Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Siapakah yang Mungkin Menjadi Presiden Baru Afghanistan?

26 Agustus 2021   16:26 Diperbarui: 27 Agustus 2021   11:57 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: bbc.com
Sumber: bbc.com
Tentu saja, selain Baradar, ada tokoh-tokoh besar lainnya dalam Taliban, seperti Haibatullah Akhundzada, yang berada di posisi teratas, dan Mullah Muhammad Yaqoob putra dari salah satu pendiri Taliban Mullah Omar, dan seterusnya.

Pemerintah Afghanistan di masa depan sangat mungkin mengikuti model Iran, dengan Akhundzada sebagai pemimpin spiritual, tapi yang bertanggung jawab atas misi, dan pemerintahan adalah presiden dengan kekuasaan nyata.

Tokoh-tokoh besar lain memiliki posisinya masing-masing, misalnya Yaqoob bisa menjadi sekretaris negara, sedangkan panglima perang yang berlindung di bawah Taliban dapat mengambil posisi militer, atau bahkan sebagai menteri pertahanan bertindak melakukan pengendali penuh atas situasi keamanan seluruh Afghanistan.

Mungkin yang tidak diimpikan Barat dan terutama AS, mereka tidak ingin melihat berdirinya negara suatu bangsa dengan nama "Emirate" . Dalam sebuah wawancara, juru bicara Taliban mengatakan bahwa mereka akan membentuk sebuah komite untuk memerintah negara, dan orang yang bertanggung jawab adalah yang disebut presiden seperti di dunia luar.

Selain itu, ada seorang pemimpin agama, yang tampaknya akan agak mirip dengan sistem ganda seperti di Iran saat ini.

Iran juga mengikuti hukum Syariah Islam. Berdirinya mereka juga dari menggulingkan rezim sekuler yang didukung oleh AS dan mendirikan aturan Syariah.

Dahulu kekuasaan teokratis hanya dalam ranah spiritual, namun kini telah merambah ke segala aspek kehidupan sehari-hari. Demi menjaga stabilitas rezim, Iran telah membentuk sistem yang sangat cerdas. Mereka telah membentuk sistem yang dipilih secara demokratis, mekanisme operasi pemerintah yang tidak jauh berbeda dengan Barat. Kampanye partai politik bertanggung jawab atas pemerintahan negara sehari-hari.

Di luar sistem ini, mereka juga memiliki sistem teokratis, para pemimpin agama seperti Khomeini dan Khamenei sebenarnya yang memegang kekuasaan tertinggi negara, dan mereka tidak terganggu oleh urusan sekuler.

Jika ada yang membuat rakyat enggan, sasaran tudingan mereka terlebih dahulu akan ditujukan ke arah pemerintah, yang setara dengan lapisan tambahan relaksasi, pelindung yang merupakan pemegang kekuasaan yang sebenarnya.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun