Saat rencana ini pertama kali diusulkan, perdebatan internal di Huawei sangat sengit. Alasan bos melakukan rencana ini adalah seandainya suatu saat semua yang mereka bisa didapatkan dari AS, lalu dengan tiba-tiba tidak bisa didapatkannya lagi, maka Huawei harus bisa terus bertahan.
Sebagian orang Huawei mengira jika orang sudah semakin tua mungkin tidak begitu nyaman dengan globalisasi. Kita hidup di era globalisasi seperti itu. AS sebagai pemrakarsa dan pendukung globalisasi, AS telah memperoleh keuntungan yang begitu besar di dunia. Bagaimana bisa terjadi tidak mau menjual kepada kita secara tiba-tiba.
Tapi bos Huawei tetap bersikukuh dengan mengatakan pokoknya biarkan saja, mau terjadi atau tidak, lakukan saja.
Tapi mereka mengcampakkan rencana/plan B. Tapi dari mana dana plan B ini berasal? Tidak lain diambil dari deviden tahunan Huawei. Dengan mencampakkan plan B, maka dana untuk plan B tidak terpakai, tapi bos Huawei tetap menyimpan-menyimpan terus. Meskipun pelarangan atau sanksi dari AS tidak juga kunjung tiba.
Biro Industri dan Keamanan (BIS) AS hari itu mengumumkan rencana untuk melindungi keamanan nasional AS dengan membatasi kemampuan Huawei untuk menggunakan teknologi dan perangkat lunak A.S. untuk merancang dan memproduksi semikonduktornya di luar negeri.Â
Pengumuman ini menghentikan upaya Huawei untuk merusak kontrol ekspor AS. BIS mengubah aturan produk langsung yang telah lama diproduksi di luar negeri dan "Daftar Entitas" untuk secara sempit dan strategis menargetkan akuisisi semikonduktor Huawei yang merupakan produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi AS tertentu.
Sejak 2019 ketika BIS memasukkan Huawei Technologies dan 114 dari afiliasinya yang terkait di luar negeri ke Daftar Entitas, perusahaan yang ingin mengekspor barang AS diharuskan mendapatkan lisensi. Namun, Huawei masih terus menggunakan perangkat lunak dan teknologi AS untuk merancang semikonduktor, ini dianggap AS bisa merusak tujuan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri dari Daftar Entitas dengan menugaskan produksi mereka di luar negeri menggunakan peralatan AS.
Tetapi sekarang semua orang Huawei merasa bahwa pengambilan keputusan yang bijaksana dari bos Huawei adalah hasil dari pembayaran yang sangat mahal dari mereka. Jadi, Huawei memiliki foto yang sangat terkenal -- Sebuah pesawat tempur Il-2 pada P.D. II yang meskipun telah diserang babak belur, tapi masih terus terbang dan kembali ke pamgkalan dengan selamat.
Pada konferensi tersebut, ketua bergilir Huawei Guo Ping dua kali mengungkapkan ketidak percayaannya tentang langkah AS ini: "Huawei selalu menjadi kontributor aktif di bidang ICT. Mengapa pemerintah AS terus menyerang kami? Saya rasa tidak ada alasan sama sekali." (ICT adalah istilah umum yang mencakup perangkat komunikasi apa pun, yang mencakup radio, televisi, telepon seluler, perangkat keras komputer dan jaringan, sistem satelit, dan sebagainya, serta berbagai layanan dan peralatan dengannya seperti konferensi video dan pembelajaran jarak jauh ...).