Bagi Tiongkok mengimpor minyak dari Angola telah memperluas sumber pasokan minyak dan risiko yang beragam. Lebih penting lagi, perdagangan minyak berdasarkan "Model Angola" telah melampaui hubungan jual beli belaka, dan kerja sama menjadi lebih dekat dan lebih dapat diandalkan.
Angola menempati urutan kedua dalam jumlah pekerja Tiongkok di negara-negara Afrika, jadi Angola merupakan salah satu sumber keamanan minyak yang penting bagi Tiongkok. Semakin banyak mitra seperti Angola, semakin baik, dan bantuan Tiongkok kepada Angola bukan hanya ini saja.
Ketika harga minyak jatuh pada tahun 2020 telah melanda Angola dengan parah. Harga minyak Brent turun ke level terendah sejak Perang Teluk pada tahun 1991, dan harga minyak berjangka AS juga turun ke nilai negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Peristiwa itu telah sangat mengurangi pendapatan minyak Angola dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuannya untuk membayar kembali harga pembelian, karena harga pembelian diyakini terkait dengan harga minyak pada saat negosiasi.Â
Negara tersebut harus mengirimkan lebih banyak produksinya kepada pemberi pinjaman ketika harga minyak mentah turun. Sedang produksi minyak mentah negara Angola harus tunduk pada pada perjanjian pengurangan produksi OPEC, banyak analis khawatir bahwa negara itu bangkrut, sementara Angolan Finance mengatakan bahwa negara itu telah meminta bantuan Tiongkok untuk masalah utangnya.
Cadangan mata uang asing Angola turun di bawah US$ 10 miliar pada 2020, dari puncaknya US$ 34 miliar pada April 2013. Kelanjutan tren tersebut kemungkinan akan mendorong posisi Tiongkok untuk penangguhan utang ke penerimaan kebutuhan restrukturisasi.
Pemerintah Angola atau Tiongkok sepakat untuk hutang Angola sekarang yang sudah dekat jatuh tempo. IMF mengumumkan bahwa Tiongkok akan memberi Angola paket pembiayaan US$ 1 miliar atas negosiasi Tiongkok-Angola yang berjalan lancar.Â
Sebelumnya, IMF sempat menyatakan tidak akan memberikan pembiayaan tambahan kepada Angola sampai pemerintah mencapai rencana restrukturisasi utang dengan kreditor Tiongkok. Perhatian di Kantor Pusat IMF di Washington, D.C. adalah bahwa setiap dana baru hanya akan digunakan untuk membayar kembali Tiongkok.
Menteri Keuangan Vera Daves juga memberikan beberapa kejelasan pada konferensi pers pada Januari  tentang jumlah pasti hutang Luanda yang masih berutang di Beijing. Secara total, katanya, pinjaman $ 20,1 miliar tetap terhutang:
US$ 10 miliar digunakan untuk mengkapitalisasi perusahaan minyak milik negara Sonangol. US$ 10,1 miliar dipinjam untuk membangun berbagai proyek infrastruktur.