AS mengeluarkan kecaman keras terhadap Tiongkok, melarang ekspor Tiongkok, dengan mengatakan bahwa penjualan atas alutsista ini akan meningkatkan hambatan strategis AS di kawasan Teluk Persia dan mengganggu keseimbangan kawasan.
Namun hal ini tidak menghalangi kedua negara untuk terus melakukan transaksi demi kepentingan kedua negara. Â Dibalik penjualan alutsista ini ada arti penting bagi Tiongkok antara lain sebagai berikut:
Pertama: Penjualan senjata ini tidak hanya akan membawa banyak keuntungan ekonomi bagi Tiongkok, tetapi juga sangat strategis. Tiongkok dapat mengurangi biaya sendiri untuk melengkapi senjata-senjata ini melalui produksi massal, dengan demikian memastikan perkembangan dan kemajuan industri militer Tiongkok yang stabil.
Kedua: Perdagangan senjata selalu menjadi sarana tidak langsung perjuangan militer di dunia, digunakan untuk menyesuaikan hubungan yang dapat berubah, memperbaiki situasi strategis, dan menyeimbangkan kekuatan strategis. Ini sangat penting untuk banyak aspek seperti diplomasi, politik, dan urusan militer.
Ketiga: Iran adalah negara produsen minyak terbesar di dunia, Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia, dan perdagangan antara Tiongkok dan Iran diselesaikan dalam mata uang Tiongkok RMB, jadi dapat dipahami pentingnya kerja sama Tiongkok-Iran ini terbukti dengan sendirinya.
Selain itu, AS telah berusaha menghambat perkembangan dan kebangkitan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir ini, dan pernah ingin menggunakan minyak untuk menjerat Tiongkok, tetapi sekarang kerja sama Tiongkok-Iran semakin dalam, dan larangan AS tidak ada berpengaruh bagi Tiongkok. Situasi ini adalah hal yang paling tidak ingin dilihat AS.
Ada pepatah yang mengatakan musuh dari musuhmu adalah temanku. Jadi semua kita ketahui musuh terbesar Tiongkok sekarang adalah AS, dan musuh besar AS salah satunya adalah Iran, sehingga dalam aspek manapun kerjasama militer yang telah dilakukan Tiongkok dan Iran kali ini akan menguntungkan Tiongkok dan Iran.
Salah Satu Bantuan Dari Timur - Rusia
Baru-baru ini, menurut laporan media, Rusia telah mengirim Iran alutsista pertahanan udara rudal S-300. Rudal ini telah tiba dan ditempatkan di daerah dekat pabrik Natanz Iran. Rudal ini juga sebagai respons terhadap serangan yang mungkin diluncurkan oleh tentara Israel kapan saja. Mereka bersumpah akan meledakkan F-35 buatan AS ini.
Selama ini Israel berkali-kali menggunakan superioritas udaranya untuk menyerang pangkalan militer Iran di Suriah dan Irak, yang telah meningkatkan kontradiksi antara Iran dan Israel hingga mencapai puncaknya. Benarkah tidak ada yang peduli dengan tekanan ini terhadap Iran?
Dengan pihak Timur mengirim rudal dalam jumlah besar, apakah Israel masih berani bertindak gegabah kepada Iran? Belakangan ini, Israel sering menyerang Iran, tidak hanya membunuh para ahli fisika nuklir Iran, tetapi proyek nuklir Iran juga sering diserang oleh Israel.