Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Strategi AS Era Biden Menghadapi Tiongkok: Harga Minyak dan Dolar AS Naik

30 Maret 2021   15:08 Diperbarui: 7 April 2021   12:55 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 23 Maret 2021, Ever Given, sebuah kapal kontainer raksasa, kandas di Terusan Suez. Kapal sepanjang 400 meter itu telah diterpa badai pasir dan angin kencang hingga 40 knot (74 km/jam; 46 mph), sehingga oleng dan menghalangi jalur kapal lain yang akan lewat. Halangan itu berdampak signifikan pada perkapalan lainnya, dengan setidaknya 369 kapal mengantri untuk melewati kanal pada 29 Maret.

Kapal ini dikabarkan sebagian telah diapungkan kembali pada Senin pagi (29 Maret), beberapa hari setelah kapal itu macet dan membuat jalur perdagangan global yang vital terhenti.

Sebuah pernyataan oleh Otoritas Terusan Suez mengatakan, kapal yang dikenal sebagai Ever Given telah "menanggapi manuver penarikan dan penarik." Mereka menambahkan bahwa jalur kapal telah diperbaiki hingga 80% dan manuver lebih lanjut akan dilanjutkan ketika permukaan air naik di hari-hari ke depan ini.

Minyak mentah berjangka Brent sempat naik setelah pernyataan tersebut sebelum menetap untuk diperdagangkan pada US$ 64,43 per barel, sementara minyak mentah AS diperdagangkan pada $ 60,63 per barel pada pertengahan pagi 25 Maret 2021.

Kabar terakhir 30 Maret 2021 jalur Terusan Suez sudah bisa dilalui kapal-kapal lagi.

Namun sebelum kecelakaan ini terjadi, telah ada kabar menarik yang perlu kita ikuti bersama.

Kita mungkin tahu dengan istilah petrodollar, AS suka mentransfer krisisnya sendiri ke banyak negara-negara dengan mencetak mata uang dollar yang disebut easy money.

Kebijakan yang dikeluarkan bank sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara membeli surat-surat berharga, menurunkan suku bunga bank, menurunkan cadangan kas bank, dan menaikan harga minyak. 

Ambil contoh yang terjadi pada 6 Maret 2021 lalu, harga minyak mentah Brent sudah mencapai di atas US$ 60 per barel.

Minyak mentah melonjak beberapa pekan lalu, AS membeberkan informasi yang mengatakan bahwa Putra Mahkota Saudi Salman menyetujui atas pembunuhan jurnalis Khashoggi. Menurut rencana AS, akan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang berpartisipasi dalam aksi tersebut. Sehari kemudian Gedung Putih mengumumkan Pangeran Salman tidak akan dijatuhi sanksi.

Setelah melalui perundingan, kemudian Arab Saudi secara sepihak mengumumkan akan mengurangi produksi minyaknya sebesar 1 juta barel per hari, yang secara langsung mendongkrak harga minyak mentah internasional melebihi US$ 60 per barel hanya dalam beberapa hari saja. (banyak orang yang menduga-duga adanya kaitan kasus Khashoggi dengan pembebasan sanksi terhadap Salman).

Sumber: edition.cnn.com
Sumber: edition.cnn.com
Harga minyak mentah internasional menembus US$ 60 per barel dan selama ini harga minyak internasional dipatok ke dolar AS, biasanya ketika nilai dolar AS naik, harga minyak mentah umumnya turun. 

Tapi kali ini aneh. Harga minyak mentah dan dolar AS sama-sama naik. Jelas ini adalah kesepakatan antara AS dan Arab Saudi.

Arab Saudi bekerja sama dengan AS untuk mendongkrak harga minyak dan dolar AS. Ini tampaknya trik Biden, setelah dia menjabat, guna mendorong pemulihan ekonomi AS.

Biden mengusulkan program bantuan sebesar US$ 1,9 Triliun (stimulus) yang niscaya akan menyebabkan sejumlah besar dolar AS dikeluarkan secara berlebihan, untuk menyerap pengeluaran dolar yang berlebihan ini perlu menaikkan harga minyak internasional.

Sehingga pada saat yang sama, ini dapat meringankan krisis kewajiban AS dan juga sangat bermanfaat bagi pasar saham AS. Jika harga minyak mentah terus naik, pasti akan meningkatkan biaya banyak industri yang bergantung pada bahan bakar, dan juga akan sangat membantu promosi energi bersih. AS adalah pengekspor energi utama, dan harga minyak meningkat yang kondusif untuk pengembangan industri energi AS.

Negara-negara yang sangat bergantung pada minyak impor, seperti Tiongkok, India, dan Jepang, akan sangat menderita akibat kenaikan harga minyak mentah ini.

Tiongkok merupakan importir minyak utama, pada tahun 2020 mengimpor 542,4 juta ton minyak. Ini mencapai rekor tertinggi, dan ketergantungannya pada negara asing juga naik menjadi 73%.

Mengapa Tiongkok Tetap Tenang Saja

ng.china-embassy.org + news.cgtn.com + Britannica + imf.org
ng.china-embassy.org + news.cgtn.com + Britannica + imf.org
Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa Tiongkok tidak takut AS atas permainan  AS dengan minyak?

Keamanan energi minyak bumi perlu diperhatikan, dalam arti tertentu, keamanan pasokan minyak dari luar negeri Tiongkok menentukan keamanan energi minyak bumi Tiongkok.

Karena ada sebuah negara di benua Afrika yang menjual setengah dari minyaknya ke Tiongkok dan menjadi reservoir yang aman bagi minyak Tiongkok.

Republik Angola meliputi area seluas 1,24 juta kilometer persegi, dengan populasi 29,25 juta dan PDB sebesar lebih dari US $ 100 miliar. Secara umum, ukuran negara Angola tidak besar.

Angola secara umum adalah sebuah negara miskin. Menurut data yang disajikan oleh perwakilan UNDP di Angola pada upacara pembukaan "Pekan Sosial Angola" yang keenam, tingkat kemiskinan di Angola setinggi 52%, yang setara dengan satu dari setiap dua orang Angola masih miskin.

Menurut statistik EIA (Energy Information administration) terbaru, hanya 30% orang Angola yang tinggal di daerah yang memiliki listrik, dan 15 juta lainnya tinggal di daerah tanpa listrik.

Menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF), utang luar negeri resmi negara itu tahun lalu adalah US$ 158 miliar, yang diperkirakan akan melonjak menjadi US$ 85,4 miliar dalam beberapa tahun, termasuk hampir US$ 24 miliar pinjaman yang diberikan oleh Tiongkok.

Apakah Tiongkok bodoh untuk memberikan begitu banyak pinjaman ke negara yang begitu miskin? Angola adalah negara miskin secara ekonomi tetapi negara kaya dalam hal energi. "BP's 2018 World Energy Statistics Yearbook (Buku Tahunan Statistik Energi Dunia 2018 BP)" menunjukkan bahwa hingga akhir 2017, Angola telah mendeteksi cadangan minyak sebesar 9,5 miliar barel, merupakan 0,6% dari cadangan minyak dunia.

Data lain menunjukkan bahwa cadangan berlian Angola melebihi 1 miliar karat, ini bukanlah satu angka yang kecil.

Sekarang Angola telah menjadi produsen minyak terbesar di Afrika setelah Nigeria, dan juga salah satu cadangan minyak dan gas yang tumbuh paling cepat dan salah satu daerah eksplorasi minyak dan gas "terpanas" di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, produksi minyak tahunan Angola telah melebihi 80 juta ton, setengahnya telah dijual ke Tiongkok. Hal ini menjadikan Angola sebagai sumber impor minyak Tiongkok terbesar kelima.

Model Kerja-sama Tiongkok-Angola

Model Kerja sama Tiongkok-Angola, dimana satu Angola negara menjual setengah dari minyaknya ke negara lain. Baik dalam bisnis dan diplomasi dianggap sebagai "pengecualian".

Sepeti yang diketahui, kerja sama energi antara Tiongkok dan Angola dimulai pada awal 1990-an. Saat itu Tiongkok mulai mengimpor minyak dari Angola tetapi hanya 200.000 ton. Bagaimana caranya dari 200.000 ton menjadi 40 juta ton?

Di sini kita harus menyebutkan "model Angola", "model Angola" berarti minyak untuk pinjaman.

Model ini memiliki latar belakang sejarah tersendiri. Pada tahun 2002, Angola mengakhiri perang saudara selama 27 tahun. Negara tersebut penuh dengan masalah dan perlu dikembangkan.

Saat itu Angola tidak memiliki uang selain minyak. Menurut pemikiran normal, Angola dapat menjual minyak untuk menghasilkan uang, dan menggunakan uang yang diperoleh untuk membangun dan mengembangkan negaranya, tetapi ide ini akan membutuh waktu yang cukup panjang dan lama. 

Belum lagi kehancuran infrastruktur Angola di waktu itu meski mereka ingin menggali minyak, tetapi tidak dapat menggalinya karena tidak mempunyai dana, maka Angola ingin menggunakan minyak sebagai media untuk menarik investasi asing dan bantuan asing.

Pada saat itu, Tiongkok sudah memiliki pengalaman pembangunan yang matang di Afrika, sehingga cocok dengan Angola dan menetapkan model kerja sama untuk minyak Angola dengan imbalan pinjaman dari Tiongkok.

Pada tahun 2003, pemerintah Tiongkok dan Angola menandatangani perjanjian kerangka kerja. Pada tahun kedua setelahnya, Bank Ekspor-Impor China memberi Angola pinjaman pertamanya sebesar US$ 2 miliar, semuanya untuk pembangunan infrastruktur domestiknya, dan pinjaman tersebut dibayar dengan minyak yang diproduksi di Angola.

Karena pinjaman ini semuanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, maka ini juga disebut "Model Sumber Daya untuk Infrastruktur" (resource-for-infrastructure model).

Model ini bukanlah cash and carry (bayar dan menerima barangnya) biasa, tetapi model dibayar duluan baru barang dikirim kemudian, cara demikian baru sesuai dengan kebutuhan permintaan dana Angola.

Pada Oktober 2018, Presiden Angola H.E. Joao Manuel Goncalves Lourenco mengunjungi Tiongkok, dan Tiongkok serta Angola menandatangani perjanjian kredit dari "China Development Bank" yang akan memberikan pinjaman kepada Angola sebesar US$ 2 miliar untuk mendukung pembangunan ekonomi negara, terutama pembangunan infrastruktur. 

Sebelumnya pada 2015, Angola telah meminjam lebih dari 20 miliar dolar AS dari Tiongkok untuk membayar kembali uang itu, secara alami atau dengan sendirinya Angola akan mengekspor minyak ke Tiongkok dalam skala besar.

Selain model kerja sama yang matang, hubungan politik yang baik juga menjadi jaminan kerja sama perminyakan kedua negara. Tiongkok dan Angola terpisah ribuan mil tetapi memiliki persamaan sejarah yang serupa. Kedua negara memiliki pengalaman sejarah diagresi kolonial.

Khususnya, Makau Tiongkok dan Angola telah berada di bawah penjajahan Portugis sejak lama, memungkinkan kedua negara memiliki bahasa yang sama dan saling mendukung dalam banyak urusan internasional.

Oleh karena itu, perdagangan minyak kedua negara telah melampaui ruang lingkup perdagangan internasional secara umum. Kerja sama minyak yang saling menguntungkan (win-win) antara Tiongkok dan Angola merupakan model yang saling menguntungkan dan sama-sama menang. 

Keberhasilan dan kegagalan juga sama-sama untuk minyak. Tak bisa dipungkiri, perekonomian Angola saat ini terlalu bergantung pada minyak.

Menurut laporan IMF, sektor minyak menyumbang 95% dari total ekspor Angola, 45% dari PDB dan 80% dari total pajak. Ekspor minyak terlalu penting bagi Angola. 

Karena alasan inilah Tiongkok yang menjadi mitra pasar terbesar dan paling stabil di dunia sangat penting. Dalam jangka panjang, kerja sama dengan Tiongkok dapat membantu Angola menyingkirkan "kutukan" yang di akibatkan oleh minyak (seperti pengalaman di Timteng).

Di satu sisi, Angola berharap dapat membangun sistem industri minyak dan gas modern yang lengkap serta meningkatkan kelangsungan hidupnya. Selama ini perusahaan minyak Barat yang beroperasi di sana bersikukuh pada kebijakan hanya mengekstraksi minyak dan tidak menyuling minyak di Angola, dan tidak bersedia membantu Angola membangun kilang minyak dalam rangka agar industri minyak Angola selalu bergantung kepada Barat.

Berbeda dengan Tiongkok, industri minyak Tiongkok cukup banyak memiliki dana, banyak memiliki tenaga profesional dan peralatan teknis canggih, mereka bersedia bekerjasama dengan Angola dengan membantu Angola agar bisa mandiri dan meraih kemerdekaan dalam industri minyaknya.

Di sisi lain, Angola berharap untuk mengubah struktur ekonomi tunggalnya dan mengembangkan ekonomi yang terdiversifikasi seperti industri manufaktur dan jasa modern.

Dalam hal ini, perusahaan Tiongkok juga memiliki modal, teknologi, dan pengalaman, dan memiliki pasar yang lebih besar.

Manuel Jose Nunes Junior, Menteri Negara Pembangunan Ekonomi dan Sosial Angola, pernah menyatakan bahwa selain minyak, Angola juga ingin mengekspor semua produknya, bijih besi, berlian, dll ke Tiongkok. Kerja-sama bisa menjamin sebagian keamanan kebutuhan minyak bagi Tiongkok.

Jika situasi impor minyak luar negeri Tiongkok suatu ketika tidak dapat diubah atau bertambah dalam batas waktu tersebut, maka stabilisasi impor adalah prioritas utama untuk memastikan keamanan penyediaan minyak yang dibutuhkan.

Bagi Tiongkok mengimpor minyak dari Angola telah memperluas sumber pasokan minyak dan risiko yang beragam. Lebih penting lagi, perdagangan minyak berdasarkan "Model Angola" telah melampaui hubungan jual beli belaka, dan kerja sama menjadi lebih dekat dan lebih dapat diandalkan.

Angola menempati urutan kedua dalam jumlah pekerja Tiongkok di negara-negara Afrika, jadi Angola merupakan salah satu sumber keamanan minyak yang penting bagi Tiongkok. Semakin banyak mitra seperti Angola, semakin baik, dan bantuan Tiongkok kepada Angola bukan hanya ini saja.

Ketika harga minyak jatuh pada tahun 2020 telah melanda Angola dengan parah. Harga minyak Brent turun ke level terendah sejak Perang Teluk pada tahun 1991, dan harga minyak berjangka AS juga turun ke nilai negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Peristiwa itu telah sangat mengurangi pendapatan minyak Angola dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuannya untuk membayar kembali harga pembelian, karena harga pembelian diyakini terkait dengan harga minyak pada saat negosiasi. 

Negara tersebut harus mengirimkan lebih banyak produksinya kepada pemberi pinjaman ketika harga minyak mentah turun. Sedang produksi minyak mentah negara Angola harus tunduk pada pada perjanjian pengurangan produksi OPEC, banyak analis khawatir bahwa negara itu bangkrut, sementara Angolan Finance mengatakan bahwa negara itu telah meminta bantuan Tiongkok untuk masalah utangnya.

Cadangan mata uang asing Angola turun di bawah US$ 10 miliar pada 2020, dari puncaknya US$ 34 miliar pada April 2013. Kelanjutan tren tersebut kemungkinan akan mendorong posisi Tiongkok untuk penangguhan utang ke penerimaan kebutuhan restrukturisasi.

Sumber: chinaafricaproject.com
Sumber: chinaafricaproject.com
Tanggal 14 Januari 2021 Menteri Keuangan Angola Vera Daves mengumumkan bahwa Angola telah memperoleh persetujuan kreditor Tiongkok untuk mengurangi atau membebaskan pembayaran utang untuk jangka waktu tiga tahun. Dapatkah dibayangkan jika situasi ini terjadi dengan AS dan kawan-kawannya?

Pemerintah Angola atau Tiongkok sepakat untuk hutang Angola sekarang yang sudah dekat jatuh tempo. IMF mengumumkan bahwa Tiongkok akan memberi Angola paket pembiayaan US$ 1 miliar atas negosiasi Tiongkok-Angola yang berjalan lancar. 

Sebelumnya, IMF sempat menyatakan tidak akan memberikan pembiayaan tambahan kepada Angola sampai pemerintah mencapai rencana restrukturisasi utang dengan kreditor Tiongkok. Perhatian di Kantor Pusat IMF di Washington, D.C. adalah bahwa setiap dana baru hanya akan digunakan untuk membayar kembali Tiongkok.

Menteri Keuangan Vera Daves juga memberikan beberapa kejelasan pada konferensi pers pada Januari  tentang jumlah pasti hutang Luanda yang masih berutang di Beijing. Secara total, katanya, pinjaman $ 20,1 miliar tetap terhutang:

US$ 10 miliar digunakan untuk mengkapitalisasi perusahaan minyak milik negara Sonangol. US$ 10,1 miliar dipinjam untuk membangun berbagai proyek infrastruktur.

Dari $ 20,1 miliar, sekitar 75% berhutang ke China Development Bank dan sisanya ke China Exim Bank, menurut Reuters.

Menteri Daves menambahkan bahwa berbagai inisiatif restrukturisasi utang dengan lembaga-lembaga Tiongkok, IMF, dan kreditor lainnya ini akan menghasilkan penghematan hampir $ 6 miliar hingga 2023.

Angola sejauh ini merupakan penerima pinjaman Tiongkok terbesar di Afrika, jadi dengan kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan restrukturisasi, hal itu akan sangat membantu menstabilkan portofolio utang Beijing di benua itu.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun