Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melihat Ekonomi Tiongkok Tetap Bangkit Dalam Pandemi Global

16 Januari 2021   14:16 Diperbarui: 16 Januari 2021   14:43 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: claremontreviewofbooks.com

Dia mengatakan: Tapi saya masih tidak mengerti mengapa negara yang dianggap oleh para pakar Barat akan runtuh 20 tahun yang lalu telah menjadi negara yang mungkin melampaui AS saat ini."

Dia berkata dalam artikel tersebut: "Ahli strategi Amerika tampaknya terlalu mudah untuk berpikir bahwa kita seperti berurusan dengan Uni Soviet pada abad 20 tahun 1980-an. Model Tiongkok adalah sangat berbeda dengan Uni Soviet. Komunis Soviet berkata kepada ilmuwan paling berbakat mereka, 'ciptakan sesuatu yang baru, kami akan memberimu medali dan mungkin sosis lagi.'"

"Apa yang kita hadapi bukanlah birokrasi Soviet yang mabuk dan korup, tetapi elit yang dipilih dari lulusan perguruan tinggi paling cerdas di negara terbesar di dunia. Amerika Serikat menghadapi hal-hal yang menakutkan, negara yang berusia 5.000 tahun, pragmatis, ingin tahu, bertekad, mudah beradaptasi, dan ambisius." Kata David Paul Goldman.

Kenyataannya, deskripsi Goldman tentang moralitas Tiongkok agak mirip dengan "negara beradab" yang sering di bicarakan pakar pemerhati Tiongkok adalah peradaban kuno yang tidak terputus selama ribuan tahun.  Pada saat yang sama, ini adalah negara modern yang sangat besar, dan negara ini mendefinisikan ulang modernitas dalam arti tertentu.

Kemudian penulis menyesalkan bahwa Tiongkok dapat berbagi/sharing tentang  genetic sequence (urutan genetik) virus SARS-CoV2 dalam waktu satu bulan. Dan dua rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur dapat dibangun dalam sepuluh hari.

Dia mengatakan Tiongkok seperti roket dua tahap. Tahap pertama roket digerakkan oleh ekspor. Pembangunan ekonomi yang didorong oleh tenaga kerja murah telah mengubah Tiongkok dari negara agraris miskin menjadi negara perkotaan yang makmur, raksasa urbanisasi.

Jadi sekarang ini adalah roket tahap kedua, yang ditandai dengan revolusi industri keempat, kecerdasan buatan, robotika, manajemen jaringan rantai material, dan data besar untuk mempromosikan revolusi industri baru.

Kemudian Goldman percaya bahwa tanggapan AS terhadap ambisi global Tiongkok telah gagal. Dia berkata, "Kegagalan ini disebabkan oleh dua alasan. Pertama, kita (AS) telah lama meremehkan kemampuan dan tekad Tiongkok. Itu adalah karena kita belum menyelesaikan masalah kita sendiri."

Goldman mengatakan ini, bahwa kita selalu menggunakan konsep "kekaisaran(empire)" untuk membangkitkan ingatan penaklukan militer dan pendudukan kolonial setiap tahun.

Tetapi Tiongkok adalah entitas yang sama sekali berbeda, dan tujuan Tiongkok adalah semacam kontrol dan asimilasi tidak langsung. Alih-alih pemerintahan kekaisaran, merekan (Tiongkok) mengatakan bahwa ini untuk menghindari komitmen militer kekaisaran dan intervensi berlebihan di luar negeri, mencoba menetralkan pengaruhnya melalui dominasinya dalam perdagangan dan teknologi.

Kemudian Goldman mengakui bahwa "AS tidak mempunyai cara sederhana untuk merespon Tiongkok, tidak ada solusi cepat, atau jalan pintas apapun. Dunia belum pernah melihat terobosan global seperti Tiongkok, yang akan mengubah kehidupan setiap penghuni planet ini, termasuk kehidupan AS."  Dia mengutip seorang psikolog AS terkenal bernama Elizabeth Kubler Ross yang membahas tentang "grief (kesedihan)" bagi orang-orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun