Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Latihan Militer Rutin PLA di Sekitar Taiwan dan LTS untuk Mengekang "Kemerdekaan Taiwan"

21 Oktober 2020   15:37 Diperbarui: 21 Oktober 2020   15:42 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi radar baru Taiwan sebenarnya juga tidak berguna untuk menangani pesawat siluman, kembali Taiwan hanya bisa mengandalkan AS, dan dana untuk membeli radar-radar ini hanya menguntungkan pedagang senjata AS saja, dan akhirnya hanya membuang-buang uang darah dan keringat rakyat Taiwan belaka.

Singkatnya, sesungguhnya massa luas dari rekan dan saudara senegara dan opini publik di kedua sisi selat masih berharap untuk mengejar perdamaian, sehingga Tiongkok daratan telah menyatakan bahwa orang Tiongkok tidak akan menghantam seksama orang Tiongkok.

Tapi ada kalimat Tiongkok kuno atau di kalangan persilatan (kang-oh), setiap kali berhadapan dengan musuh harus tetap menghunus pedang, siap untuk bertempur. Demikian juga dengan mengapa PLA melakukan latihan terus-menerus secara rutin di kakwasan tersebut.

Situasi Terakhir Ini 

Pemimpin Otoritas Taiwan Tsai Ing-wen pada 10 Oktober 2020 lalu, menyerukan "dialog yang bermakna" dengan Tiongkok daratan selama itu bersedia untuk menyelesaikan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat.

Dia juga mengatakan kemampuan pertahanan yang solid adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan Taiwan dan menjaga perdamaian regional.

Tetapi beberapa pengamat mengatakan tidak mungkin Tiongkok daratan akan menerima tawarannya karena dia tidak mengacu pada prinsip satu-Tiongkok yang menurut Beijing harus menjadi dasar pembicaraan antara kedua belah pihak.

"Tsai berharap untuk menawarkan cabang zaitun ke Beijing dengan menawarkan dialog yang bermakna dengan pihak lain, tetapi persyaratan yang dia tetapkan - termasuk kesediaan Tiongkok daratan untuk menyelesaikan antagonisme, meningkatkan hubungan lintas selat, menjaga paritas dan martabat yang akan membuatnya tidak mungkin agar Beijing menerima tawarannya," kata Wang Kung-yi, ketua Masyarakat Studi Strategis Internasional Taiwan, sebuah wadah pemikir independen.

"Apa yang ingin didengar Beijing adalah kesediaannya untuk menerima prinsip satu-Tiongkok."

Tso Chen-dong, seorang profesor ilmu politik di National Taiwan University, mengatakan tindakan Tsai dan pemerintahnya tidak sesuai dengan seruan untuk dialog lintas selat, mengutip peringatan baru-baru ini bahwa orang Taiwan yang menghadiri Straits Forum baru-baru ini di Tiongkok daratan yang berisiko dipenjara.

Acara tersebut telah diadakan di Xiamen di provinsi Fujian sejak 2009, tetapi bulan lalu pemerintah Taiwan memperingatkan bahwa mereka yang menghadiri acara tersebut mungkin melanggar undang-undang keamanan pulau itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun