Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Standar Ganda" AS dan Barat Penyebab Permusuhan dengan Negara Dunia Ketiga Terutama Tiongkok

1 Februari 2021   15:09 Diperbarui: 1 Februari 2021   15:24 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian semua ini diperkuat oleh ideologi "anti-Komunis" yang kuat yang dibentuk di AS selama Perang Dingin. Dulu, Uni Soviet adalah lawan yang coba dihancurkan oleh AS. Setelah pecahnya Uni Soviet, terutama dengan kebangkitan Tiongkok, AS menargetkan Tiongkok. Mereka percaya bahwa Tiongkok adalah salah satu dari sedikit yang dapat menantang melawan AS.

Oleh karena itu, AS telah secara terbuka memfitnah dan menuduh sistem politik Tiongkok, secara terbuka mendukung separatis internal Tiongkok dan kekuatan musuh Tiongkok, dan bahkan bekerja sama dengan sekutunya untuk melancarkan "Perang Dingin Baru" melawan Tiongkok.

Tetapi tampaknya sekarang AS sendiri merasa semakin tidak berdaya melawan negara yang sangat besar dan berkembang pesat seperti Tiongkok.

Bagaimana Bentuk Perlawanan Tiongkok Terhadap "Standar Ganda"?

Mereka beruasha mengungkapkan dan menolak sandar ganda tersebut, sehingga semua orang mengetahuinya. Sekarang juru bicara Kemenlu Tiongkok secara langsung mengkritik standar ganda Barat hampir setiap hari.

Menggunakan bahasa sederhana untuk menantang standar ganda Barat dengan kalimat-kalimat: Mind your own business (urus uruasanmu sendiri; Black lives matter (nyawa seorang kulit hitam juga nyawa); American lifes matter (Nyawa orang Amerika juga nyawa); I can't breathe (Saya tidak bisa bernafas) untuk mengolok-olok peristiwan pembunuhan polisi AS terhadap orang kulit hitam George Floyd.

Mereka juga menyerang balik AS dengan menggunakan motode ejekan untuk mempertanyakan Barat. Misalnya, negara-negara Barat telah menganjurkan pandangan bahwa "HAM di atas kedaulatan" dalam beberapa tahun terakhir, yang berarti bahwa negara-negara Barat dapat langsung mencampuri urusan dalam negeri negara lain atas nama membela HAM, bahkan menggunakan cara militer.

Secara khusus yang menyarankan bahwa jika Barat dan AS benar-benar ingin melakukan ini, maka itu harus dimulai dengan dirinya sendiri.

Misalnya, Uni Eropa dan negara-negara Eropa dapat memimpin dalam mengutuk dan memberikan sanksi kepada AS, karena perang Irak yang dilancarkan AS merupakan pelanggaran besar-besaran HAM.

Jika ini adalah perang ilegal, maka negara-negara Barat juga dapat meminta PBB untuk mengeluarkan resolusi yang secara khusus mengutuk negara-negara Barat itu sendiri, karena negara-negara Barat belum melaksanakan upah yang setara bagi laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang sama. Ini tidak diragukan lagi merupakan pelanggaran internasional yang mengakui HAM.

Andaikata Barat tidak berani melakukan hal di atas ini, itu hanya dapat menunjukkan bahwa Barat saat ini sedang melaksanakan standar ganda, apa yang mereka nyatakan "HAM lebih tinggi dari kedaulatan", bukankah itu meunjukkan "kedaulatan negara-negara Barat lebih tinggi dari HAM." Jadi standar ganda ini sama sekali tidak dapat diterima secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun