Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

RCEP-Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional Menghantar ke "Abad Asia"

12 Desember 2020   17:16 Diperbarui: 14 Desember 2020   06:37 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://rcepsec.org (asean.org)

RCEP merupakan Zona perdagangan bebas terbesar di dunia yang lahir dari sini. Menurut prengamat ini bukan hanya perubahan yang sangat signifikan dalam hubungan ekonomi dan perdagangan, tetapi juga perubahan yang sangat besar dalam pola dunia.

Sekarang gambaran "Abad Asia" ini semakin jelas dan para pendukung utama "Abad Asia" adalah sepuluh negara ASEAN dan tiga negara Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan, yaitu mekanisme 10 + 3. Menurut banyak pengamat.

Jadi mekanisme 10 + 3 juga menjadi pendorong terbesar untuk mempromosikan RCEP, yaitu "kemitraan ekonomi komprehensif regional".

Jika investasi di RCEP bisa disetujui tahun ini sesuai rencana semula, maka akan menjadi zona perdagangan bebas terbesar di dunia dan akan menjadi kartu bisnis "Abad Asia".

Semua orang tahu bahwa proses RCEP tidak berjalan mulus. Pada November tahun lalu, India menyatakan tidak akan lagi berpartisipasi dalam negosiasi RCEP. Jepang menyatakan bahwa jika India tidak berpartisipasi, Jepang juga tidak akan berpartisipasi. Sekarang situasinya sudah berubah.

Belum lama ini, pada tanggal 15 November, sepuluh negara ASEAN, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, bersama dengan Australia dan Selandia Baru, bersama-sama menandatangani perjanjian RCEP. Setelah badan legislatif negara anggota secara resmi menyetujui perjanjian RCEP, yang terbesar di dunia tanpa Amerika Serikat dan Eropa.

Pandemi Covid-19 seperti pandemi lain dalam sejarah manusia, dapat mengubah jalannya sejarah. Dari perspektif situasi umum, meski masih akan ada celah, halangan-halangan, dan bahkan gelombang badai, dunia sudah cendrung miring ke arah timur dan menuju Tiongkok dengan kecepatan yang lebih cepat. Demikian pandangan beberapa pengamat dan analis melihat kenyataan situasi terkini.

Pandemi kali ini merupakan "Perang Dunia" telah menjadi katalisator yang membuat kecendrungan negara-negara Asia Timur menjadi lebih percaya diri.

Selama terjadinya pandemi kali, harus dikatakan bahwa negara-negara Asia Timur umumnya berkinerja lebih baik dalam menanggapi pandemi daripada negara-negara Eropa dan Amerika. Bahkan dengan model sosialisnya yang unik, Tiongkok berhasil memimpin dunia melawan Pandemi Covid-19, dan ekonomi nasional tetap tumbuh dan bangkit. Seluruh kawasan Asia Pasifik masih menjadi perkembangan ekonomi dunia.

Sepuluh negara ASEAN juga telah menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok dalam proses ini. Selama perang melawan pandemi, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, dan ASEAN telah berusaha sekuat tenaga untuk saling membantu dan mengatasi kesulitan bersama.

Pakar Barat telah memperhatikan bahwa dalam perjanjian RCEP, tidak ada konten seperti subsidi pemerintah untuk perusahaan milik negara atau serikat pekerja independen dalam perjanjian Barat yang serupa, dan mereka percaya bahwa ini adalah pemahaman diam-diam tentang model Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun