Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perlukah Demokrasi dan Jajak Pendapat Model Barat Direformasi?

7 September 2020   18:04 Diperbarui: 8 September 2020   09:18 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi menurut beberapa pakar, yang tidak pernah dia sebutkan adalah satu hal, apa itu? Sama seperti pemungutan suara dari sistem yang dipilih secara demokratis, ada kelemahan penting, yaitu "kemungkinannya untuk dapat dimanipulasi", Manipulasi dari sistem terpilih sama dengan kemungkin dimanipulasinya jajak pendapat.

Ini adalah rahasia utama dari sistem pemilihan demokratis Barat. Manipulasi pemilihan demokratis terletak pada kognisi antara pemilih, terpilih dan petahana, perantara yang tidak dapat dihindari. Perantara ini adalah media.

Saat ini, media massa menjadi sarana yang lebih penting bagi pemilih untuk mengenal caleg. Kalau rapat umum pemilu bisa dihadiri ribuan orang, puluhan ribu orang. Namun, pidato kampanye TV sering ditonton jutaan orang, sehingga media massa telah memainkan peran yang semakin penting dalam sistem pemilu model Barat saat ini.

Ketika pemilih harus mengetahui kandidat melalui media massa, maka media massa memiliki "kebebasan" untuk secara sengaja menampilkan dan menggambarkan tentang kandidat.

Misalnya, dalam pemilihan populer terakhir, media massa Prancis mengatakan bahwa kandidat Macron digambarkannya sebagai "bukan dari kiri atau kanan." Tidak ada yang bisa mempertanyakan kapan dia bisa menyatukan mayoritas pemilih Prancis. 

Rakyat Prancis banyak yang tidak mengenal politisi ini, sebelumnya dia hanya seorang menteri keuangan. Tidak ada yang tahu siapa Macron. Di Prancis, hingga saat ini bisa dikatakan siapa pun yang didukung media bisa terpilih.

Jadi, bagaimana media dengan sengaja menggambarkan kandidat tersebut dalam benaknya? Untuk ini, ada seorang wartawan peneliti yang memiliki pengalaman pribadi untuk diceritakan kepada semua orang.

Sumber : Capital.fr
Sumber : Capital.fr
Pada pilpres Prancis 2012, TV5 Monde, sebuah stasiun televisi internasional Prancis, mengundang sekelompok koresponden asing yang berbasis di Prancis untuk mewawancarai calon presiden Prancis. Mereka juga mengundang peneliti ini untuk mewawancarai seorang kandidat bernama Jacque Cheminade.

Di sini peneliti ini ingin menyampaikan beberapa patah kata untuk menjelaskan bahwa di Prancis sulit untuk menjadi seorang calon presiden yang formal, karena tanpa dukungan tanda tangan dari 500 pejabat terpilih atau anggota parlemen, bakal calon (balon) tidak dapat menjadi calon presiden resmi.

Jacque Cheminade telah digambarkan di media Prancis sebagai calon presiden yang "ekstrim kanan". Namun, ketika peneliti ini menghubungi Cheminade, dia menemukan bahwa sebenarnya dia itu adalah seorang sentris (tengah), bahkan bisa dikatakan politisi sayap kiri.

Peneliti ini melihatnya dia adalah calon yang bagus. Disini peneliti ini ingin mengoreksi kesan salah yang diberikan media Prancis kepadanya. Peneliti ini ingin memulihkan kebenaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun