Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa AS dan Barat Terus Meributkan Uyghur Xinjiang?

19 Mei 2021   15:06 Diperbarui: 19 Mei 2021   15:20 2081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.globaltimes.cn

Ketika kita mendengar serangkaian "genosida", "kamp konsentrasi", dan "kerja paksa", dari kantor berita AS dan Barat belakang ini, pertanyaan di hati kita mengapa Barat selalu mengacu pada Xinjiang. Mengapa Barat terus meributkan Xinjiang begitu keras?

Apakah semua ini direncanakan sebelumnya, atau apakah ini serangkaian kebetulan?

Baru-baru ini, sebuah terbitan Australia "Australian Alert Service" menerbitkan laporan khusus "Xinjiang: Perbatasan Barat Tiongkok di Jantung Eurasia". Laporan ini sangat ada manfaatnya untuk dibaca. Setelah membacanya kita akan tahu apakah hal ini memang terjadi "kebetulan" di dunia ini.

Mengapa Xinjiang? Laporan "Australian Alert Service" pertama kali menunjukkan bahwa alasan mengapa Xinjiang jadi perhatian khusus oleh Barat dan AS karena "lokasinya yang strategis" dan unik. Marilah kita memundurkan waktu sedikit, hingga menjelang P.D. I (Perang Dunia I).

Sumber: www.reserachgate.net
Sumber: www.reserachgate.net
Saat itu, pendiri "geopolitik", ahli strategi Inggris Halford MacKinder, mengedepankan silogisme (syllogism) yang sangat terkenal;

Siapapun yang menguasai Eropa Timur berarti menguasai jantung kawasan (heartland).

Siapa pun yang menguasai jantung dunia, akan mengendalikan pulau dunia -> Eurasia

Siapapun yang menguasai pulau dunia akan mengendalikan dunia.

Silogisme adalah sebuah contoh dari bentuk penalaran di mana kesimpulan diambil dari dua proposisi (premis) yang diberikan atau diasumsikan; istilah umum atau tengah ada di dua premis tetapi tidak dalam kesimpulan, yang mungkin tidak valid (misalnya semua anjing adalah hewan; semua hewan memiliki empat kaki; oleh karena itu semua anjing memiliki empat kaki).

Contoh silogisme seperti misalnya: "Semua mamalia adalah hewan. Semua gajah adalah mamalia. Oleh karena itu, semua gajah adalah hewan." Dalam silogisme, premis yang lebih umum disebut premis mayor ('Semua mamalia adalah hewan'). ... Kesimpulan tersebut menggabungkan logika kedua premis tersebut ("Oleh karena itu, semua gajah adalah hewan")."

Jadi, di manakah yang disebut-sebut sebagai heartland oleh McKinder? Ini mengacu pada bagian tengah Eurasia. Dapat dibayangkan itu adalah Rusia dan lima negara di Asia Tengah, Mongolia, Iran, Afghanistan, dan barat laut Tiongkok digabungkan jadi satu. Ini adalah "jantung kawasan (heartland)".

Menurut kenyataan, yang ingin diungkapkan silogisme MacKinder adalah penguasaan dunia, bukan penguasaan lautan seperti yang dibayangkan Inggris, melainkan penguasaan atas daratan yang luas, seperti Eurasia.

Kemudian, setelah tesis ini dirilis, teori ini mempengaruhi struktur politik dunia selama seratus tahun ke depan.

Begitu sebuah negara kuat muncul di benua Eurasia, teori pulau dunia sekali lagi diminati oleh ahli strategi dan politisi Inggris, misalnya, Brzezinski, yang menulis dalam "The Great Game", permainan untuk dominasi global masih berlangsung. . . Sangat penting bahwa tidak boleh ada penantang yang mampu mendominasi Eurasia, jika tidak maka itu berarti menantang AS.

Contoh lain adalah Kissinger, yang menulis dalam "Great Diplomacy" bahwa dari sudut pandang geopolitik, AS adalah pulau yang jauh dari Eurasia dan sumber daya serta populasinya jauh melebihi AS. Jika kekuatan yang kuat muncul di Eurasia, bagi AS harus diutamakan dibuat strategi dulu.  Karena negara hal itu jika terjadi akan mampu melawan AS secara ekonomi, dan pada akhirnya akan melampaui AS secara militer.

Oleh karena itu, kebijakan Inggris untuk Eurasia berada pada garis yang sama dan memiliki tujuan geopolitik yang serupa. Kebijakan Eurasia Inggris dan AS adalah tidak mengizinkan munculnya kekuatan di Eurasia.

Maka dari itu, kita dapat melihat bahwa untuk mengenkang kebangkitan kekuatan di Eurasia, Inggris dan AS telah menciptakan turbulensi di Eurasia untuk menahan perkembangan negara-negara lain. Lalu apa sebenarnya yang dilakukan dan dioperasikan Inggris dan AS?

Laporan "Australian Alert Service" juga menuliskan beberapa contoh. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Rusia berencana membangun rel kereta api di sepanjang Jalur Sutra kuno. Inggris menjadi sangat waspada tentang hal ini karena begitu jalur perkeretaapian terhubung dengan beberapa wilayah geografis di daratan, maka penghalang dapat tersambung, yang membawa efek interkoneksi antar wilayah-wilayah yang berbeda memudahkan pertukaran sumber daya.

Dan ini akan membawa kekuatan Rusia menjadi sangat diperkuat, yang dapat mengancam kendali Inggris atas Eurasia dan supremasi maritimnya. Akibatnya, Inggris dan Rusia meluncurkan "the Great Game" melalui sarana diplomatik untuk memicu konflik dan hasutan di kawasan. Selama Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet, mantan penasihat keamanan nasional AS Brzezinski merasa bahwa mereka harus belajar dari Operasi Inggris dalam "the Great Game".

Oleh karena itu, AS telah menginvestasikan 630 juta dolar AS setahun dalam "Operasi Tornado" yang melancarkan perang di Afghanistan selama sepuluh tahun sejak 1979. Bersama dengan Inggris dan Arab Saudi, mereka telah menyediakan dana, peralatan dan pelatihan untuk Gerilyawan Afghanistan untuk mendukung serangan mereka terhadap Uni Soviet. Brzezinski percaya bahwa operasi tersebut berhasil "membawa Uni Soviet terjerumus dalam perang dan pada akhirnya menyebabkan runtuhnya Uni Soviet."

Pada abad terakhir lalu,  Inggris dan AS serta negara-negara lain sibuk berurusan dengan Uni Soviet. Tiongkok bukanlah menjadi target penting mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, perlahan-lahan AS mengalihkan perhatiannya ke Tiongkok.

Sumber: www.amazing-iran.com
Sumber: www.amazing-iran.com
Mari kita lihat melihat peta di atas ini. Xinjiang, yang terletak di pedalaman Eurasia, dekat Asia Tengah, adalah bagian penting dari Jalur Sutra kuno dalam sejarah. Sekarang menjadi satu-satunya tempat di mana "Jembatan kedua ke Eurasia" yang harus dilewati . Itu juga merupakan area inti dari inisiatif "One Belt One Road (OBOR)" Tiongkok.

Jika dihubungkan dengan teori/tesis MacKinder tentang pulau dunia, dan argumen Brzezinski dan Kissinger, dan kita perhatikan "permainan dan pertarugan" antara Inggris, AS disatu pihak dan Rusia di pihak lain, maka "lokasi strategis" Xinjiang bisa terlihat dengan jelas.

Maka tidaklah heran jika Inggris dan AS dalam derajat besar harus memprovokasi di Xinjiang untuk menjegal inisiatif "OBOR" Tiongkok, serta Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional RCEP dan Perjanjian Investasi Tiongkok-UE.

Bagi Tiongkok menginginkan bekerja-sama dengan negara-negara di sepanjang "OBOR" untuk mempromosikan hubungan yang saling menguntungkan dan menghasilkan yang sama-sama menguntungkan untuk kemakmuran bersama secara global dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, tetapi AS dan Inggris serta Barat takut Tiongkok memasuki pedalaman "Pulau Dunia".

Sejak saat itu, dunia beralih dari kekuatan laut ke kekuatan darat. Xinjiang, yang kebetulan terletak di jantung Eurasia, berada di jalur "OBOR", dan berbatasan dengan Afghanistan, tempat militer AS terperangkap bertahun-tahun selama ini.

Maka dapat disimpulkan dan sangat mungkin bahwa AS dan negara-negara Barat lain "memilih" Xinjiang sebagai masalah yang direncanakan sebelumnya.

Pada 1999, CIA menganalisis bahwa apa yang dilakukan AS di Afghanistan sangat efektif dalam melawan Uni Soviet, dan teori yang sama dapat digunakan untuk melawan Tiongkok.

Pada tahun 2003, Graham Fuller, seorang pejabat CIA, juga menyarankan: Dikemudian hari ketika AS harus menghadapi Tiongkok di masa depan, "kartu Xinjiang" tidak boleh dikesampingkan. Beberapa orang Uyghur memang memiliki koneksi dengan organisasi ekstremis di luar Tiongkok, dan mereka telah diradikalisasi.

Dalam video yang sangat populer di Internet beberapa hari lalu, mantan Kolonel AD AS Lawrence berseru dalam pidatonya bahwa Uyghur harus digunakan untuk mengganggu Tiongkok.

Alasan penting kehadiran militer AS di Afghanistan adalah bahwa ada 20 juta orang Uyghur di Xinjiang. Oleh karena itu, jika CIA ingin mengguncang Tiongkok, cara terbaik adalah dengan membuat kekacauan dengan meperlat orang-orang Uyghur, agar terus merangsang Beijing, tanpa perlu menggunakan kekuatan eksternal, langsung bisa menghancurkan Tiongkok dari dalam.

AS berpikir begitu, maka mereka melakukannya.


Laporan "Australian Alert Service" menunjukkan bahwa AS secara bertahap bergeser dari anti-Soviet menjadi untuk "membendung pengaruh Tiongkok di kawasan Asia Tengah". Badan intelijen Inggris dan AS telah mendukung "pan-Turkisme" untuk melemahkan Tiongkok dan Rusia, istilah yang disebut "Kongres Uyghur Dunia" Yang disebut "Pemerintah Turkistan Timur di Pengasingan" dan lembaga anti-Tiongkok lainnya serta organisasi ekstremis yang mencoba untuk mendirikan apa yang disebut "Turkistan Timur" atau gerakan mencari "kemerdekaan" di Xinjiang telah muncul satu per satu setelah lainnya.

Sejak 2004, National Foundation for Democracy telah menginvestasikan 8,76 juta dolar AS di organisasi Uyghur di luar negeri untuk mealwan kebijakan Xinjiang Tiongkok. Tidak hanya itu, faktor-faktor ini juga menyebabkan penyebaran cepat ide-ide ekstremis di Xinjiang, dengan beberapa teroris dari negara tetangga Tiongkok telah menyelinap ke Xinjiang, dan beberapa organisasi teroris yang kejam secara terbuka menyerukan serangan terhadap orang Tiongkok. Kita mungkin pernah melihat serial dokumenter tentang Xinjiang: "The Black Hand - ETIM and Terrorism in Xinjiang"


Di mana terjadi aksi teror antara lain: 5 April 1990, Kizilsu-Kirgiz, 6 tewas5 Februari1992, Urumqi, 3 tewas dan 23 luka-luka; 24 Agustus 1993, Kahsgar Senior Mullah Abulizi menikam 22 Maret 1996, Aksu Akemusidike Aji ditembak mati; 12 Mei 1996, Kashgar, Aronghan Aji ditikam; 5-8 Februari 1997; Yining 7 tewas dan 198 luka-luka.

Dari tahun 1990 hingga akhir 2016, ribuan serangan teroris terjadi di Xinjiang. Di balik serangan teroris ini terdapat organisasi yang disebut "Gerakan Irak Timur". Sejumlah besar bukti menunjukkan bahwa "Gerakan Irak Timur" memperoleh dukungan kuat dari organisasi dari "basis" Osama bin Laden.

Di sini perlu disebutkan satu hal lagi, dari mana asalnya organisasi "Al Qaeda"? Kita masih ingat, bahwa AS telah terlibat dalam "Operasi Tornado" di Afghanistan selama sepuluh tahun. Tindakan inilah yang menumbuhkan jaringan "basis" teroris, yang singkatnya berputar-putar dan kembali lagi ke AS.

Jadi, para ekstremis ini melancarkan serangan teroris dan kegiatan separatis di Xinjiang. Tiongkok mau tidak mau harus mengambil langkah-langkah untuk mengatasi ini. Bagi para ekstremis dan para fanatik, tentu saja mereka harus ditangkap, dan mereka harus masuk penjara, tetapi masih ada beberapa massa yang rentan terhadap infeksi. dan erosi ini. Apa yang harus Tiongkok sebagai negara untuk hadir dan lakukan?

Bagaimana Tiongkok mencegah terorisme dan deradikalisasi? Tiongkok telah mengambil "langkah besar" yang kreatif, yaitu mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan kejuruan, yang dapat memberantas tempat berkembang biaknya terorisme dan ekstremisme dari sumbernya.

Faktanya, tindakan ini juga sangat efektif. Tidak ada insiden kekerasan teroris di Xinjiang selama lebih dari empat tahun. Tiongkok merasa telah melakukan pekerjaan yang baik dalam anti-terorisme, dan dan dapat memecahkan konspirasi beberapa pihak?

Melihat bahwa "separatisme" dan "terorisme" di Xinjiang tidak berhasil, AS dan negara Barat lain telah menemukan trik baru dan memainkan "kartu hak asasi manusia" (HAM)". Beberapa politisi Barat dan media membuat artikel bahwa  pusat pendidikan dan pelatihan, mereka sebut sebagai "kamp re-edukasi", "kamp konsentrasi", "penjara", dll.

Kemudian, mereka terus menggoreng berita di sepanjang pusat pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan cerita-cerita sensasional. Berbicara tentang "pemerkosaan wanita" dan "kerja paksa", pada akhirnya malah memasang label "genosida" di Tiongkok.

Contoh laporan "Australian Alert Service". Reuters pernah menerbitkan sebuah artikel berjudul "PBB memiliki laporan yang dapat dipercaya bahwa Tiongkok menahan jutaan orang Uyghur di kamp-kamp rahasia." Artikel ini membuat pembaca merasa seperti PBB melakukan penyelidikan dan membuat tuduhan seperti itu terhadap Tiongkok.

Namun nyatanya, PBB sama sekali tidak melakukan ini, lalu mengapa Reuters melaporkannya seperti ini? Laporan tersebut percaya bahwa Reuters mungkin memiliki hubungan yang tidak biasa dengan intelijen Inggris. Misalnya, selama P.D I, Roderick Jones, ketua Reuters, juga merupakan kepala departemen propaganda. Oleh karena itu, setiap orang dapat memahami bahwa mereka yang pernah terlihat netral dan obyektif mengapa media Barat menggoreng masalah Xinjiang, jadi sudah tidak ada garis bawah sama sekali disini. Karena menurut mereka, profesionalisme jurnalistik yang berpolitik tidak layak untuk disebutkan lagi.

Jadi, bagaimana beberapa politisi media Barat dan media membuat citra palsu?

Laporan "Australian Alert Service" juga merangkum tiga poin:

Salah satunya adalah menciptakan ilusi bahwa Muslim Xinjiang mendukung kemerdekaan, dan dengan mendorong organisasi terkait untuk melakukan kegiatan separatis, sehingga khalayak Barat yang tidak mengetahui kebenaran itu memiliki kesan yang keliru bahwa semua orang Xinjiang menginginkan kemerdekaan.

Kedua, menciptakan ilusi bahwa organisasi "East Turkistan" mengejar perdamaian dan menutupi hubungan rahasia antara organisasi terkait dengan organisasi "Al Qaeda". Misalnya, mantan Menteri Luar Negeri AS Pompeo menghapus "Gerakan Irak Timur" dari daftar  "organisasi teroris" pada akhir tahun lalu.

Yang ketiga adalah menciptakan ilusi pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan organisasi seperti Human Rights Watch mengarang laporan terkait Xinjiang. Tapi sumbernya adalah sekelompok kecil orang Uyghur perantauan yang sangat anti-Tiongkok dan benci-Tiongkok.

Oleh karena itu, laporan "Australian Alert Service" menyimpulkan bahwa CIA menggunakan masalah HAM sebagai senjata untuk menghadapi Tiongkok. Mereka sama sekali tidak peduli dengan Xinjiang, tetapi mereka memicu konflik etnis dan agama. Separatisme dan terorisme digunakan untuk melemahkannya Tiongkok dengan "Musuh imajiner" Tiongkok.

Oleh karena itu, kita percaya harus memiliki pemahaman dasar tentang rantai logika lengkap Inggris, AS, dan negara-negara lain dalam memandang masalah Xinjiang. Pahami mengapa mereka terus meributkan Uyghur Xinjiang.

Bagaimanapun, Inggris Raya, AS dan negara-negara lain telah membuat kekacauan di kawasan Eurasia untuk tujuan geopolitik. Mereka menargetkan Uni Soviet pada abad terakhir, tetapi sekarang mereka telah beralih ke Tiongkok. Mereka selalu mendukung "separatis" Xinjiang dan aktivitas "teroris" dan melakukan campur tangan besar di Tiongkok dengan tujuan ikut campur urusan dalam negeri untuk mengguncang Tiongkok dan coba membendung pembangunan Tiongkok. Baca:

[Baca juga: Respon Keras Tiongkok terhadap Sanksi Inggris, Kanada, UE terhadap Pejabat Tiongkok atas Uigur Xingjiang]

Selanjutnya ikuti tulisan tentang Aksi AS dan Barat di PBB Tentang Uyghur Xinjiang dan Konter Tiongkok.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

SCMP, Inf.news, CGTN, Global Times, Indiana Express

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun