer adalah produsen peralatan asli, sebuah organisasi yang membuat perangkat dari suku cadang yang dibeli dari organisasi lain. Namun, suku cadang OEM sama dengan aslinya dalam arti dibuat oleh pabrikan yang sama, dengan bahan yang sama, dengan spesifikasi yang sama).