Kedua, teknologi itu sendiri membutuhkan komunikasi dan integrasi, dan banyak promosi dan aplikasi diperlukan untuk membentuk siklus pengembangan teknologi yang memungkinkan untuk pengembalian keuntungan, dan pengembangan teknologi dalam satu langkah. Jika  situasi ini dibatasi maka jalurnya akan menyempit, dan kekayaan secara keseluruhan akan menyusut.
Tentu saja, kita tahu bahwa AS saat ini memiliki banyak uang untuk diinvestasikan dalam inovasi teknologi, tetapi Tiongkok juga memiliki teori lama bahwa kekayaan tidak bisa terus menerus terjadi selama tiga generasi, AS mdestinya juga sangat menegetahui teori ini. Â Kalau tidak. Tidak mungkin akan ada rasa kritis yang begitu berat.
Aspek berbahaya lainnya dari larangan ini adalah bahwa hal itu dapat menjadi semacam perintah dan sinyal suar bagi sekutu AS. Setelah larangan, seperti Jepang dan Australia, itu diragukan apakah merdeka juga akan menindak lanjuti atau mendukung AS, atau bekerja sama secara diam-diam yang patut dicurigai.
Selain itu, ada kemungkinan besar dalam  KTT G7 mendatang ini pemerintahan Biden akan mengkorordiansikan kebijakannya secara terbuka terhadap Tiongkok dengan sekutu-sekutunya.
Maka untuk beberapa waktu ke depan, berbagai departemen di lingkungan pemerintah AS akan melakukan aksi dan koordinasi di tahun mendatang, sekaligus berkoordinasi dengan sekutu.
Kemudian, bagaimana kiranya sikap Tiongkok?
Diperkirakan, mereka akan melakukan sendiri dalam perjuangan melawan AS, dan  mandiri, jika ada bidang yang masih bisa bekerja sama diteruskan bekerja sama.  Dalam diplomasi dipertimbangkan tidak melepaskan bekerjasama dengan sekutu kuat AS, sedapat mungkin tetap berhubunganbaik dan saling menguntungkan. Diperkirakan Tiongkok akan memperkuat interaksi dengan Rusia, umntuk meningkatkan daya ungkit terhadap AS.
Tiongkok tampaknya tidak akan panik dengan sanksi AS ini, mereka telah melalui perjuangan panjang hingga hari ini. Mereka tentu telah belajar pengalaman sejarah Tiongkok dan pelajaran dari negara asing lainnya, dan tidak akan mau mengulangi kesalahan seperti yang telah dilakukan Uni Soviet untuk bersaing menjadi "hegemon global" dengan AS dulu.
Tampaknya selama terlihat Tiongkok tidak akan mencari "lingkup pengaruh" global, lebih-lebih lagi untuk tindakan yang berniatan menekan AS dengan berebut pengaruh untuk mengambil panduan dalam sistem internasional.
Tiongkok seperti yang terlihat sekarang ini  mengusulkan untuk membangun jenis baru hubungan internasional dan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, dan siap untuk hidup berdampingan secara damai dan berkembang bersama untuk waktu yang lama dengan negara-negara yang menerapkan sistem sosial yang berbeda. Menganggap masing-masing memiliki keindahannya sendiri, dan berbagi keindahan dengan AS. Dibandingkan dengan perjuangan menjadi hegemoni.
Menyadari dunia sedang menghadapi masalah pembangunan yang jauh lebih mendesak dan komplek seperti, pilar teknologi, reformasi ekonomi dan sosial, perubahan iklim, karakteristik semua bidang serta globalisasi.