Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perang Laut Vietsel-Tiongkok di LTS 1974 untuk Memperebutkan Kembali Kepulauan Xisha dari Vietsel

3 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 3 Desember 2020   15:02 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menerima perintah dari Marsekal Ye Jianying, armada tersebut mengerahkan total 6 kapal ke perairan Kepulauan Xisha (Paracel). Yang terdiri kapal pemburu kapal selam dengan nomor lambung No. 271, 274 dari brigade Pangkalan Yulin ke-73. Misinya adalah melindungi kapal nelayan dan mengawal mereka. Pada saat yang sama, kedua kapal tersebut juga diperintahkan untuk membawa milisi dan material serta mendarat di Pulau Jinqing untuk pertahanan.

Kapal penyapu ranjau No. 389 dan 396 dari Batalyon 10 Pangkalan Guangzhou untuk mengangkut perbekalan. Selain itu, kapal pemburu kapal selam No. 281 dan No 282 dari Batalyon 74 Pangkalan Guangzhou diberangkatkan. Tugas pertama adalah pergi ke Pulau Yongxing dan menunggu instruksi lebih lanjut.

Sumber: Federation of American Scientists
Sumber: Federation of American Scientists
Dari peta pangkalan Yulin terletak di ujung paling selatan Pulau Hainan dan merupakan pangkalan terdekat Tiongkok untuk  ke Xisha.

Ketika dua kapal 271 dan 274 tiba di perairan Xisha pada 17 Januari, kapal-kapal lain baru saja berlayar, dan yang ditunjuk untuk memimpin ke enam kapal ini adalah Wei Mingsen, wakil komandan Pangkalan Yulin pada saat itu. Jangan memandang Komandan Wei dan terlihat seperti orang yang sembrono, tetapi menurut anak buah lawasnya Komandan Wei adalah orang yang berhati-hati, dan dia sangat pandai memanfaatkan peluang tempur. Selain itu ketabahan dan keberaniannya terkenal.

Wei Mingsen saat itu hanya berangkat dengan dua kapal pemburu kapal selam ringan No. 271 dan No. 274, tetapi Ha Van Ngac telah memberangkatkan dua kapal perusak besar No. 4 (Tran Khanh Du HQ-4) dan No. 16 (Ly Thruong Kiet HQ-16) ke perairan Xisha,  mereka telah melakukan manuver disana.

Selain itu, Ha Van Ngac masih memegang beberapa kapal besar di tangannya, siap untuk memperkuatnya kapan saja. Wei Mingsen tahu betul di dalam hatinya bahwa sebelum kapal AL Tiongkok lain tiba, dia akan menderita kerugian jika bertemu dengan kapal perang Vietnam Selatan.

Saat Wei Mingsen sedang mempertimbangkan bagaimana memaksa kapal perang Vietnam Selatan mundur, hal yang tidak terduga terjadi. Kapal perang Vietnam Selatan datang, dan datangnya terlalu cepat.

Armada Vietsel telah berada disana berprovokasi, dalam hati Wei Mingsen tahu bahwa instruksi yang diberikan pemerintah pusat Tiongkok harus memberi hormat militer terlebih dahulu, perintah ini harus dilaksanakan.

Segera, dia memerintahkan petugas sinyal untuk memberi tanda bahwa ini adalah perairan Tiongkok, tetapi kapal No. 4 berpura-pura tidak melihatnya, dan dengan angkuh dan terus mendekati perairan Tiongkok.

Untuk menembak dulu haruslah dipertimbangkan mengingat perbanding artileri kedua sisi. Senjata utama armada Vietsel terdiri dari 76mm dan bisa ditembakkan secara otomatis. Jangkauan maksimumnya adalah enam hingga tujuh kilometer, sedangkan senjata di pihak Tiongkok masih  dioperasikan secara manual. Jangkauan maksimum kurang dari empat kilometer. Jika Kapal No. 271 dan 274 digabungkan bertarung dengan meriam kapal Vietsel, itu pasti sia-sia.

Maka Wei Mingsen tidak mau menjadi bulan-bulanan kapal Vietsel. Jadi perlu menyiasati dan bekerja keras untuk mengatasinya. Bagaimana Wei Mingsen menyiasatinya? Mari kita dengarkan kenangan Jenderal Wei Mingsen, yang sudah berusia 88 tahun, dalam sebuah wawancara dengan majalah "Kapal Modern".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun