Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Buku "Captialism on a Ventilator" Dihapus dari Daftar Amazon Book?

28 April 2021   14:41 Diperbarui: 28 April 2021   21:13 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi semua bukti yang disebutkan dalam buku itu menunjukkan bahwa Tiongkok pertama kali berkomunikasi dengan CDC Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada 31 Desember 2019, dan urutan gen virus diteliti pada awal Januari 2020.

Dari papar itu menunjukkan, Tiongkok telah bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencegah pandemi dan telah memberi dunia waktu yang cukup untuk merespons.

Dalam buku ini juga menyebutkan bahwa pada Januari 2020, Tiongkok telah mengeluarkan peringatan kepada lembaga ilmiah besar internasional.

tetapi pada saat itu, politisi  dan media AS menertawakan Tiongkok daripada mendengarkan peringatan seperti itu. Mereka mengabaikan peringatan tersebut dan akhirnya menyebabkan negara AS terjadi jumlah kematian akibat Covid-19 terbesar di dunia.

Dalam buku ini juga dituliskan bahwa para anti-Tiongkok di AS menyebutkan pandemi ini sebagai "Chernobyl" Tiongkok karena mereka ingin melihat sistem medis Tiongkok runtuh sepenuhnya dan akhirnya mengakibatkan terjadi kematian dalam jumlah besar.

Kemudian diikuti dengan depresi ekonomi, yang akan berakibat Tiongkok di-isolasi dan dikecam oleh komunitas internasional, yang akhirnya membangkitkan kemarahan dan pemberontakan rakyat Tiongkok, dan mengarah pada disintegrasi dan kehancuran dari negara komunis Tiongkok.

Tapi ironisnya kenyataan, Tiongkok dengan cepat dan efektif mengatasi pandemi ini, sementara pemerintahan Trump jatuh ke dalam bencana total. AS tidak hanya menjadi negara yang paling terpukul dengan jumlah infeksi dan kematian tertinggi, tetapi juga jatuh ke dalam dilema keruntuhan ekonomi dan melonjaknya pengangguran seperti itu.

Bahkan tidak dapat memberikan perlindungan dasar bagi pribadi staf medis, pandemi tersebut ternyata justru menjadi "Chernobyl" bagi AS.

Dalam buku ini menganalisis banyak faktor dalam pembentukan "Chernobyl" di AS. Salah satunya adalah Trump dan para pengikutnya yang fanatik telah menggunakan label rasis "virus China", yang tidak hanya bertentangan dengan fakta. juga menghambat studi objektif tentang rute penularan virus, menyebabkan AS jatuh ke dalam situasi yang semakin memalukan.

Buku ini juga secara khusus menyebutkan bahwa krisis ini sebagian besar disebabkan oleh AS yang menempatkan kepentingan komersial/bisnis di atas nyawa rakyatnya. Maka akibatnya biaya hidup dan ekonomi yang besar yang ditimbulkan oleh pandemi ini tidak bisa dihindari. Tetapi AS menolak untuk mengadopsi metode Tiongkok yang telah terbukti efektif.

Buku ini juga menjelaskan bagaimana Tiongkok dengan cepat mengatasi pandemi selangkah demi selangkah, dan kemudian mulai membantu negara lain atas dasar ini, termasuk transfer masker, alat uji, ventilator, dan bantuan lain ke negara-negara Amerika Latin, negara-negara Timur Tengah, dan negara-negara Afrika. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun