Selama beberapa dekade AS telah membawa bom dan kekacauan di banyak tempat dunia, sedang Tiongkok membawa rel kereta api, jembatan, dan kemakmuran nyata. Mamang sebelum ini sistem demokrasi di AS terlihat baik, tetapi kini telah rusak selama bertahun-tahun, sehingga demokrasi dan kebebasannya telah kehilangan pasar. Baca:
Benarkah Demokrasi AS Menuju Keruntuhan dan Kematian?
Perlukah Demokrasi dan Jajak Pendapat Model Barat Direformasi?
Di Irak, Suriah, Afghanistan, Mesir, Tiongkok tidak akan menjadi musuh meskipun mereka bukan teman. Dan AS akan takut pergi ke sana tanpa senjata. Orang-orang di Asia dan Afrika sangat ingin menjalani kehidupan yang sejahtera, dan Tiongkok telah memberi mereka contoh kebangkitan yang pesat tanpa perang dan menjajah negara lain. Baca:
Mengapa Kebangkitan dan Kemajuan Tiongkok Bisa Dalam PerdamaianÂ
Jelas orang-orang di Asia, Afrika, Eropa, dan Oseania menginginkan hari esok baru dari sebuah tanah kuno untuk berhubungan dengan Tiongkok. Sebenarnya dunia ini memiliki kekuatan yang cukup untuk bisa berhasil tanpa AS dengan rudal, kapal induk, jet tempur  dan bomnya.
Banyak pengamat yang melihat Tiongkok sebenarnya tidak mempunyai niat menjadi musuh AS, dan siap hidup berdampingan secara damai, hanya mereka mempunyai moto "Anda jangan memprovokasi saya, saya juga tidak memprovokasi Anda" .
Tiongkok berharap AS akan menyadari bahwa Tiongkok telah menempuh jalannya sendiri. Mereka tidak akan mengancam keselamatan AS, dan berharap AS tidak perlu repot dengan urusan negara lain. Berharap berdamai satu sama lain.