Kemudian dia menganalisa empat alasan: Pertama, dia mengatakan bahwa median umur orang Tiongkok dan Amerika sekarang sama, sekitar 37 tahun, tapi anak muda di AS hanya mengetahui perang, krisis ekonomi dan kemandekan pendapatan sejak mereka lahir.
Sedang orang-orang muda di Tiongkok telah mengalami periode stabil dalam peningkatan kekayaan, kemiskinan hampir diatasi, dan kehidupan mereka lebih baik daripada orang tua mereka.
Kedua, keberhasilan Tiongkok terletak pada kemampuan manajemen dan kontrol ekonomi makro pemerintah, negara terpadat di dunia ini telah membangun jaringan kereta api dan jalan raya modern yang sangat besar serta infrastruktur digital yang sangat efisien dalam 25 tahun.
Ketiga adalah sejarah modern Tiongkok memungkinkan mereka untuk memahami sejarah "penghinaan ratusan tahun" yang mereka alami, akibat imperialisme dan invasi asing, dan juga memahami bahwa "demokrasi Barat" telah menyebabkan kekacauan besar di Tiongkok modern.
Yang  ke--empat, adanya pengaruh Konfusianisme tradisional, Semua setuju bahwa harus ada keseimbangan antara kebebasan individu dan kesejahteraan kolektif. Banyak pakar Barat telah menerbitkan artikel dengan kedalaman refleksi tertentu.
Misalnya, Sarjana politik Perancis Bruno Giger menerbitkan sebuah artikel di situs saluran Perancis dari stasiun televisi "Russia Today" pada tanggal 19 Maret 2020, yang menyatakan bahwa dengan merebaknya wabah SAR-CoV2 akan menyaksikan runtuhnya sistem Barat. "Mereka harus mengakui bahwa sistem Barat tidak efektif, dan sistem sosialisme bercirikan Tiongkok sekali lagi menunjukkan keunggulannya untuk mengatasi dampak penyakit semacam itu terhadap umat manusia, ancaman semacam ini masih membutuhkan kehadiran 'negara'.
Tapi di manakah kehadiran 'negara' di Barat? Apakah kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama mereka? Bisakah Barat dengan cepat membangun beberapa rumah sakit? Di negara dengan hutang luar negeri yang besar dan keuangan publik yang negatif, sektor publik diprivatisasi dan dihancurkan. Negara itu hanya melayani kelompok kepentingan kapitalis keuangan."
Dia menekankan bahwa "Bisakah Barat melakukan sepersepuluh dari apa yang telah dilakukan Tiongkok?" Dia mengejek editorial yang diterbitkan oleh Le Monde di Prancis. Pada saat itu, epidemi baru saja menyebar. Editorial Le Monde mengatakan bahwa itu berarti menunujukkan "akan runtuhnya sistem" mereka menunjuk sistem di Tiongkok akan kolaps atau runtuh.
Tapi Bruno Giger berkata bahwa sistem yang telah runtuh sekarang tampaknya justru sistem Barat sendiri.