Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gejolak Myanmar Tampaknya Lebih Menyulitkan Tiongkok daripada Sengketa Perbatasan Tiongkok-India

13 Maret 2021   20:23 Diperbarui: 13 Maret 2021   20:36 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 9 September 2019, media Hong Kong ada laporan yang komprehensif, selama demonstrasi kekerasan di Tsim Sha Tsui pada 11 Agustus, seorang wanita terluka di mata kanannya. Massa segera membuat keributan, menyatakan di Internet bahwa wanita itu terluka disebabkan oleh tembakan serbuk dari polisi yang menembus masker pelindung mata. 

Wanita yang terluka tidak kooperatif dan terus menghalangi dengan segala cara, mencegah polisi mendapatkan laporan medis dari Otoritas Rumah Sakit, dan gagal mengklarifikasi apakah ledakan itu disebabkan oleh peluru serbuk polisi atau bola peluru massa. Fakta kebenaran tidak bisa diungkapkan.

Namun, pada saat itu, media memotret bahwa penutup mata perempuan yang terluka itu tidak terkena tembakan serbuk polisi, dan beberapa orang menduga luka tersebut disebabkan oleh tidak sengaja terpukul bola baja yang ditembakkan oleh gerombolan demontran di dekatnya. Namun, salah satu dari mereka bukti paling kuat, masker pelindung mata dihilangkan. Perempuan yang terluka secara konsisten menolak untuk bekerja sama, sehingga tidak mungkin bagi polisi untuk memverifikasi penyebab cedera.

Menurut sumber, polisi meminta kepada Otoritas Rumah Sakit dokumen laporan medis dari wanita yang terluka tersebut untuk mengklarifikasi kebenaran dari kejadian tersebut, tetapi ditolak oleh Otoritas Rumah Sakit tanpa persetujuan dari wanita yang terluka tersebut. 

Setelah itu, polisi meminta ke pengadilan untuk surat perintah penggeledahan untuk mendapatkan laporan medis, pihak  rumag sakit menolak memberikan laporan medis kepada polisi karena hanya lokasi mnyatakan TKP dalam konflik dan tidak ada data pribadi perempuan yang terluka.

Tetapi faktanya, itu disebabkan oleh ledakan demontran di Hong Kong, dan dia juga menuntut beberapa juta uang tutup mulut.

Naskah Hong Kong Berpindah Ke Gadis Remaja Myanmar Ma Kyal Sin

Sumber: www.biographydata.org
Sumber: www.biographydata.org
Naskah dan skenarionya tidak berubah motifnya sama kecuali lokasinya telah berpindah dari Hong Kong ke Myanmar. Segala sesuatu yang terjadi di Myanmar begitu dapat mudah dikenali, tetapi itu hanya pengulangan peristiwa demo-demo kekerasan seperti yang terjadi di Hong Kong pada tahun 2019. Semuanya made in AS, baik itu helm, payung, tembok bata atau perlengkapan yang digunakan untuk berurusan dengan polisi, formasi, bahkan gesturnya pun sama persis. Mari kita bahas detailnya. Gadis keturunan Tionghoa asal Myanmar, Ma Kyal Sin, nama Tionghoanya Deng Jiaxi.

Pada 3 Maret hari Rabu pagi hari, bergabung mengikuti teman-temannya yang lain ke kegiatan protes anti-kudeta di daerah pusat Mandalay, dan menghadapi militer dan polisi selama beberapa jam, dengan mengenakan kaos bertuliskan "Semuanya akan baik-baik saja" .

Dia adalah "bintang" paling mempesona yang turun ke jalan hari itu, dan ada lensa yang secara khusus menangkap setiap gerakannya pada jarak dekat dan ideal. Deng Jiaxi melepas topengnya dan tampak sangat menonjol dibandingkan dengan pengunjuk rasa yang mengenakan topeng di sekitarnya. Dia tampaknya menikmati "diperlakukan sebagai bintang" saat itu.

Dari segi penampilan, gadis berusia 19 tahun dengan vitalitas paras sangat muda dan keturunan Tionghoa ini pasti jauh lebih menarik secara online daripada pendukung "NDL" lokal. Berlari, berdiri diam, berbaring, menonton, semua kamera merekamnya. Terlihat sekali ini bukanlah suatu kebetulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun