Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Siapakah Pemimpin Utama Taliban, Bagaimana Kiranya Afghanistan di Bawah Kekuasaannya?

21 Agustus 2021   18:33 Diperbarui: 26 Agustus 2021   08:11 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bbc.com + wikipedia.org

Pada 16 Agustus 2021, juru bicara duta besar Rusia mengungkapkan bagaimana Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri. Dia mengatakan bahwa Ghani meninggalkan ibu kota Kabul dengan pesawat yang penuh dengan uang tunai.

Media Rusia juga mengungkapkan kemungkinan keberadaan Ghani. Sekretaris Pers Rusia Ishenko di Kabul menyatakan pada 16 Agustus bahwa Ghani mengisi empat mobil dengan uang tunai dan mencoba memasukkan uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak berhasil memuat semuanya, jadi meninggalkan sebagian uang tunai di lapangan terbang.

Pada 16 Agustus, utusan khusus Kremlin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan bahwa pelarian Ghani dari Kabul memalukan, dan menambahkan bahwa Ghani harus dibawa ke pengadilan dan dimintai pertanggungjawaban kepada rakyat Afghanistan.

Menurut sumber-sumber internasional, melaporkan orang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan bahwa Ghani telah melewati Dagestan menuju Oman.

Menurut artikel RIA Novosti, seorang sumber yang menjalin hubungan dekat dengan pemerintah Afghanistan mengatakan bahwa Ghani saat ini berada di Oman. Ketika berbicara tentang fakta bahwa Oman sebelumnya telah menyangkal bahwa Ghani berada di negara itu, sumber tersebut mengatakan bahwa reaksi ini adalah normal.

Sebelumnya, Ghani mengumumkan melalui Facebook bahwa dia telah meninggalkan Afghanistan pada malam 15 Agustus. Tujuannya, agar tidak terjadi pertumpahan darah,maka dia  memilih untuk pergi. 

Baca: Taliban Akan Mendirikan "Islamic Emirate of Afghanistan" Dari Mana Misteri Kekuatannya 

Dengan kaburnya Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, maka dapat dikatakan "Taliban Sudah Menang"

Pada 15 Agustus 2021, Istana Kepresidenan Afghanistan pengibaran bendera nasional Afghanistan diturunkan. Asap mulai mengepul di area Kedutaan Besar AS. Helikopter melayang di udara dengan cepat, dan personel bersenjata Taliban masuk ke istana kepresidenan. 

Ini menandakan tentara AS 20 tahun yang lalu menggulingkan mereka, sekarang kembali di Kabul dan Afghanistan telah kembali dikuasai Taliban lagi. Apakah Atta secara bertahap akan beralih ke pemerintahan yang bersatu dan inklusif, seperti yang diharapkan banyak orang?

Kini dapat dikatakan faksi besar di Afghanistan adalah Taliban dan Para Pendukung Pemerintah Afghanistan tergulingkan.

Sumber: thedefensepost.com
Sumber: thedefensepost.com
Faksi pemerintahan Afghanistan setelah kaburnya Presiden Ghani, maka wakil presiden Amrullah Saleh meng-proklamirkan front perlawanan anti-Taliban di Lembah Panjsir, timur laut Kabul Afghanistan.

Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Kamis (19 Agustus) bahwa perlawanan Taliban terbentuk di Lembah Panjshir Afghanistan yang dipimpin oleh wakil presiden Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud, putra seorang pejuang anti-Taliban yang terkenal.

"Taliban tidak mengendalikan seluruh wilayah Afghanistan," kata Lavrov kepada wartawan pada konferensi pers di Moskow setelah pertemuan dengan mitranya dari Libya.

"Ada laporan tentang situasi di Lembah Panjshir di mana perlawanan wakil presiden Afghanistan Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud terkonsentrasi," katanya.

Lavrov juga mengulangi seruannya untuk dialog inklusif yang melibatkan semua pemain politik di Afghanistan untuk pembentukan "pemerintah perwakilan."

Lembah Panjshir di timur laut Kabul adalah sisa terakhir Afghanistan, yang dikenal dengan pertahanan alaminya.

Menurut gambar yang dibagikan di media sosial, Saleh dan Massoud, putra pejuang anti-Taliban Ahmed Shah Massoud, sedang melakukan gerakan gerilya untuk melawan Taliban.

Sumber: www.thedefensepost.com
Sumber: www.thedefensepost.com
Moskow telah optimis dengan hati-hati tentang kepemimpinan baru di Kabul dan mencari kontak dengan para militan dalam upaya untuk menghindari ketidakstabilan yang dapat meluas ke negara-negara tetangga bekas Soviet.

Awal pekan lalu, duta besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov bertemu dengan Taliban di Kabul, dengan memuji di televisi pemerintah sebuah pertemuan "positif dan konstruktif".

Kremlin dalam beberapa tahun terakhir telah menjangkau Taliban -- yang dilarang sebagai kelompok "ekstremis" di Rusia -- dan menjadi tuan rumah perwakilannya di Moskow beberapa kali, terakhir bulan lalu.

Di balik perubahan yang terjadi di Afghanistan, ada seorang pria Taliban yang misterius itu seperti kebanyakan pemimpin puncak Atta, yang akan menjadi soroatan media yaitu Mawlawi Haibatullah Akhundzada yang misterius dan sederhana, dan lokasi tepatnya masih menjadi misteri. Dalam satu-satunya foto publik, dia memiliki janggut besar dan sorban putih, dan ekspresinya serius dan tegas.

Suatu waktu ada laporan tentang "kematiannya" muncul di media dari waktu ke waktu. "Hindustan Times" pernah melaporkan bahwa Akhundzada tewas dalam ledakan di Balochistan, Pakistan pada tahun 2020, dan media mengatakan bahwa dia meninggal karena terpapar Covid -19. Desas-desus itu tentu saja tidak benar.

Sejak dia mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016, dia telah bekerja keras untuk memperbaiki angkatan bersenjata yang tersebar di berbagai tempat untuk membentuk kekuatan militer yang "dinormalisasi", dan membagikan seragam kamuflase standar. 

Sejak pasukan AS dan NATO mulai mundur pada awal Mei, Taliban melancarkan serangan offensif untuk menyapu Afghanistan di puluhan wilayah, dalam seminggu terakhir, serangan gencar berturut-turut telah merebut beberapa ibu kota provinsi.

Pada malam 15 Agustus 2021, dia mengambil alih istana kepresidenan di Kabul, ibu kota Afghanistan. Meskipun Taliban mengumumkan amnesti bagi warga Afghanistan yang bekerja sama dengan pemerintah dan militer Barat, banyak orang masih berbondong-bondong ke Bandara Internasional Kabul, ingin segera kabur dengan pesawat.

Militer AS yang bersenjata lengkap masih mengendalikan Bandara Internasional Kabul, dan tentara AS yang gugup berteriak-teriak pada orang Afghanistan yang berbondong-bondong datang untuk mundur. . .

Staf Kedutaan Besar AS juga dievakuasi dengan tergesa-gesa. Dibandingkan dengan Akhundzada, dia terlihat sangat tenang. Bagaimanapun, 20 tahun penduduk AS dan perang sudah "berakhir". Kini giliran Afghanistan dan Taliban bagimana akan berubah, dia berkata: "Perdamaian dan keamanan Afghanistan seharusnya tidak bergantung pada orang asing. marilah kita selesaikan masalah kita sendiri".

Akhundzada lahir pada tahun 1961 di distrik Panjwayi di Provinsi Kandahar pada saat Kerajaan Afghanistan. Seorang Pashtun, dia dari klan atau suku Noorzai. Nama depannya, Hibatullah yang lebih umum digunakan sebagai nama anak perempuan yang berarti "hadiah dari Allah" dalam bahasa Arab.

Ayahnya adalah seorang imam desa tidak memiliki tanah atau kebun sendiri, keluarga bergantung pada apa yang jamaah bayarkan kepada imam secara tunai atau sebagian dari hasil panen mereka.

Akhundzada belajar di bawah bimbingan ayahnya. Keluarganya bermigrasi ke Quetta setelah invasi Soviet dan Hibatullah melanjutkan pendidikannya di salah satu seminari pertama yang didirikan di lingkungan Sarnan. Kandahar adalah base camp Taliban.

Sebagai guru di sekolah, banyak senior Atta yang mendengarkan ceramah-ceramahnya dan sangat dihormati.

Setelah Taliban berkuasa pada tahun 1996, Akhundzada,  menjadi ketua mahkamah Islam, dan dia sangat dipercaya. Banyak orang yang pernah mengikuti cermah-ceramahnya mengatakan bahwa bahwa dia itu ilmunya tinggi dan pandai bicara.

Ketika status hukum Akhtar Mansour pemimpin pendahulu Taliban ditantang, justru Akhundzada yang mencoba membujuk semua penentangnya mengakui Mansour sebagai pemimpin tetinggi Taliban, maka dari kemudian diangkat sebagai wakilnya.

Haibatullah Akhundzada diangkat sebagai panglima tertinggi Taliban pada 25 Mei 2016 sebagai pengganti Mullah Akhtar Mansour, setelah kematian pemimpin sebelumnya, Mullah Akhtar Mansour, dalam serangan pesawat tak berawak.

Mullah Akthar Mansour merupakan seorang militan kedua yang tewas ketika amunisi yang ditembakkan dari pesawat tak berawak menghantam kendaraan yang mereka tumpangi. Serangan  itu disetujui oleh Presiden AS Barack Obama.

Sumber: bbc.com + wikipedia.org
Sumber: bbc.com + wikipedia.org
Secara alami Mansour juga menunjuk Akhundzada sebagai penggantinya dalam wasiatnya. Tidak seperti pemimpin Taliban lainnya, Akhundzada bukanlah dikenal karena prestasi militernya. Dia sangat sederhana dan lebih fokus pada studi agama dan urusan pengadilan.

Mawlawi Akhundzada sebelumnya memimpin sejumlah madrasah, atau sekolah agama, di provinsi Balochistan barat daya Pakistan.

Di dalam Taliban, dia dengan dihormati dengan disebut sebagai "mullah", yang merupakan sebutan untuk ulama Islam. Dan Akhundzada sendiri memiliki kepribadian yang tenang.

Menurut Mullah Ibrahim, seorang mahasiswa Haibatullah yang diwawancarai oleh The New York Times, Haibatullah pernah terjadi sebagai subjek percobaan pembunuhan di Quetta yang dituduhkan oleh Taliban kepada Direktorat Keamanan Nasional, badan intelijen Afghanistan. 

Di Quetta suatu hari saat itu, seorang pria berdiri di antara para siswa dan menodongkan pistol ke dari jarak dekat, tetapi pistol itu macet. Kenang Mullah Ibrahim "Pria itu mencoba menembaknya, tetapi dia gagal, dan Taliban bergegas untuk menangani" katanya, dia menambahkan bahwa Akhundzada tenang tidak bergerak dalam kekacauan itu.

Sumber: bbc.com
Sumber: bbc.com
Dalam internal Taliban bagi pentolan penting untuk bertahan hidup harus tangguh, sejak Akhundzada mengambil alih kekuasaan dia telah menciptakan kepribadian garis keras "bisa bertarung dan bisa berunding" .

Di hari menjadi pemimpin utama Atta, dia menciptakan ledakan di Kabul pada hari yang sama. Saat itu, dia tidak mau bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, di mangatakan akan "membawa Taliban kembali ke era Omar." Dia juga meminta pasukan asing untuk berhenti "menduduki" Afghanistan, dengan mengatakan bahwa ini adalah prasyarat untuk berunding untuk Perjanjian Damai.

Pada Idul Fitri tahun 2019, pemerintah Afghanistan menyerukan gencatan senjata antara kedua belah pihak, dan Akhundzada menjawab dengan keras: "Jangan berpikir bahwa kita akan menuangkan air dingin ke tentara yang berjuang di garis depan, apalagi kami akan lupakan 40 tahun pengorbanan sebelum mencapai tujuan kita."

Namun, Akhundzada tahu bahwa tidak mungkin untuk mencapai tujuannya dengan berjuang sendirian. Dia pernah mengirim sinyal "moderasi" kepada pemerintah AS bahwa Taliban bersedia mematuhi perjanjian damai dan mendesak AS untuk tidak "berboros-boros" dengan biaya perang.

Dia menyatakan siap memberi kesempatan-kesempatan untuk melakukan perjanjian damai, juga menyatakan bahwa Taliban bersedia bekerja sama dengan negara-negara asing untuk menjalin  hubungan baik dalam diplomatik, ekonomi dan politik dengan erat. 

Menjamin dan memastikan bahwa tidak seorang pun diperbolehkan menggunakan wilayah Afghanistan untuk mengancam keamanan negara-negara lain, dan berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk melindungi keamanan kedutaan dan konsulat, organisasi kemanusiaan dan investor asing di Afghanistan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Atta juga telah menunjukkan keluwesan dan kelincahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam isu-isu perdamaian. "Sense" ini mungkin adalah gambaran yang dia harap untuk ditunjukkan sekarang. Dunia luar berpikir bahwa mungkin lebih mudah untuk bernegosiasi dengannya daripada pendahulunya.

Menurut laporan "Foreign Policy" AS, pemimpin tertinggi Taliban, Akhundzada, pernah terpapar Covid-19. Selama periode ini Mullah Muhammad Yaqoob (putra dari salah satu pendiri Taliban Mullah Omar) memikul tanggung jawab memimpin Taliban.

Yaqoob masih bertugas mengawasi operasi militer Taliban di Afghanistan. Bagi  Taliban untuk "bangkit kembalinya", "perdamaian" dan "dialog" adalah dua istilah penting.

Delegasi dan tim perunding yang dikirim oleh Atta dipimpin oleh sosok No. 2-nya, Mullah Abdul Ghani Barada. Hal ini menunjukkan akan kesungguhan Atta dalam mencari solusi damai untuk situasi tersebut. 

Ada dua sosok lain dalam timnya yang telah muncul berkali-kali: Sher Mohammad Abbas Stanekzai dan Abdul Hakim Ishaqzai . Stanekzai adalah anggota tim lama rezim Taliban, menjabat sebagai wakil menteri di pemerintahan Taliban dan menjabat sebagai direktur kantor politik Taliban di Qatar pada tahun 2015. Dia memiliki pengalaman luas dalam menangani urusan dalam dan luar negeri. 

Baca: Pasukan AS dan Sekutu Ditarik dari Afganistan Taliban Mengundang Investasi

Pada tahun 2016, Tiongkok mengundang delegasi Taliban untuk berkunjung ke Tiongkok. Ketua delegasi adalah Sher Mohammad Abbas Stanekzai. Meskipun adalah pemimpin tim negosiasi, Abdul-Hakeem Haqqani bukanlah orang yang ahli dalam urusan pemerintahan.

Stanekzai adalah pemimpin tim negosiasi, karena ketika itu Hakeem sakit dan bukan orang yang ahli dalam urusan pemerintahan. Tapi Abdul-Hakeem Haqqani pemimpin komite ulama yang kuat, yang dianggap sebagai orang yang paling dipercaya oleh dunia luar,.

Pemimpin inti Taliban yang beranggotakan lima orang memimpin Atta hanya dalam waktu 20 hari dapat merebut Kabul untuk menyelesaikan tujuan yang diklaim oleh CIA AS bahwa Taliban hanya dalam tiga bulan. 

Setelah memasuki Kabul di Afghanistan, Presiden AS Biden kecewa dan mengatakan: "Selama bertahun-tahun, AS telah menghabiskan US$1 triliun di Afghanistan, tetapi pemerintah Afghanistan tidak siap untuk itu."

Namun, masih banyak masalah di balik kemenangan cepat tersebut. Sebelumnya, kekuatan separatis di berbagai wilayah Afghanistan telah mengubah gaya mereka. 

Namun, bagaimana menyelesaikan kontradiksi dan konflik di berbagai daerah, terutama bagaimana membangun struktur politik yang ada dan sejalan dengan kondisi nasional Afghanistan sendiri, masih menjadi persoalan pelik. 

Untuk hal-hal yang perlu segera ditangani, Ghani pernah menyampaikan dalam pidatonya bahwa Taliban sedang menghadapi ujian sejarah baru. Bagi semua suku dan strata di Afghanistan, harus ada rencana yang jelas. 

Dengan Taliban menuju Kabul itu suatu ujian, mereka harus mengubah strategi tidak seperti 25 tahun yang lalu. Strategi Taliban dalam bidang militer, politik, dan diplomatik harus diubah secara signifikan.


Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun