Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melihat Kecerdikan CIA-AS Karya Sastra Dijadikan Senjata

17 Mei 2020   20:39 Diperbarui: 18 Mei 2020   18:32 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: washingtonpost.com

Namun kemudian, penulis buku ini menyesalinya, karena dia menyadarikan bahwa dia diadu domba oleh staf CIA. Karena penulis terus terang mencintai tanah airnya, penulis masih berharap negaranya kuat.

Hanya saja sebagai penulis sastra, dia memiliki pendapatnya tentang Revolusi Februari dan Revolusi Oktober di Rusia pada tahun 1917. Dia memiliki pendapat tentang rezim Soviet setelah Revolusi Oktober di Rusia.

Karena mempunyai pendapatnya sendiri dan dia idealis dan dia sebagai penulis liberal, dia mengeritik.

Dia kritis terhadap pemerintahan Soviet, dia memiliki pendapatnya tentang Revolusi Oktober di Rusia dan Revolusi Oktober yang dipimpin oleh Lenin. Dia bahkan tahu pada 17 Juli 1918, hari ketika keluarga Kaisar Nicholas II yang turun tahta dibunuh dan dibantai, termasuk istri kaisar, empat putrinya yang cantik, dan termasuk putranya yang menderita hemofilia (penyakit darah yang susah beku dan luka susah sembuh) dan teman putra itu, serta perawat yang merawatnya, dokternya, para pelayannya, semuanya terbunuh.

Pasternak sangat tidak puas dengan peristiwa ini dn menulisnya pada bukunya. Akhirnya ketika dia ditangkap perasaannya diungkapkan dengan gambar sebenarnya dari keluarga Nicholas II yang ditangkap, dihancurkan dan dibantai tentara merah.

Dengan penuh perasaan ini dia menulis buku "Doctor Zhivago". Pada perang Dingin AS-Soviet , CIA-AS menggunakan karya sastra ini sebagai senjata untuk untuk mendiskreditkan lawannya. Dan meanfaatkan penulis dan buku yang hebat ini hingga mendapatkan penghargaan Nobel bidang satra pada 1958.

Namun penulis tidak pergi untuk menerima penghargaan. Pada saat itu, dia merasa bersalah, dan kemudian perkembangan membuatnya menyesal. Jadi dia tidak hadir membuat film epik dua tahun kemudian pada tahun 1960, dan dia sudah wafat sebelum dirilis. Jadi, apakah penulis mendapatkan ketenaran dan kekayaan yang nyata? belum.

Tapi dampak dari buku ini sungguh sangat besar, karena setelah membaca buku itu, banyak anak muda sangat tidak puas dengan Uni Soviet dan rezim Soviet.

Buku ini menjadi senjata budaya terbaik dalam konfrontasi Perang Dingin AS-Soviet, buku Dr. Zhivago untuk menyerang.

Buku ini diperkenankan beredar di Soviet tahun 1998, tapi setelah setahun setelah itu Uni Soviet bubar dan hancur.

Setelah disintegrasi Uni Soviet, AS menjadi dominan dan satu-satunya adikuasa di dunia, telah menjadi hegemon dunia. AS jika ingin memukul siapa pun akan mereka lakukan,  ingin memukul Irak cukup dengan mengisi tabung dengan air sabun sebagai bukti di PBB dengan mangatakan sebagai bahan senjata kimia pembunuh massal, langsung menyerang dan menginvasi Irak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun